Filsafat Pergerakan
Upaya Mewujudkan Sosiologi Gerakan dalam Praksis Kemanusiaan
Pendahuluan.
Kebenaran merupakan suatu yang diperlukan oleh manusia dalam justifikasi terhadap apa yang dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Kebenaran yang dinginkan oleh mansuia merupakan sutau respon terhadap realitas sekitar dan itu diterima oleh masyarakat, sesuai dengan norma yang ada maka itu dapat dikatan sebagai suatu kebenaran. Kebenaran merupakan suatu yang penting dikarenakan manusia selalu mengejar dan memburu kebneran agar mendapatkan suatu makna dalam kehidupan. Manusia dalam memahami kebenaran terletak pada kerangka berfikir yang ia gunakan dalam menghadapi sesuatu. Kebenaran yang diakui oleh manusia akan ia pertahankan sampai kapanpun. Sifat dari kebanaran dalam manusia terkadang menjadi ideology dan susah menerima yang lain dikarenakan pengetauannya benar sedangkan yang lain salah. Pengungkapan kebenaran merupakan suatu persolan yang sudah alam dibahan dalam kajian filsafat dan merupakan suatu substansi daari filsafat dikarenakan dalam filsafat yang berbicara tentang hikmah atau kebijaksanaan merupakan penggalian terhadap suatu persolan sampai akar-akarnya. Pengalian samapai dengan radik dikarenakan kita dapat memahami tentang hakekat sesuatu dan lebih dalam dan melihat farina yang lain.
Dalam filsafat terdapat pengungkapan kebenaran dan bagaimana cara manusia mengatakan bahwa itu dapat dikatan sebagai suatu kebenaran. Secara sederhana pengungkapan kebenaran terbagi menjadi tiga macam. Pertama, kebenaran yang didasarkan pada idealisme, kedua, kebenaran yang didasarkan pada empirisme dan kebenaran yang didasarkan pada kritisme. Secara ontology kebenaran sesuai dengan aliran filsafatnya, jika dalam materialisme maka ontologinya materialisme dan pengungkapan kebenarannya dengan cara empirisme sedangkan untuk idealisme pengungkapan kebenarannya dengan cara rasionalisme. Pengungkapan kebenaran kebenaran dalam filsafat barat yang terjadi ini merupakan respon terhadap realitas dan bagaimana manusia menyikapinya. Kebenaran yang didasarkan pada empirisme dalam menilai kebenaran dengan cara dimaterialkan dan dapat di indera oleh manusia. Kebenaran ini didasarkan pada hal yang empiris dan sesuai dengan realitas. Sedangkan dalam tradisi idealisme memandang kebanaran berdasarkan rasionalisme dan sesuai dengan akal. Penggabungan pengungkapan kebenaran dengan cara kritisme dimana akal menata dan merangka kebenaran empiris yang terindra. Fungsi akal dalam kritisme menyusun, menguraikan dan mensistematiskan pengetuan yang empiris agar dapat diketahui sebagai suatu kebenaran yang utuh. Misalkan dalam memandang menja dalam tradisi empiris yang namanya meja, ya sesuai dengan apa yang dilihat itu yang hakiki. Sedangkan menurut idealisme meja sudah tertanan didalam rasio atau alam idea sedangkan yang terlihat adalah semu dikarenakan ada bermacam-macam meja dan memiliki nbentuk yang beragam. Lain lagi dalam pendekatan kritisme yang namanya secara empris tersusun dari kayu, berkaki empat, miliki, bentuk yang beragama dan tugas rasio mensistematiskan sehingga dapat memberikan pernyataan bahwa meja yang terlihat tetapi memiliki bentuk yang beragam dan berkaki empat.
Pengungkapan kebenaran yang beragam mengasilkan tafsiran kebenaran yang beragam pula. Pengungkapan kebenaran yang beragam mengasilkan tafsiran kebenaran yang beragam pula dengan pandangan yang beragam dikarena pengetahuan yang luas maka secara otomaticaly dapat meminimalisir subuah konflik dan menghindarkan truth claim, serta saling menyalahkan anatar berbagai kelompok. Penghargaan terhadap kebenaran dan cara pandangnya ini menjadikan suatu kelompok atau kaum bersikap inklusif dan peka terhadap kemajuan dan perkembangan zaman. Hal ini dapat dilihat dari sikap Muhammadiyah awal yang terbuka dan toleran sampai sekarang masih eksist dan bahkan berkembang dengan luas. Sikap awal Muhammadiyah inklusif serta pilihan gerakan yang menjadikannya organiasasi ini tidak leyap termakan zaman. Pilhan gerakan yang dilakukan oleh Muhammadiyah diakui oleh cendekiawan di Indonesia seperti Kunto dan Amin Abdullah merupakan pilihan yang cerdas dan jenius dari KH. Ahmad Dahlan pada waktu itu.
Ikatan dalam gerakannya terbagi menjadi dua macam yakni ikatan sebagai organisasi pergerakan dan ikatan sebagai organisasi kader. Ini merupakan suatu sejarah yang unik dimiliki oleh ikatan dan sudah merupakan keputusan dari awal kenapa ikatan didirikan. Dalam sejarahnya kelahiran ikatan dikarenakan benturan ideologis dan Muhammadiyah memerlukan tempat untuk mengembangkan dan mengelola kadernya untuk meneruskan dan menciptakan masyarakat yang telah diidealkan oleh Muhammadiyah. Maka gerakan yang dilakukan oleh ikatan harus memilih gerakan dengan berkesadaran dua macam gerakan yakni sebagai oraganisasi pergerakan dan sebagai organisasi kader yang berada dalam naungan Muhammadiyah. Tetapi sebelum ikatan menentukan gerakannya terlebih dahulu dapat dilihat kondisi realitas sekarang. Kondisi realitas sekarang yang diharapkan ikatan dapat mengetahui pertama ikatan dapat menentukan peta pergerakan mahasiswa dan kedua ikatan dapat mengetahui sosiologi gerakan dari berbagai macam organisasi pergerakan sehingga ikatan dapat melakukan pemetaan dan menganalisis kelemahan gerakan yang dilakukan oleh organisasi pergerakan tersebut. Sedangkan yang ketiga ikatan dapat memaparkan persoalan yang dihadapi oleh pergerakan dan bagaimana menentukan solusinya sesuai dengan paradigma Intelektual Profetik.
