Jumat, 29 Oktober 2010

Kesetiaan berbahasa Indonesia

Thursday, 28 October 2010

LANGKAH pemerintah Australia yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu rumpun bahasa asing yang diajarkan di sekolahsekolah secara resmi jelas merupakan kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia. Setidaknya dalam ruang globalisasi, jati diri bangsa Indonesia masih dihargai. Hal demikian karena dalam menilai jati diri identitas seseorang, salah satunya melalui tutur bahasa

Praksis solidaritas nasionalis

Thursday, 28 October 2010

KITA memperingati Hari Sumpah Pemuda dalam keprihatinan mendalam atas berbagai bencana yang menimpa sejumlah anak-anak bangsa ini. Banjir dan longsor di Wasior, Papua. Letusan Gunung Merapi di Yogyakarta. Gempa dan tsunami di Mentawai. Apa yang bisa kita renungkan atas bencanabencana itu dalam kaitannya dengan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2010? Manakah relevansi kultural-humanis atas momen sejarah yang diukir oleh para pemuda yang generasi 1928 untuk kita sekarang ini?

Timur di tengah karut marut Polri

Friday, 29 October 2010

JUMAT, 22 Oktober 2010, Presiden SBY melantik Jendral Pol Timur Pradopo sebagai Kapolri menggantikan Jendral (Pol) Bambang Hendarso Danuri (BHD). Pelantikn ini mengakhiri spekulasi dan kontroversi di wilayah publik seputar figur-figur terbaik dan paling pantas menggantikan Jendral Pol BHD sebagai Kapolri.

Waspada ’overvalued’ rupiah dan ’Bubble’ Ekonomi

Friday, 29 October 2010


PENGUATAN rupiah terhadap Dollar AS yang terjadi akhir-akhir ini merupakan semacam tajuk yang menjadi salah satu indikator keberhasilan pengelolaan makro ekonomi Indonesia. Rupiah saat ini mampu menembus level dibawah Rp 9.000/US $. Hampir selama dua minggu rupiah berada pada level Rp 8.900/US $. Penguatan tersebut dipicu derasnya capital inflow yang masuk ke perekonomian. Akibatnya permintaan terhadap rupiah meningkat tajam sehingga kurs rupiah mengalami apresiasi.

Erupsi Merapi dan Kearifan Lokal

Sabtu, 30 Oktober 2010 | 04:40 WIB

Sari Bahagiarti K
Merapi itu gunung yang sangat atraktif dan unik. Ia suka membuat keheranan, kejutan, sekaligus juga penasaran.

Informasi di Awal Bencana

Sabtu, 30 Oktober 2010 | 04:35 WIB

Emmy Hafild
Gempa dan tsunami terjadi lagi di Sumatera Barat, tepatnya di Pulau Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Ratusan orang tewas dan ratusan lainnya hilang, jumlah yang cukup besar pada suatu populasi yang sangat kecil. Ini terjadi saat kita masih terguncang dengan lambat dan lemahnya pertolongan pertama pada korban banjir bandang di Wasior.

Haruskah ke Negeri Seberang?

Sabtu, 30 Oktober 2010 | 04:34 WIB

Agus Sudibyo
Belajar dari negara lain memang perlu, bahkan harus dilakukan.

Drama Haru SBY

Sabtu, 30 Oktober 2010 | 04:34 WIB

Chalid Muhammad
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terharu saat berbicara di depan peserta peringatan 50 Tahun Agraria Nasional di Istana Bogor.

Perlu Perspektif Baru Sumpah Pemuda

Kamis, 28 Oktober 2010 00:00 WIB
 
Delapan puluh dua tahun sudah berlalu sejak para pemuda dengan semangat perubahan dan pembaruan, dengan satu prinsip, satu tekad dan satu cita-cita mengikrarkan bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, Indonesia. Gelegar Sumpah Pemuda yang diikrarkan dalam Kongres Pemuda di Jakarta pada 28 Oktober 1928, merupakan sumpah satya para pemuda dari berbagai wilayah, suku, dan agama dengan latar belakang kultur yang berbeda dan beragam untuk bersatu sebagai bangsa.

Republik Gorong-gorong

Jumat, 29 Oktober 2010 pukul 11:18:00

Oleh Zaim Uchrowi

Gorong-gorong? Kita tahu sekaligus tidak tahu benda itu. Tahu: gorong-gorong adalah pipa beton besar yang ditanam dalam tanah di sisi jalan. Gunanya, tentu buat menyalurkan air melimpah di jalan yang tak terserap di mana-mana. Tidak tahu: begitu penting peran gorong-gorong buat menggerakkan atau melumpuhkan aktivitas masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan. Tidak tahu: bagaimana membangun dan merawat secara baik gorong-gorong.

Dimensi Sosiologis Haji

Jumat, 29 Oktober 2010 pukul 11:24:00

Husein Ja'far Al Hadar
(Direktur Lembaga Study of Philosophy Jakarta)

Buku fenomenal berjudul "Hajj" karya Ali Syari'ati -sosiolog Muslim tersohor kelahiran Iran, yang memaparkan tentang dimensi sosiologis-humanis ibadah haji, ditutup dengan epilog berupa sebuah syair karya Naser Khosrow. Syair itu berkisah tentang seseorang yang pulang haji, tapi tak sedikit pun meraih nilai-nilai sosiaologis-humanis dari ibadah haji itu sendiri. Dan, itu berarti hajinya nihil penghayatan dan tak berbekas bagi kepribadiannya. Sehingga, nyaris tak ada bedanya antara saat ia sebelum berhaji dan setelah berhaji.