Realitas sekarang.[1]
Secara makro terbagi menjadi dua macam globalisasi dan realitas yang plural (multicultural). Globalisasi tidak dapat dinafikan dan harus dilalui serta dihadapi oleh berbagai Negara yang ada di belahan dunia. Globalisasi berdamapak pada semua lini kehidupan yang dihadapi oleh manusia. Kehidupan yang dilalui oleh globalisasi masuk kedalam berbagai system yang menjadi pola fakir dan langkah manusia dalam menentukan pilihan, sedangkan untuk system yang termasuki oleh system globalisasi meliputi ekonomi, social, politik, budaya, lingkungan serta agama. Bidang ekonomi dalam globalisasi merupakan ruh untuk menuju kesana. Ekonomi yang berkembang dengan menggunakan system perdagan bebas dan memalui untang yang dilakukan oleh Negara dalam rangka untuk partisipasi digunakan dalam membangun Negara. Hal ini dilakukan oleh pihak Negara maju lewat bantuan utang kepada Negara berkembang dengan membuat krisis moneter, lalu memberikan bantuan dengan bentuk utang. Yang dilakukan oleh kaum capital dunia dengan cara mendiringan lembaga keuangan Internasioan guna menjeratkan utang pada Negara yang berkembang. Lembaga keuangan internasional ini seperti IMF, Bank Dunia dan yang lain. Sedangkan yang terjadi di Negara Indonesia adalah besarnya APBN yang digunakan untuk pembangunan lebih kecil dari pada untuk membayar utang kepada lembaga keuangan internasional. Negara maju dalam memberikan bantuan asalkan mereka menanam modal sampai 60-70%, sehingga jumlah penghasilan yang didapatkan oleh pemerintah selalu menurun. Dari system ekonomi politik internasional bangsa Indonesia mengalami keterpurukan atau dalam naungan cengkraman hutang luar negeri. Oleh karena itu, kebijakan yang diambil oleh pemerintah merupakan kebijkan yang kurang populis dan memberikan keuntungan pada golongan tertentu tetatpi tidak untuk masyarakat.
Sitem perpolitikan bangsa Indonesia sangat dipengaruhi oleh globalisasi, yang paling menyakitkan berkembangnya perpolitikan di Indonesia merupakan demokrasi liberal. Kebijakan yang diambil oleh demokrasi liberal dengan menggunakan logika-logika ekonomi dalam perpolitikan bukan untuk berfihak kepada kemanusiaan. Sebagai gambaran yang dapat diambil merupakan kebijakan yag dilakukan oleh pemerintah kurang berfihak kepada rakyat kecil. Masyarakat dalam demokerasi liberal yang berkuasa adalah masyarakat yang berkapital atau perpolitikan dengan logika pasar, yang menjadi kerangka berfikirnya selalu apa yang didapatkan bukan untuk memberi tanpa menuntut balas atau jasa. Sedangkan, dalam system social dan kebudayaan lahirlah seuatu kebudayaan instan dan popular culture, yang diekspos serta dikuasai oleh media dalam membentuk opini kepada masyarakat. Yang paling menyedihkan berkembangnya kerangka pikir masyarakat yang pragmatis ini melanda dalam segenap orang yang berada dalam dunia ketiga. Kebudayaan instant yang melanda bangsa menjadikan ia memikirkan diri dan dalam orientasi kehidupan untuk cepat dalam tujuan tanpa upaya yang maksimal (segala cara dalam tujuan guna mendapatkan apa yang diingiklan). Fenomena kebudayaan instant dapat dilihat dari berbagai busuknya system yang ada di Negara. Sedangkan yang riil terlihat dengan jelas yang diakibatkan oleh globalisasi merupakan kemiskinan yang terstrutur. Kemiskinan ini dikarenakan system yang berkembang hanya memberikan keuntungan pada pihak tertentu dan mengabaikan kepada orang-orang lemah. Kebijakan yang diiambil pun menyebabkan orang miskin termarginalkan baik segi akses atapun dalam bentuk informasi. Hal ini, dapat dilihat kesenjangan yang terjadi di Negara mana yang kaya dan miskin dapat dilihat dengan jelas, bahkan dapat dilihat pula tahun berganti makin banyak jumlah kemiskinan bukannya berkurang.
Globaliasasi masuk kerelung tubuh yang terdalam agama dan lingkungan yang rusak diakibatkan oleh system global. Agama mulai kehilangan perannya digantikan oleh media dan kebudayaan poo yang dikemas oleh capital. Fungsi agama hanya dalam dataran pelarian dari permasalahan bukanya berperan menjawab tantangan serta apa yang di kembangkan oleh agama untuk melakukan perubahan social. Agama memiliki fungsi dalam mengatur kehiduapan yang ukhrawi bukannya pegaplikasi dari kehidupan ukhrawi untuk proses transformasi sosial. Fenomena yang terjadi agama dihadapkan dengan globalisasi, melahirkan corak kegamaan yang beragama. Menurut Mansour Fakih dalam hal ini ummat terbagi menjadi golongan empat macam pertama golongan tradisionalis, kedua revivalis, ketiga, liberalis dan keempat golongan kritis.[2] Keempat golongan tersebut, dalam melakukan perjuangannya dengan mandiri tanpa saling sapa dan berdiri sendiri. Masig-masing mengklaim bahwa diri yang paling benar tanpa melakukan komunikasi yang lebih efektif dan berkelanjutan. Sedangkan untuk kaum beragama (masyarakat) hanya besikap mengikui perkembangan media dan juga dalam perkembangan sekarang dapat dilahirkan sebagai golongan Islam popular. Islam popular merupakan segenap aktivitas keagamaan yang dibesarkan oleh media guna memberikan manfaat yang besar bagi golongan capital. Fenomena ini dapat dilaihat dari pengungkapan film keagamaan yang lebih cenderung dalam pola fakir masyarakat irasional bukannya sekarang hidup di zaman masyarakat rasional. Selanjutnya munculnya juga dai-dai pop dan ustadz pop serta bimbingan keagamaan yang pop. Kebudayaan pop pada agam ini menjadikan agama digunakan untuk kepentingan tertentu dan agama dijadikan alat legitimasi dalam penyelasain permasalahan yang terjadi, tetapi jika dianalisis tidak memiliki keterkaitan yang signifikan. Ini dapat dilihat dari fenomena kebijakan kenaikan harga BBM oleh pemerintah dan pemuka agama (aliran pop) mengajurkan kepada umtnya agar sabar. Ajakan sabar ini dapat diinterpretasikan sebagai bentuk pasrah dengan keputusan pemerintah, bukannya melkukaan mobilisasi social selama ini umat sudah lama tertindas ileh struktur yang kurang adil. Setidaknya dengan spirit agama umat dibawa untuk berfikir solutif dalam rangkan menghadpi permaslahan tersebut sehingga agama menjadi ruh dalam setiapo melakukan perubahan gua mewujudkan masyarakat yang berkeadilan.
Selanjutnya dapat dari globalisasi rusak dan musnahya ekosistem yang berada di alam guna memenihi kebutuhan manusia yang bersifat prgamatis dan memberikan keuntungan pada golongan tertentu.dalam faktanya dapat dilihat dari pertambangan yang masuk kedalam wilayah Indonesia baik ari pihak asing atapun pengusaha dalam negeri ini kurang memperhatikan keseimbangan ekosistem. Hal ini dapat dilihat dari bentuk penambangan yang dilakukan oleh prifot di dilihat dari segi ekologi memiliki kerusakan yang sangat memprihatinkan. Apa yang dilakukan oleh Negara hanya bersikap diam dan dalam perkembangan terakhir Negara telah kehilangan sumber daya alam yang sangat banyak, serta rusaknya ekologi. Kerusakan ekologi yang lain dikarenakan sikap yang rakus dari manusia dalam rangka memenuhi kebutuhanya yang selalu kurang dan terus meminta. Sikap manusia terhadap alam harus dirubah bukanya diletakan sebagai objek tetapi alam tersebut hars ditempatkan sebagai subjek yang sama dalam rangka mencapai kepada yang transcendental.[3]
Multikultural tidak dapat dielakan dikarenakan memang sudah menjadi suratan bagi pencipta. Hal ini dapat dilihat dari dalam doktrin agama bahwa Tuhan menciptaka manusia bersuku-suku, berbangsa-bangsa yang berbeda untuk saling mengenal, tetapi drajat yang paling tinggi disisi Tuhan merupakan orang yang bertakwa. Bertakwa disini perlu diinterpretasikan lebih lanjut. Kata takwa merupakan tantangan dari Tuhan dari realitas yang plural terciptaya rahmat bukan sebgai sumber konflik. Takwa yang didefinikan bukan dalam dataran ibdah kepada Tuhan dalam perfektif yang sempit, tetapi setiap manusia melakukan kebaikan dan berlomba didalam neyebarkan karunia Tuhan merukan salah satu unsure dari Takwa. Yang paling penting dari takwa tersebut merupakan upaya aktif manusia sebagai hamba dan khalifah guna menyebarkan asma-asma Tuhan guna menciptakan surga di bumi. Multikultural yang berkembang sekarang bukan hanya dalam dataran untuk berlomba dalam kebajikan tetapi sebagai semangat untuk menghargai suatu kebudayaan dan kerangka masyarakat tertetu sikap, yang lain menghormati dan memberikan peluang yang sama pada golongan minoritas untuk berkembang sesuai dengan apa yang telah diyakininya. Sikapa masyarakat multicultural dengan cara melakukan komunikasi yang intens agar tidak terjadinya prasangka, serta pemberian kebijakan politis kepada golongan monoritas agar mengembangkan dirinya.
Sosiologi Gerakan
Sejarah yang telah bergulir dalam bangsa peran mahasiswa sebagai wakil masyarakat yang berpengetahuan selalu mengupayakan perubahan guna terciptanya masyarakat yang berkeadilan. Kita dapat melihat dalam sejarah runtuhnya rezim penguasa di Negara dapat ditumbangkan oleh gerakan mahasiswa hal ini dalam sejarahnya runtuhnya rezim penguasa orde lama dan orde baru. Tetapi di zaman sekarang gerakan mahaiswa kurang memiliki peran yang signifikan dalam melakukan perubahan dalam masyarakat atapun menekan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak populis (memihak kepada rakyat). Pergerakan mahasiswa hanyalah bersifat serpihan dan pecahan tidak dapat menjadi gerakan yang utuh dalam menghadapi permasalahan. Apalagi yang paling mengnyakitkan dialami oleh pergekan ketika melakukan pengerahan masa untuk menekan kebijakan, mahasiswa hanya mengambil manfaat yang kecil. Manfaat yang kecil tersebut ingin membuktikan bahwa pergerakan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan pengerahan masa sebagai bukti eksistensi pergerakan. Gerakan yang dilakukan semata-mata hanya ingin terliput media, sehingga dalam kebudayaan sekarang pergerakan mengalami pergeseran nilai dan berubah menjadi kebudayaan pop.
Pergerakan mahasiswa sebagai agen perubahan social telah mengalami disorientasi dalam gerakan, maka memerlukan rumusan terbaru dalam bentuk gerakan agar dapat menjawab persolan yang terjadi. Tetapi sebelum melakukan gerakan yang baru terlebih dahuli dilihat bagaimanakah gerakan mahasiswa pada waktu dahulu, agar dapat mengetahui kelemahan dan semangat yang mengilhami mereka dalam melakuan perubahan. Gerakan mahaiswa yang dilakkan dari zaman ode lama sampai awal terjadnya reformasi merupakan bentuk gerakan dengan pengerahan masa dalam merubah kebijakan dan bahkan dapat menmbangkan kekuasaa. Gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan gerakan moral dengan cara mengerahkan masa. Gerakan ini efektif pada waktu saat itu, tetapi untuk sekarang perlu dibenahi, ketepatan gerakan pada waktu itu dikarenakan masyarakat kampus yang mengenal perpolitikan bangsa dan ia merupakan salah satu golongan masyarakat yang tercerahkan. Masyarakat tidak memiliki akses dalam menggali data serta system demokrasi yang berjalan pada waktu itu hanya sebuah tuntutan pragmatis, tetapi yang berjalan kekuasaan tetrtinggi pada dataran eksekutif. Pelaksanaan lembaga-lembaga Negara yang berjalan kuat pihak eksekutif ini menjadikan legislative hanya untuk menunjang program yang telah dilakukan oleh eksekutif. Masyarakat pada waktu itu belum memiliki kebaranian serta perlawanan terhadap kebijaka yang tidak memihaknya. Apa yag terpikirkan oleh rakyat adalah bagaiman kebutuhan bahan makanan yang pokok dapat terpenuhi dengan baik. sifat masyarakat pragmatis dikarenakan tidak memperdulikan kondisi bangsa dikarekan sikap pemirintah yang tak mau mengakses atau melakukan pendidikan politik pada masyarakat.
Gerakan mahasiswa pada era 66 dan era reformasi memiliki modus yang hampir sama, hal ini dikarenakan pertama, mereka mengambil sebagai gerakan moral dengan pengerahan masa sehingga dapat merubah suatu kebijakan. Kedua, dalam rangka untuk mengawal kehendak rakyat para mahasiswa ada yang aktif dalam partai politik tertentu dan aktif sebagai anggota legislative. Mereka masuk dalam system dengan menggunakan logika bahwa untuk merubah system dan kebijakan yang berfihak maka sikap atau cara yang dilakukan dengan ikut didalam system. Dalam sejarahya sudah terjadi pergerakan mahasiswa yang memasuki system tetapi, sampai sekarang masih belum memiliki peran yang signifikan dalam memakukan perubahan. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya kebijakan yang telah diambil oleh pemengang kebijakan malahan dalam kebijakan yang dilakukan tidak berfihak kepada kemanusiaa, tetapi untuk kelompok tertentu.
Melihat kondisi realitas sekarang yang telah berubah baik dari masyarakat dan Negara yang telah membuat kebijakan, oleh karena iu bentuk gerakan yang ditawarkan pun harus konstektual dan berubah sesuai kebutuhan masyarakat. Masyarakat dengan adanya informasi dan berbagai macam munculnya LSM dan NGo ini memberikan pengertian dan pegantar yang kritis terhadap masyarakat. Masyarakat dapat melakukan pemetaan dalam rangka mengembangkan kreasi masyarakat dan bentuk gerakan yang dilakukannya. Bentuk gerakan yang dilakukan oleh masyarakat dengan didampingi oleh SM ini menjadikan bentuk gerakan mereka bersikap lokalitas dan spesifik. Bentuk lokalitas dan spesifik ini dikarenakan mereka konsen terhadap permasalahan yang dikaji dengan menyesuaikan keahlian atau skill yang telah dimiliki oleh LSM. Gerakan masyarakat bersikap lokalitas dan professional yang mereka hadapi saat ini, gerakan ini seperti gerakan masyarakat sutet dan masyarakat pedalaman melihat tanah adat digunakan untuk lahan pembangunan. Tetapi yang menjai kelemahan pada gerakan tersebut tidak dapat menekan dan bahkan merubah kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.
Bentuk gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa selama ini mengalami deverensiasi dan beralir pada suatu kelompok kepentingan atau yang sesuai dengan golongannya. Sifat gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan pengerahan masa dengan jumlah yang tidak signifikan sehingga diaanggap angin lalu. Mahasiswa dalam gerakannya menyesuaikan dengan golongan atau kepentingannya, sehingga dalam gerakannya yang dilakukan hanya untuk memberikan manfaat bagi kelompoknya. Gerakan yang dilakukan tidak independent dan tidak untuk tujuan kemanusian, tetapi untuk kepentingan golongan tertentu. Misalkan dapat dilihat gerakan yag dilakukan oleh teman-teman KAMMI memiliki afilisasi yang jelas dalam partai politik, sehingga dalam gerakan yang dilakukan oleh teman-teman KAMMI bercorak politis dan dalam bergerak jalannya organisasi dengan logika-logika politis. Gerakan politis ini memilih jalur kekuasaan yang revolusioner dan gerakkannya bersifat sporadic dan hanya sekedar mencari momentum. Sifat gerakan ini, dalam langkahnya menggunakan logika ekonomi siapa yang menjual, dan saya mendapatkan keuntungan apa (saya memperoleh apa), dan kalau tidak mendapatkan keuntungan dalam bentuk "material" maka tidak dapat ditawarkan kerjasama. Logika ekonomi dalam gerak dan langkah organisasinya memperhitungkan untung atau rugi dalam setiap gerakannya dan anggotanya memiliki pola fikir yang pragmatis dan instant.
Bentuk pergerakan mahasiswa menghadapi tiga tantantang besar yakni pertama sebagai gerakan moral dan melakukan pengkajian isu-isu yang strategis sudah dilaksanakan oleh LSM dan anggota masyarakat. Gerakan yang dilakukan olehnya pun bersifat profesional dan spesifik sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi. Hal ini dapat dilihat bentuk gerakan yang dilakukan oleh kaum profesioanal seperti gerakan lingkungan, gerakan buruh, gerakan gender, gerakan masyarakat adapt dan makin banyak bentuk pergerakan yang di lontarkan untuk mengurangi permasalahan yang ada selama ini. Kedua, gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa bersifat differgen dan particular, hal ini dikarenakan gerakan yang dilakukan berdasarkan aspirasi tertentu dan untuk mendukung kelompok tertentu yang memberikan konstribusi kepada kelompoknya. Ketiga, masalah yang dihapi merupakan era globalisasi, teknologi, dan informasi. Era ini teah memberikan dapak yang sangat besar misalkan dalam kerangka berfikir yang terjadi manusia telah berfikir pragmatis dan isntan, baik masyarakat dan mahasiswa itu sendiri sebagai salah satu wakil masyarakat yang kritis. Sebagai suatu permasalahan yang dihapi oleh pergerakan mahasiswa, selayaknya ikatan dapat meberikan tawaran ide yang berkaitan dengan persoalan tersebut.
Menuju Diaspora Gerakan Ikatan
Ikatan dalam gerakanya terbagi menjadi dua macam dalam melakukan transformasi social. Gerakan yang dilakukan oleh ikatan dikarenakan ikatan secara kelahirannya terlahir dalam dua gerak yakni sebagai organisasi kader dan organisasi pergerakan. Ini merupakan takdir social yang berada di ikatan yang tidak dapat dinafikan tetapi tugas ikatan mengupayakan ikatan dapat menjelaskan dan mencipataka secara social yang lebih baik dan humanis. Sejarah yang berkembang selama ini merupakan perkebangan materialism dialektik dikarenakan dalam peradaban unsure yang dominant merupakan nafsu kekuasaan dan menjajah bukan memanusiaakan. Hal ini dapat dilihat dari peradaban barat dengan semboyan yang dimiliki untuk melakukan imprealismenya good, gospel and glory. Oleh karena itu tugas ikatan menjadikan perkembangn sejarah lebih humanis dan religius, ini dapat dilihat dari bentuk transformasi social yang dilakukan oleh para nabi sebagai utusan Tuhan.
Diaspora merupakan suatu bentuk aksiologis ikatan setelah memandang diri sehingga mengetahui ontologi ikatan, serta sumber pengetahuan ikatan (epistemologi). Diaspora dalam sejarah kemanusiaannya dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Tetapi dalam doktrin keagamaan kita konsep tentang diaspora sebenarnya Sudah ada yakni ada firman Tuhan dalam surat al Jum’ah ayat 10;
”Apabila sholat telah dilaksanakan, maka bertebarlah kamu di muka bumi carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”.
Ayat ini menjelaskan tentang setelah selesai sholat, agar bertebarlah mencari karunia Allah. Konsep bertebar, disini memiliki kedekatan yang sama dengan diaspora, tetapi ada kata sebelumnya yakni setelah seleasai sholat yang bermakna nilai-nilai agama tertanam dengan sholat. Sholat dari ayat disini sebagai sarana untuk menginternalisasi agama sebagai bentuk nilai sebagai syarat sebelum melakukan diaspora. Diaspora dengan membawa nilai-nilai saja diingatkan oleh Tuhan dengan mengingat-Nya. Kata terakhir membahas yang beruntung disini adalah manusia, dikarenakan manusia itu sendiri yang memiliki hubungan sosial, sesamanya dan alam.
Diaspora gerakan ini merupakan salah satu bentuk gerakan yang terispirasikan dari kaum Yahudi yang melakukan dispora dikarenakan tertindas oleh system yang selama ini tidak menguntungkannya. Kaum Yahudi dalam sejarahnya tertindas oleh struktur, hal ini dapat dilihat dari pada zaman nabi Musa as umat Yahudi tertendas oleh raja Mesir yakni Fir'aun dan pada perang dunia kedua mereka dibantai secara masal oleh Hitler dengan Nazinya. Umat Yahudi melakukan gerakan diaspora ini merupakan pembuktian bahwa mereka merupakan umat yang terbaik dan ia buktikan lewat gerakan ini. Keberhasilan gerakan ini tidak dapat dipetik sekitar satu tahun kemudian tetapi sutu atau dua generasi yang akan dating. Keberhasilan bentuk gerakan yang dimiliki oleh umat Yahudi dapat dilihat dari tokoh-tokoh dan para filusuf adalah sebagian besar umat Yahudi. Bahkan zaman sekarang umat Yahudi menguasai sebagian besar peradaban yang berada dalam belahan dunia. Keberhasilan mereka jika mau digali secara sederhana pada diri mereka terdapat etik yang membedakan dengan umat yang lain. Mereka menyakini bahwa umat Yahudi sebagai umat terbaik dan ini dinternalisasikan kepada umatnya untuk membuktikan sebagai umat pilihan Tuhan. Pada tahapan selanjutnya Yahudi tertindas oleh system dan struktur sehingga ia harus berjuang dengan keras dengan menggunakan logika pilihan harus hidup. Etik yang dimiliki oleh Yahudi dan kerja kerasnya patut dijadikan pelajaran untuk refleksi kepada umat yang lain. Tetapi yang menjadikan kelemahan dari kaum ini, dalam bahasa yang digunakan oleh Paulo Freire mereka memiliki alam bawah sadar sebagai tertindas, maka ketika ia berkuasa akan menjadi seorang penindas baru. Secara tak langsung diaspora gerakan kaum Yahudi dikarenakan tertindas oleh system dan struktur maka ia berjuang untuk hidup dan meraih kehidupan.
Bentuk diaspora gerakan sebenarnya sudah dilaksanakan oleh KH. Ahmad Dahlan dengan pesan yang singkat tetapi memberikan arti dan makna; "Jadilah kamu seorang insinyur, dokter, matri tetapi kembalilah untuk Muhammadiyah". Anjuran yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan merupakan pilihan yang tepat dan konstekstual diterapkan pada ikatan atapun Muhammadiyah. Sederhananya Muhammadiyah ingin bahwa umatnya memiliki pengetahuan yang beragam tetapi mereka memiliki tidak lalai bahwa yang membesarkan mereka merupakan Muhammadiyah. Kepulangan ke Muhammadiyah yang diharapakan memberikan pengetahuan yang baru dan untuk mengembangkan gumna mewujudkan Muhammadiyah yang makin peka terhadap realitas social. Tetapi sebelum melakukan diaspora gerakan KH. Ahmad Dahlan memberikan ethic yang membedakan seorang kader itu, memilii kepekaan terhaap Muhammadiyah atau tidak.
Hal ini jika mau dikonstekskan pada ikatan dari dua ilustrasi tentang diaspora gerakan yang dilakukan oleh umat Yahudi dan Muhammadiyah dapat diambil nilai-nilai apa yang harus diberikan kepada kader dalam mengembangkan diri baik dalam organisasi atapun dalam diri individu kader. Ikatan memiliki jumalah klader dan latar belakang yang beragam, hal ini dilihat dari struktur yang berada dalam ikatan beragam, jadi yang dilakukan oleh ikatan hanyalah pergulatan ettik yang membedakan kder ikatan dengan yang lai. Jika ikatan akan menyeragamakan potensial yang dimiliki oleh iaktan berarti iktan tidak bijak dan kurang arif melihat kader, yang itu semua jika dilakukan merupakan cirri pada ikatan gejolak modernisme dengan penyeragaman. Penyeragaman bentuk pada ikatan ini menjadikan ikatan tidak dapat merespon perkembangan zaman sehingga pergerakan ikatan hanya mengikuti arus utama tanpa adanya gerakan yang barau da kreatif. Tetapi sekali lagi perlu dilakukan oleh ikatan dalam gerakannya bersifat internal sebagai organisasi kader dan bersifat eksternal ikatan sebagai organisasi pergerakan. Perjuangan gerakan bersifat internal merupakan bentuk pengkaderan yang dilakukan oleh Muhammadiyah untuk mengisi kepemimpinannya yang akan dating. Ikatan dalam gerakan ini membengun jaringan agar dapat mendistribusikan kader yang terbaik untuk menempati berbagai amal usha yang dilakukan oleh Muhammadiyah dengan ethic yang telah dimiliki oleh ikatan. Yang tidak boleh lupa sebelum melakukan gerakan diaspora ikatan merupakan pematangan ethic ikatan berupa terbentuknya kesadaran individu atau kolektif ikatan sebagai intelektual profetik. Bentuk gerakan yang dilakukan berdasarkan ethic profetik guna mewujudkan khoirul umat dengan menggunakan dispora gerakan. Pelaksanakan ethic profetik ini merupakan pilihan sadar guna mewujudkan umat yang terbaik dalam menciptakan masyarakat yang khoirul umah. Ethic profetik ikatan sebagai sayarat untuk menjadi umat yang terbaik bukan semata-mata pemberian dari Tuhan tetapi perlu adanya kerja keras dan melkukan aktivisme dalam sejarah.
Kepemilikan ethic ikatan ini menjadikan bentuk diaspora gerakan yang dilakukan oleh ikatan merupakan upaya sadar, sehingga yang diharapkan kader ikatan tidak mudah untuk terjebak dengan logika pragmatisme dan dapat menyiasati gerakan dengan professional dan kreatif. Ini dilakukan ikatan dalam dua lahan sebagai organisasi kader di Muhammadiyah sedangkan sebagai organisasi pergerakan pada wilayah eksternal. Bentuk gerakan diaspora didasari ethic profetik dengan kesadaran ilmu bukan ideologis. Bentuk kesadaran ilmu ini menjadikan kader dan ikatan secara kolektif menjadi terbuka dan tidak berpandangan sempit. Kesadaran ilmu juga ini menjadikan ruh dalam dalam melakukan perubahan baik dalam dataran Muhammadiyah ataupun diluar Muhammadiyah dengan paradigma intelektual profetik. Yang dialkukan oleh ikatan bentuk transformasinya memberikan penyadaran dengan kesadaran profetik dilandasi basik keilmuan masing-masing kader guna menciptakan khoirul umat dengan cirri masyarakat ilmu yang bercorak berkeadilan. Tugas dari masing-masing kader menciptakan dan melakukan pemberdayaan dengan ilmu pada masyarakat, sehingga dalam pola pikir masyarakat menjadi terbuka, ilmiah objektif dan rasional, tidak terkunkung oleh tradisi, mistis dan irasional. Pemberdayaan dengan ilmu ini juga menghidari masyarakat dari kerangka berfikir pragmatis, kebudayaan konsumerinsme dan bentuk budaya pop, serta menghilangkan atau meminimalisir ketergantungan.
Bentuk dispora kedalam. Diaspora ikatan kedalam merupakan suatu kewajiban bagi ikatan dan tidak dapat ditinggalkan dikarenakan ikatan merupakan organisasi kader dan bertugas untuk menjadi penerus dan penyempurna Muhammadiyah. Apa yang dilakukan oleh ikatan merupakan penguatan jaringan dengan Muhammadiyah dan memberikan dorongan serta teguran bagi Muhammadiyah yang tidak menjalankan amanatnya secara konsekuen. Ikatan dalam konstribusi pada Muhammadiyah dalam bagian disiplin keilmuan masing-masing kader dan melkukan perberdayaan guna mempersiapkan masyarakat yang berilmu sebagai cirri dari khoirul umat (masyarakat utama), dalam bahsa yang dignakan oleh Muhammadiyah. Ikatan mendelegasikan kader terbaiknya guna mewarnai Muhammadiyah dan memberikan corak yang berbeda dengan ortom yang lain di Muhammadiyah. Ikatan mengantarkan kader terbaik untuk memberikan pencerahan pada Muhammadiyah dan perluasan jaringan guna dapat mengembangkan bakat dan minat kader sesuaid engan disiplin keilmuannya sehingga dalam mengamdi dalam Muhammadiyah bersikap professional bukan sekedar kader. Pengabdian yang bersifat professional pada Muhammadiyah ini mencirikan ikatan sebagai gerakan yang professional dan sebagai cirri dari gerakan ilmu yang didasari, serta dikampayekan pada ikatan terus-menerus (kontiyu) oleh ikatan.
Bentuk diaspora keluar. Diaspora keluar merupakan bentuk keniscayaan yang dilakukan oleh ikatan guna menciptakan masyarakat yang diidealkan oleh ikatan. Disapora keluar ini dalam ikatan terbagi mejadi dua macam ikatan secara kolektif dan kader ikatan secara individu. Bentuk diaspora gerakan dalam bentuk secara individu merupakan sesuai dengan disiplin keilmuan kader dan spesialisasi yang dimiliki oleh masing-masing kader dalam melakukan perubahan social. Kader dalam ikatan bersikap mandiri dan memiliki tujuan yang sama dalam menciptakan masyarakat yang telah diidealkan. Ikatan yang secara individual berkumpul dengan golongan yang professional dan yang dilakukan oleh kader mengupayakan gerakan transformasi kesadaran dan mengajak untuk melkukan gerakan kebudayaan guna menciptakan masyarakat yang berkeadilan. Sifat dari ikatan ini dalam gerakan yang dilakukan dengan dua cara sebagai gerakan social dan gerakan kebudayaan. Gerakan social yang dilakukan oleh individu kader yang berkumpul dengan kaum professional menjadikan gerakan social yang spesifik dan menuju isu tertentu, bukan politis tetapi menyikapi realitas yang nyata-nyata riil terjadi. Individu kader dalam gerakannya bersifat mandiri atapun berkumpul dengan golongan yang professional, ini dikarenakn dapat dilihat dari masing-masing latar belakang dan disiplin keilmuan kader yang berbeda, maka dalam gerakannya pun bersifat diaspora dan bukan satu arah tetapi dari berbagai arah dalam tujuan yang sama.
Ikatan yang terdiri dari berbagai individu yang berkesadaran maka dalam ikatan secara otomatis, ia memiliki kesadaran kolektif yang sama. Kesadaran kolektif yang sama ini bukan dalam dataran penyeragaman tetapi merupakan bentuk kesadaran yang dibutuhkan ikatan dalam bentuk ethic bukannya seragam dalam bentuk gerakan. Gerakan yang dilakukan oleh oraganisasi ikatan dalam kebijakannya berisfat beragam dan tidak dapat seragam dikarenakan latar belakang keilmuan kader yang beragam pula.gerakan yang beragama yang dilakukan oleh kolektif ikatan menjadikan suatu gerak serta cirri pergerakan ikatan yang berbeda dengan golongan yang lain. Ikatan dalam geraknya sesuaid engan keilmuan dan dibekali dengan ethic profetik, serta bentuk gerakan yang didasari oleh kesdaran ilmu bukannya ideologis. Ikan dalam hal ini sebagai organisasi pergerakan yang dilakukan dalam bentuk gerakannya ada empat macam; pertama dispora gerakan masuk kedalam berbagai macam system yang ada, kedua, penerjunan ikatan dalam praksis untuk melakukan pemberdayaan dan transformasi social kepada masyarakat atau kelompok yang termarginalkan, serta ketiga, pengalihan isu yang bersifat local dan kedaerahan dalam permasalahan social menjadi isu yang bersifat nasional, serta yang keempat melakukan koordinasi dengen berbagai pergerakan social yang berada dalam masyarakat guan menuntut keadilan bersama dalam satu isu yang sama dan tujuan yang sama dalam rangka menciptakan masyarakat yang telah diinginkan oleh ikatan.
Pertama, masuk kedalam system merupakan tujuan alam strategi perubahan dan cara untuk melakukan transformasi social. Ikatan sebagai gerakan intelektual profetik dengan basik keilmuan diharapkan dapat memasuki system yang ada dan bahkan menjadi pembuat kebijakan yang telah dikeluarkan dapat memihak kepada rakyat. Syarat dari kader yang masuk kedalam system yang paling utama melakukan transformasi kesadaran sehingga system tersebut berethic profetik dalam rangka mewujudkan system yang adil. Jika kader ikatan tidak dapat membuat kebijakan tersebut pali tidak ia cukup mewarnai dalam keijakan sehingga dihasilkan suatu bentuk kebijakan yang berkeadilan. Ikatan harus dapat megontrol kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah atau paling tidak membuat legal drafting yang telah dikeluarkan pemerintah gua menggantikan kebikajan yang tidak adil. Ikatan disini ,emerlukan lembaga-lembaga khusus dalam menangani permaslahan. Lembaga khusus ini merupakan suatu upaya memberikan tanggapan kepada Negara agar kebijakan sesuai dengan ethic profetik. Begitupula kader ikatan yang masuk kedalam partai politik dengan ikatan sudah tidak berkedudukan sebagai anggota ikatan, tetapi mereka merupakan kader ikatan. Kader ikatan ini harus memiliki ethic ikatan guna menciptakan kebijkan partai menjadi populis dan memihak kepada rakyat dengan menciptakan politik diarahkan untuk kepentingan kemanusiaan bukan dasar kepentingan pragmatis. Jika kader ikatan tidak dapat mempemgaruhi maka sebaiknya bagi kader ikatan keluar dari system dan membentuk system baru guna mewujudkan transformasi social agar tercipta khoirul ummah.
Kedua, pembentukan system yang adil dan berpihak kepada kemanusiaan merupakan suatu keniscayaan. Pembentukan ini merupakan penerjunan langsung bagi ikatan untuk melakukakan pemberdayaan langsung pada kelompok yang termarginalkan oleh kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Penerjunan ikatan dalam melakukan transformasi dengan mengembangkan desa binaan dan pemberdayaan kaum yang termarginal. Pendampingan yang dilakukan ikatan bersifat kontiyu dan trus menerus sehingga masyarakat memiliki keasdaran dan bersikap kritis. Ikatan dalam hal ini merupakan pengabdosian dari gerakan yang telah dilakukan oleh LSM dalam melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat. Transformasi yang dilakukan oleh ikatan berbeda dengan LSM dikarenakan ikatan memiliki ethic profetik dan bentuk transfoemasi yang berbeda pula, serta tujuan yang diinginkan oleh ikatan juga berbeda. Pemberdayaan bentuk transfoemasi dalam masyarakat bersikap langsung dengan menganggap bahwa masyarakt sebagai subjek perubahan dan memberikan penyadaran dalam bentuk gerakan social atau gerakan kebudayaan. Gerakan kedua dalam masyarakat didasarkan pada ilmu sehingga dapat mentransformasikan kepada masyarakat sebagai masyarak yang berilmu, bersikap kritis, ilmiah, rasional, terbuka, tidak terkungkung mitos, tradisi dan tak berfikir material. Bentuk transformasi yang dilakukan oleh ikatan berdasarkan ethic profetik guna menciptakan garden city.
Ketiga, isu bersifat local merupakan suatu permasaahan nasinal meruapakan rasa empati dari gerakan masyarakat yang harus didukung dan mendapatkan advoasi dari bentuk gerakan ikatan dan merupakan suatu keharusan. Dalam peta gerakan social sekarang masyarakat mulai tercerahkan dan mulai peka terhdap ketidak adilan yang dilakukan oleh pemerintah maka memunculkan gerakan social. Gerakan social yang sekarang berkembang sangat menyebar dan divergen dan permasalahan yang diangkap merupakan isu local dan berdampak atau menjadi isu nasional. Ikatan memiliki kesadaran yang peka dan melakukan pengkajian terhadap permasalahan yang terjadi serta memberikan suatu jalan penyelesaian agar lebih baik. pengembangan isu merupakan langkah gerakan ikatan untuk memberikan rasa solidaritas terhadap suatu kelompok dalam melakukan pembaharuan. Pengalihan in diharapkan dapat merubah suatu kebijakan yang telah dikeluarkan agar dapat ditinjau ulang atau bahkan dihentikan.
Keempat, ikatan melakukan kerjasama perluasan jaringan yang melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat. Kerjasama yang dilakukan oeh ikatan gun amemberikan dukugan secara moral dan material terhadap suatu bentuk pembedayaan terhadap masyarakat untuk dapat mandiri supaya tidak mengalami ketergantungan kepada Negara. Bahkan sewaktu-waktu ikatan mengadakan aksi bersama dengan seluruh elemen dari lembag social yag konsen terhadap permberdayaan gar terciptanya suatu keadilan dalam masyarakat. Gerakan social yang terfragmentasikan ini oleh ikatan di satukan dalam rangka menghadapi satu persolan yang sama yakni masalah kemiskinan dan kemanusiaan. Sedangkan untuk permaslahan yang lain spesifik seperti gender, masyarakat adat dan keagamaan, sikap ikatan ikut mengembil peran dan alih gerakan tersebut dengan cara melakukan transfomasi sesuai dengan tujuan dan yang dicita-citakan oleh ikatan. Ikatan melakukan dorongan dan membantu pemyelesaian apa yang dihapai oleh masing-masing gerakan dalam upaya transformasi social.
Gerakan diaspora ikatan baik alam bentuk keluar atapun kedalam merupakan ikatan mewujudkan masyarakat yang telah diidealkan. Masyarakat yang telah diidealkan suatu bentuk masyarakat yang berkeadilan dan menjungjung tinggi ham, serta hukum yang berlaku. Ikatan dalam mewujudkan itu semua berlomba degan waktu dan upaya melakukan rekonstrusi terhadap peradaban yang terjadi di barat dikarenakan mengalami ketimpangan, dimana terjadinya dehumanisasi bukannya peradaban merupakan bagian dari humanisasi manusia. Ikkatan melakukan perubahan social dalam bentuks transfoemasi atau kalu bisa jga dapat merubah kebijaka agar lebih memberikan makna kepada kaum miskin bukannya kaum pemodal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar