Minggu, 23 Agustus 2009

Kepala Babi Digantung di Mushala

Minggu, 23 Agustus 2009 pukul 01:05:00

Kepala Babi Digantung di Mushala


KABAR

Swiss larang pemain basket berjilbab.


TOUL-- Sentimen negatif kembali dilakukan pada umat Islam. Setelah kartun Nabi Muhammad di Denmark dan penayangan film Fitna di Belanda, kini muncul upaya menyudutkan umat Islam di Prancis.

Sebuah mushala kecil milik komunitas Muslim Afrika Utara di Kota Toul, sebelah timur Prancis menjadi sasaran aksi vandalisme. Kepala babi digantung di depan pintu mushala tersebut.

Polisi setempat mengatakan, pelaku vandalisme menorehkan grafiti anti-Islam dan gambar swastika di dinding mushala serta menggantungkan kepala babi di bagian pintunya.

Aksi vandalisme anti-Islam ini dilaporkan oleh seseorang yang kebetulan lewat di depan mushala itu pada polisi pada Rabu (19/8) pagi lalu. Polisi Kota Toul masih menyelidiki kasus ini dan belum ada orang yang dicurigai sebagai pelakunya.

Namun, anggota parlemen Kota Toul, Nadine Morano, yang juga menjabat sebagai menteri muda urusan keluarga di pemerintah Presiden Nicolas Sazkozy, mengecam keras dan menyebut aksi vandalisme itu sebagai tindak kekerasan yang tidak bisa diterima. Ia mendesak pihak kepolisian untuk mencari pelakunya.

Aksi vandalisme terhadap tempat-tempat ibadah Muslim bukan kali ini saja terjadi di Prancis. Seiring dengan makin meningkatnya sikap Islamofobia, dalam dua tahun belakangan ini di negeri yang paling banyak penduduk Muslimnya di daratan Eropa itu, umat Islam mendapatkan teror vandalisme. Selain masjid, pemakaman milik warga Muslim juga kerap menjadi sasaran aksi vandalisme.

Kebijakan pemerintahan sayap kiri Sarkozy dituding sebagai penyebab makin tingginya sikap anti-Islam di Prancis. Setelah diberlakukan larangan berjilbab bagi para Muslimah, pemerintahan Sarkozy membentuk tim khusus beranggotakan 32 anggota legislatif untuk menggodok undang-undang yang melarang para Muslimah mengenakan burqa.

Sejumlah pengamat termasuk komunitas Muslim mengkritik kebijakan Sarkozy itu karena bertentangan dengan prinsip sekulerisme yang dianut Prancis, serta melanggar kebebasan berekspresi dan kebebasan beragama yang dijamin oleh undang-undang Prancis.

''Prancis sedang bertempur dengan nilai-nilai sekulernya sendiri. Kebebasan tidak bisa dihadap-hadapkan atas nama kebebasan itu sendiri. Apakah pemerintah Prancis akan menjadi 'Taliban'-nya Eropa yang mengatur apa yang harus dikenakan perempuan?'' kritik seorang pengamat.

Antijilbab
Sementara itu, Asosiasi Olahraga Basket Swiss mengeluarkan aturan yang tidak memperbolehkan pemainnya yang beragama Islam mengenakan penutup kepala (jilbab), selama berlangsungnya pertandingan liga. Peraturan tersebut dikeluarkan setelah adanya permintaan dari salah satu tim yang ikut bertanding, STV Luzem.

Pihak STV Luzem meminta izin agar salah seorang pemainnya, Sura Al-Shawk, 19 tahun, diperbolehkan mengenakan penutup kepala pada saat bertanding. Warga Swiss keturunan Irak ini memulai debutnya di liga bakset wanita tingkat wilayah sejak awal musim pertandingan, yang dimulai Juli lalu. AP/eramuslim/dia


TV Inggris Tayangkan Kartun Muslim


LONDON-- Stasiun televisi di Inggris berencana menayangkan serial tokoh kartun super hero Muslim yang dikenal dengan The 99. The 99 merupakan karakter super hero yang mengambil dari nama 99 sifat Allah (Asma al-Husna). Tokoh itu dibuat oleh Teshkeel Comics, sebuah perusahaan kreatif kartun yang berbasis di Kuwait, Teshkeel Comics.

Tokoh kartun The 99 ini sebelumnya hadir dalam bentuk buku komik di sejumlah negara-negara Islam, seperti Maroko dan Indonesia. Sekarang karakter The 99 ini, seperti dilansir harian The Telegraph, akan bisa disaksikan di layar televisi di Inggris. Rumah produksi Endemol yang berencana untuk membuat cerita tentang tokoh super hero Muslim ini.

Serial kartun ini tidak hanya akan menampilkan karakter The 99, tetapi juga karakter super hero Muslim lainnya. Karakter super hero lain adalah Batina the Hidden--tokoh super hero perempuan yang akan ditampilkan lengkap dengan burqa--dan Jabbar the Powerful--tokoh super hero yang memiliki karakter seperti Hulk.

Sejak awal, kehadiran serial The 99 ini memang diharapkan bisa menyaingi tokoh-tokoh super hero yang dikenalkan oleh industri Amerika dan negara Barat, seperti Batman, Spiderman, dan Superman, yang banyak digandrungi para penikmat film di dunia. Bahkan, hasil survei majalah Forbes baru-baru ini menyebutkan bahwa komik The 99, termasuk dalam daftar top 20 bacaan yang banyak dicari di dunia.

Dr Naif al-Mutawa, orang yang menciptakan karakter super hero Muslim ini, mengatakan saat ini anak-anak Muslim membutuhkan sosok figur super hero yang berbeda, seperti yang banyak mereka lihat dalam kehidupan nyata.

Tokoh super hero yang akan ditampilkan, sambungnya, adalah yang tidak menganggap orang lain sebagai musuh (meski berbeda keyakinan dan budaya). dia


Pendiri DDI Sulsel Wafat

PINRANG-- Salah seorang Pendiri Darul Dakwah Wal Irsyad (DDI) Sulawesi Selatan (Sulsel), KH AG Muhammad Abduh Pabbaja, meninggal dunia. Ribuan warga Kota Parepare dan Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulsel, Jumat (21/8), mengantar kepergian almarhum ke tempat peristirahatan terakhir.

Bagi masyarakat Pare-pare dan Sidrap, KH AG Muhammad Abduh Pabbaja adalah ulama kharismatik generasi terakhir yang dimiliki Sulsel setelah (alm) AGH Abdur Rahman Ambo Dalle, (alm) AGH Yunus Martan, dan (alm) AGH Daud Ismail.

Menurut sejumlah keluarga almarhum, ulama sepuh ini mengembuskan napas terakhir di rumahnya di kompleks Perumahan Lapadde Mas, Parepare, Kamis (20/8). Kondisi kesehatan Imam Besar Masjid Agung Kota Parepare itu selama ini memang menurun. Sejak Februari 2009 lalu, almarhum tidak pernah lagi ke Masjid Agung.

"Kondisi fisiknya sudah tidak memungkinkan untuk beraktivitas di masjid seperti biasanya. Beliau lebih banyak beristirahat dan berbaring di rumah, namun masih bisa berbicara pelan dan tidak lancar lagi,'' kata Ahmad Pabbaja, salah seorang putra almarhum.

Ia menambahkan, KH AG Muhammad Abduh Pabbaja, yang akrab disapa oleh murid dan masyarakat Parepare, Gurutta Pabbaja, meninggal dunia pada usia 94 tahun menurut perhitungan Hijriyah atau 90 tahun pada penanggalan Masehi. Beliau lahir di Allakuang, pada 20 Muharram 1336 H atau 26 Oktober 1918.

Semasa hidupnya, Pabbaja pernah duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mewakili Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Di era tahun 80-an, Pabbaja juga kerap tampil sebagai juru kampanye partai berbasis Islam tersebut.

Di Masjid Agung Parepare, jenazah dilepas Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, KH Sanusi Baco LC. Turut hadir Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Parepare, H Muhadir Haddade SH; anggota DPRD, Ir Kaharuddin Kadir MSi; bersama sejumlah pejabat lainnya.

Ketua MUI, KH AG Sanusi Baco LC, mengatakan, almarhum KH Muhammad Abduh Pabbaja adalah sosok ulama yang ikhlas menuntun umat, juga punya pendirian kuat dalam menentang segala pergeseran akidah. "Almarhum Anre Gurutta KH Muhammad Abduh Pabbaja ini memiliki kepedulian terhadap umat yang sangat besar sampai akhir hayatnya," kata Sanusi.

Sementara itu, Ketua Pengurus Besar DDI, Prof Dr H Muiz Kabry, mengatakan, almarhum adalah ulama yang punya pendirian tegas dalam mengambil keputusan untuk kepentingan seluruh umat. "Tapi, di sisi lain beliau juga bersedia menerima pandangan orang lain jika diberikan penjelasan dan pengertian, yang membuat beliau paham," katanya.

Jenazah almarhum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Allakuang, Maritengngae, Sidrap, setelah dishalatkan. Almarhum adalah pengasuh Pondok Pesantren Al-Furqan, Sidrap. ant

http://www.republika.co.id/koran/153/71137/Kepala_Babi_Digantung_di_Mushala

Kepala Babi Digantung di Mushala

Minggu, 23 Agustus 2009 pukul 01:05:00

Kepala Babi Digantung di Mushala


KABAR

Swiss larang pemain basket berjilbab.


TOUL-- Sentimen negatif kembali dilakukan pada umat Islam. Setelah kartun Nabi Muhammad di Denmark dan penayangan film Fitna di Belanda, kini muncul upaya menyudutkan umat Islam di Prancis.

Sebuah mushala kecil milik komunitas Muslim Afrika Utara di Kota Toul, sebelah timur Prancis menjadi sasaran aksi vandalisme. Kepala babi digantung di depan pintu mushala tersebut.

Polisi setempat mengatakan, pelaku vandalisme menorehkan grafiti anti-Islam dan gambar swastika di dinding mushala serta menggantungkan kepala babi di bagian pintunya.

Aksi vandalisme anti-Islam ini dilaporkan oleh seseorang yang kebetulan lewat di depan mushala itu pada polisi pada Rabu (19/8) pagi lalu. Polisi Kota Toul masih menyelidiki kasus ini dan belum ada orang yang dicurigai sebagai pelakunya.

Namun, anggota parlemen Kota Toul, Nadine Morano, yang juga menjabat sebagai menteri muda urusan keluarga di pemerintah Presiden Nicolas Sazkozy, mengecam keras dan menyebut aksi vandalisme itu sebagai tindak kekerasan yang tidak bisa diterima. Ia mendesak pihak kepolisian untuk mencari pelakunya.

Aksi vandalisme terhadap tempat-tempat ibadah Muslim bukan kali ini saja terjadi di Prancis. Seiring dengan makin meningkatnya sikap Islamofobia, dalam dua tahun belakangan ini di negeri yang paling banyak penduduk Muslimnya di daratan Eropa itu, umat Islam mendapatkan teror vandalisme. Selain masjid, pemakaman milik warga Muslim juga kerap menjadi sasaran aksi vandalisme.

Kebijakan pemerintahan sayap kiri Sarkozy dituding sebagai penyebab makin tingginya sikap anti-Islam di Prancis. Setelah diberlakukan larangan berjilbab bagi para Muslimah, pemerintahan Sarkozy membentuk tim khusus beranggotakan 32 anggota legislatif untuk menggodok undang-undang yang melarang para Muslimah mengenakan burqa.

Sejumlah pengamat termasuk komunitas Muslim mengkritik kebijakan Sarkozy itu karena bertentangan dengan prinsip sekulerisme yang dianut Prancis, serta melanggar kebebasan berekspresi dan kebebasan beragama yang dijamin oleh undang-undang Prancis.

''Prancis sedang bertempur dengan nilai-nilai sekulernya sendiri. Kebebasan tidak bisa dihadap-hadapkan atas nama kebebasan itu sendiri. Apakah pemerintah Prancis akan menjadi 'Taliban'-nya Eropa yang mengatur apa yang harus dikenakan perempuan?'' kritik seorang pengamat.

Antijilbab
Sementara itu, Asosiasi Olahraga Basket Swiss mengeluarkan aturan yang tidak memperbolehkan pemainnya yang beragama Islam mengenakan penutup kepala (jilbab), selama berlangsungnya pertandingan liga. Peraturan tersebut dikeluarkan setelah adanya permintaan dari salah satu tim yang ikut bertanding, STV Luzem.

Pihak STV Luzem meminta izin agar salah seorang pemainnya, Sura Al-Shawk, 19 tahun, diperbolehkan mengenakan penutup kepala pada saat bertanding. Warga Swiss keturunan Irak ini memulai debutnya di liga bakset wanita tingkat wilayah sejak awal musim pertandingan, yang dimulai Juli lalu. AP/eramuslim/dia


TV Inggris Tayangkan Kartun Muslim


LONDON-- Stasiun televisi di Inggris berencana menayangkan serial tokoh kartun super hero Muslim yang dikenal dengan The 99. The 99 merupakan karakter super hero yang mengambil dari nama 99 sifat Allah (Asma al-Husna). Tokoh itu dibuat oleh Teshkeel Comics, sebuah perusahaan kreatif kartun yang berbasis di Kuwait, Teshkeel Comics.

Tokoh kartun The 99 ini sebelumnya hadir dalam bentuk buku komik di sejumlah negara-negara Islam, seperti Maroko dan Indonesia. Sekarang karakter The 99 ini, seperti dilansir harian The Telegraph, akan bisa disaksikan di layar televisi di Inggris. Rumah produksi Endemol yang berencana untuk membuat cerita tentang tokoh super hero Muslim ini.

Serial kartun ini tidak hanya akan menampilkan karakter The 99, tetapi juga karakter super hero Muslim lainnya. Karakter super hero lain adalah Batina the Hidden--tokoh super hero perempuan yang akan ditampilkan lengkap dengan burqa--dan Jabbar the Powerful--tokoh super hero yang memiliki karakter seperti Hulk.

Sejak awal, kehadiran serial The 99 ini memang diharapkan bisa menyaingi tokoh-tokoh super hero yang dikenalkan oleh industri Amerika dan negara Barat, seperti Batman, Spiderman, dan Superman, yang banyak digandrungi para penikmat film di dunia. Bahkan, hasil survei majalah Forbes baru-baru ini menyebutkan bahwa komik The 99, termasuk dalam daftar top 20 bacaan yang banyak dicari di dunia.

Dr Naif al-Mutawa, orang yang menciptakan karakter super hero Muslim ini, mengatakan saat ini anak-anak Muslim membutuhkan sosok figur super hero yang berbeda, seperti yang banyak mereka lihat dalam kehidupan nyata.

Tokoh super hero yang akan ditampilkan, sambungnya, adalah yang tidak menganggap orang lain sebagai musuh (meski berbeda keyakinan dan budaya). dia


Pendiri DDI Sulsel Wafat

PINRANG-- Salah seorang Pendiri Darul Dakwah Wal Irsyad (DDI) Sulawesi Selatan (Sulsel), KH AG Muhammad Abduh Pabbaja, meninggal dunia. Ribuan warga Kota Parepare dan Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulsel, Jumat (21/8), mengantar kepergian almarhum ke tempat peristirahatan terakhir.

Bagi masyarakat Pare-pare dan Sidrap, KH AG Muhammad Abduh Pabbaja adalah ulama kharismatik generasi terakhir yang dimiliki Sulsel setelah (alm) AGH Abdur Rahman Ambo Dalle, (alm) AGH Yunus Martan, dan (alm) AGH Daud Ismail.

Menurut sejumlah keluarga almarhum, ulama sepuh ini mengembuskan napas terakhir di rumahnya di kompleks Perumahan Lapadde Mas, Parepare, Kamis (20/8). Kondisi kesehatan Imam Besar Masjid Agung Kota Parepare itu selama ini memang menurun. Sejak Februari 2009 lalu, almarhum tidak pernah lagi ke Masjid Agung.

"Kondisi fisiknya sudah tidak memungkinkan untuk beraktivitas di masjid seperti biasanya. Beliau lebih banyak beristirahat dan berbaring di rumah, namun masih bisa berbicara pelan dan tidak lancar lagi,'' kata Ahmad Pabbaja, salah seorang putra almarhum.

Ia menambahkan, KH AG Muhammad Abduh Pabbaja, yang akrab disapa oleh murid dan masyarakat Parepare, Gurutta Pabbaja, meninggal dunia pada usia 94 tahun menurut perhitungan Hijriyah atau 90 tahun pada penanggalan Masehi. Beliau lahir di Allakuang, pada 20 Muharram 1336 H atau 26 Oktober 1918.

Semasa hidupnya, Pabbaja pernah duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mewakili Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Di era tahun 80-an, Pabbaja juga kerap tampil sebagai juru kampanye partai berbasis Islam tersebut.

Di Masjid Agung Parepare, jenazah dilepas Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, KH Sanusi Baco LC. Turut hadir Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Parepare, H Muhadir Haddade SH; anggota DPRD, Ir Kaharuddin Kadir MSi; bersama sejumlah pejabat lainnya.

Ketua MUI, KH AG Sanusi Baco LC, mengatakan, almarhum KH Muhammad Abduh Pabbaja adalah sosok ulama yang ikhlas menuntun umat, juga punya pendirian kuat dalam menentang segala pergeseran akidah. "Almarhum Anre Gurutta KH Muhammad Abduh Pabbaja ini memiliki kepedulian terhadap umat yang sangat besar sampai akhir hayatnya," kata Sanusi.

Sementara itu, Ketua Pengurus Besar DDI, Prof Dr H Muiz Kabry, mengatakan, almarhum adalah ulama yang punya pendirian tegas dalam mengambil keputusan untuk kepentingan seluruh umat. "Tapi, di sisi lain beliau juga bersedia menerima pandangan orang lain jika diberikan penjelasan dan pengertian, yang membuat beliau paham," katanya.

Jenazah almarhum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Allakuang, Maritengngae, Sidrap, setelah dishalatkan. Almarhum adalah pengasuh Pondok Pesantren Al-Furqan, Sidrap. ant

http://www.republika.co.id/koran/153/71137/Kepala_Babi_Digantung_di_Mushala

Muhammad Rasyid Ridha Tokoh Reformis Dunia Islam

Minggu, 23 Agustus 2009 pukul 01:07:00

Muhammad Rasyid Ridha Tokoh Reformis Dunia Islam


HUJJATUL ISLAM

Ide-ide brilian abduh dan Al Afghani membuatnya mengikuti jejak kedua tokoh tersebut.



Sosok intelektual satu ini bernama lengkap Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin Baha'uddin Al-Qalmuni Al-Husaini. Namun, dunia Islam lebih mengenalnya dengan nama Muhammad Rasyid Ridha. Ia lahir di daerah Qalamun (sebuah desa yang tidak jauh dari Kota Tripoli, Lebanon) pada 27 Jumadil Awal 1282 H bertepatan dengan tahun 1865 M.

Muhammad Rasyid Ridha dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga terhormat dan taat beragama. Dalam sebuah sumber dikatakan bahwa Rasyid Ridha masih memiliki pertalian darah dengan Husin bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW.

Semasa kecilnya, Rasyid Ridha dimasukkan oleh orang tuanya ke madrasah tradisional di desanya, Qalamun, untuk belajar membaca Alquran, belajar menulis, dan berhitung. Berbeda dengan anak-anak seusianya, Rasyid kecil lebih sering menghabiskan waktunya untuk belajar dan membaca buku daripada bermain, dan sejak kecil memang ia telah memiliki kecerdasan yang tinggi dan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan.

Setelah menyelesaikan belajar baca tulisnya, dalam usia sekitar 17 tahun, Rasyid Ridha melanjutkan studinya ke Madrasah Al-Wathaniyyah Al-Islamiyyah, yaitu sekolah milik pemerintah di Kota Tripoli. Sekolah ini merupakan sekolah yang tergolong modern yang didirikan oleh Syaikh Al-Jisr, seorang alim ulama yang gagasan dan pemikiran keagamaannya telah dipengaruhi oleh ide-ide modernisme.

Di sini, Rasyid Ridha belajar pengetahuan agama dan bahasa Arab secara lebih mendalam. Selain itu, ia juga belajar ilmu bumi, ilmu berhitung, dan pengetahuan modern lain, seperti bahasa Prancis dan Turki.

Namun, Rasyid Ridha tidak dapat lama belajar di sekolah ini karena sekolah tersebut terpaksa ditutup setelah mendapat hambatan politik dari pemerintah Kerajaan Usmani. Untuk tetap melanjutkan studinya, dia pun pindah ke salah satu sekolah agama yang ada di Tripoli. Meskipun sudah pindah sekolah, tetapi hubungan Ridha dengan guru utamanya saat di Madrasah Al-Wathaniyyah Al-Islamiyyah terus berlanjut.

Sang gurulah yang telah banyak berjasa dalam menumbuhkan semangat ilmiah dan ide pembaruan dalam diri Rasyid Ridha di kemudian hari. Di antara pikiran gurunya yang sangat berpengaruh adalah pernyataan bahwa satu-satunya jalan yang harus ditempuh umat Islam untuk mencapai kemajuan adalah memadukan pendidikan agama dan pendidikan umum dengan metode modern. Hal tersebut didasari kenyataan sekolah-sekolah yang didirikan bangsa Eropa saat ini banyak diminati oleh para pelajar dari seluruh penjuru dunia, padahal tidak disajikan pelajaran agama di dalamnya.

Selain menekuni pelajaran di sekolah tempat ia menimba ilmu, Rasyid Ridha juga rajin mengikuti beberapa perkembangan dunia Islam melalui surat kabar Al-'Urwah Al-Wusqo (sebuah surat kabar berbahasa Arab yang dikelola oleh Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh, dan diterbitkan selama masa pengasingan mereka di Paris).

Melalui surat kabar ini, Rasyid Ridha mengenal gagasan dua tokoh pembaru yang sangat dikaguminya, yaitu Jamaluddin Al-Afghani, seorang pemimpin pembaru dari Afghanistan, dan Muhammad Abduh, seorang pembaru dari Mesir. Ide-ide brilian yang dipublikasikan itu begitu berkesan dalam dirinya dan menimbulkan keinginan kuat untuk bergabung dan berguru pada kedua tokoh itu.

Keinginan untuk bertemu dengan Al-Afghani ternyata belum tercapai, karena tokoh ini lebih dahulu meninggal dunia. Namun, ketika Muhammad Abduh dibuang ke Beirut pada akhir 1882, Rasyid Ridha berkesempatan berdialog serta saling bertukar ide dengan Abduh. Pertemuan dan dialog dengan Muhammad Abduh semakin menumbuhkan semangat juang dalam dirinya untuk melepaskan umat Islam dari belenggu keterbelakangan dan kebodohannya.

Di Lebanon, Rasyid Ridha mencoba menerapkan ide-ide pembaruan yang diperolehnya. Namun, upayanya ini mendapat tentangan dan tekanan politik dari Kerajaan Turki Usmani yang tidak menerima ide-ide pembaharuan yang dilontarkannya. Akibat semakin besarnya tentangan itu, akhirnya pada 1898, Rasyid Ridha pindah ke Mesir mengikuti gurunya, Muhammad Abduh, yang telah lama tinggal di sana.

Di kota ini, Rasyid Ridha langsung menemui Muhammad Abduh dan menyatakan keinginannya untuk menjadi murid dan pengikut setia Abduh. Sejak saat itu, Rasyid Ridha merupakan sosok murid yang paling dekat dan setia kepada Abduh.

Al-Manar
Di samping banyak memperdalam pengetahuan dan ide pembaharuan, Rasyid Ridha pun mengusulkan kepada sang guru agar menerbitkan sebuah majalah yang akan menyiarkan ide-ide dan pemikiran mereka. Kemudian, sang guru dan muridnya ini menerbitkan sebuah majalah yang begitu terkenal, yaitu majalah Al-Manar. Penerbitan majalah ini bertujuan melanjutkan misi majalah yang sebelumnya, Al-Urwah Al-Wusqa.

Antara lain, menyebarkan ide-ide pembaharuan dalam bidang agama, sosial, dan ekonomi; memajukan umat Islam dan menjernihkan ajaran Islam dari segala paham yang menyimpang; serta membangkitkan semangat persatuan umat Islam dalam menghadapi berbagai intervensi dari luar. Dalam perjalanannya majalah ini banyak mendapat sambutan, karena ide-ide pembaharuan yang dilontarkan dalam setiap tulisannya.

Setelah menerbitkan majalah Al-Manar, Rasyid Ridha juga masih sangat aktif menulis dan mengarang berbagai buku dan kitab. Dia sempat mengajukan saran kepada gurunya agar menafsirkan kitab suci Alquran dengan penafsiran yang relevan dengan perkembangan zaman.

Melalui kuliah tafsir yang rutin dilakukan di Universitas Al-Azhar, Rasyid Ridha selalu mencatat ide-ide pembaharuan yang muncul dalam kuliah yang diberikan Muhammad Abduh. Selanjutnya, catatan-catatan itu disusun secara sistematis dan diserahkan kepada sang guru untuk diperiksa kembali. Selesai diperiksa dan mendapat pengesahan, barulah tulisan itu diterbitkan dalam majalah Al-Manar. Kumpulan tulisan mengenai tafsir yang termuat dalam majalah Al-Manar inilah yang kemudian dibukukan menjadi Tafsir Al-Manar.

Pengajaran tafsir yang dilakukan Muhammad Abduh ini hanya sampai pada surah An-Nisa ayat 125, dan merupakan jilid ketiga dari seluruh Tafsir Al-Manar. Hal ini dikarenakan Muhammad Abduh telah dipanggil kehadirat Allah SWT pada 1905, sebelum menyelesaikan penafsiran seluruh isi Alquran. Maka, untuk melengkapi tafsir tersebut, Rasyid Ridha melanjutkan kajian tafsir sang guru hingga selesai.

Karya-karya yang dihasilkan semasa hidup Rasyid Ridha pun cukup banyak. Antara lain, Tarikh Al-Ustadz Al-Imama Asy-Syaikh 'Abduh (Sejarah Hidup Imam Syaikh Muhammad Abduh), Nida' Li Al-Jins Al-Latif (Panggilan terhadap Kaum Wanita), Al-Wahyu Muhammad (Wahyu Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW), Yusr Al-Islam wa Usul At-Tasyri' Al-'Am (Kemudahan Agama Islam dan dasar-dasar umum penetapan hukum Islam), Al-Khilafah wa Al-Imamah Al-Uzma (Kekhalifahan dan Imam-imam besar), Muhawarah Al-Muslih wa Al-Muqallid (dialog antara kaum pembaharu dan konservatif), Zikra Al-Maulid An-Nabawiy (Peringatan Kelahiran Nabi Muhammad SAW), dan Haquq Al-Mar'ah As-Salihah (hak-hak wanita Muslim). dia/berbagai sumber


Pembaruan Bidang Pendidikan dan Politik

Selain dalam hal pemikiran modern, arah pembaharuan pemikiran Rasyid Ridha tidak jauh berbeda dengan sang guru, Muhammad Abduh. Ide-ide pembaharuan penting yang dikumandangkan Rasyid Ridha, antara lain, dalam bidang agama, pendidikan, dan politik.

Di bidang agama, Rasyid Ridha mengatakan bahwa umat Islam lemah karena mereka tidak lagi mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang murni seperti yang dipraktekkan pada masa Rasulullah SAW dan para sahabat. Melainkan ajaran-ajaran yang menyimpang dan lebih banyak bercampur dengan bid'ah dan khurafat. Ia menegaskan jika umat Islam ingin maju, mereka harus kembali berpegang kepada Alquran dan Sunah.

Ia membedakan antara masalah peribadatan (yang berhubungan dengan Allah SWT) dan masalah muamalah (yang berhubungan dengan manusia). Menurutnya, masalah yang pertama, Alquran dan hadis harus dilaksanakan serta tidak berubah meskipun situasi masyarakat terus berubah dan berkembang. Sedangkan untuk hal kedua, dasar dan prinsipnya telah diberikan, seperti keadilan, persamaan, dan hal lain, namun pelaksanaan dasar-dasar itu diserahkan kepada manusia untuk menentukan dengan potensi akal pikiran dan melihat situasi dan kondisi yang dihadapi, sepanjang tidak menyimpang dari prinsip-prinsip dasar ajaran Islam.

Di bidang pendidikan, Rasyid Ridha berpendapat bahwa umat Islam akan maju jika menguasai bidang ini. Oleh karenanya, dia banyak mengimbau dan mendorong umat Islam untuk menggunakan kekayaannya bagi pembangunan lembaga-lembaga pendidikan. Dalam bidang ini, Ridha pun berupaya memajukan ide pengembangan kurikulum dengan muatan ilmu agama dan umum. Dan sebagai bentuk kepeduliannya, ia mendirikan sekolah di Kairo pada 1912 yang diberi nama Madrasah Ad-Da'wah wa Al-Irsyad.

Dalam bidang politik, Rasyid Ridha tertarik dengan ide Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam). Sebab, ia banyak melihat penyebab kemunduran Islam, antara lain, karena perpecahan yang terjadi di kalangan mereka sendiri. Untuk itu, dia menyeru umat Islam agar bersatu kembali di bawah satu keyakinan, satu sistem moral, satu sistem pendidikan, dan tunduk dalam satu sistem hukum dalam satu kekuasaan yang berbentuk negara. Namun, negara yang diinginkannya bukan seperti konsep Barat, melainkan negara dalam bentuk khilafah (kekhalifahan) seperti pada masa Al-khulafa ar-Rasyidin. Dia menganjurkan pembentukan organisasi Al-jami'ah al-Islamiyah (Persatuan Umat Islam) di bawah naungan khalifah.

Khalifah ideal, menurutnya, adalah sosok yang dapat memenuhi beberapa persyaratan, antara lain, dari segi keadilan, kemampuan, sifat mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi. Lebih lanjut, Rasyid Ridha menyebutkan dalam bukunya Al-khilafah, bahwa fungsi khalifah adalah menyebarkan kebenaran, menegakkan keadilan, memelihara agama, dan bermusyawarah mengenai masalah yang tidak dijelaskan nash. Kedudukan khalifah bertanggung jawab atas segala tindakannya di bawah pengawasan sebuah dewan pengawas yang anggotanya terdiri atas para ulama dan pemuka masyarakat. Tugas dewan pengawas selain mengawasi roda pemerintahan, juga mencegah terjadinya penyelewengan oleh khalifah, dan lembaga ini berhak menindak khalifah yang berbuat zalim dan sewenang-wenang.

Khalifah harus ditaati sepanjang pemerintahannya dijalankan sesuai dengan ajaran agama. Ia merupakan kepala atau pemimpin umat Islam sedunia, meskipun tidak memerintah secara langsung setiap negara anggota. Dan menurut Rasyid Ridha, seorang khalifah hendaknya juga seorang mujtahid besar yang dihormati. Di bawah khalifah seperti inilah kesatuan dan kemajuan umat Islam dapat terwujud.

Kiprah Rasyid Ridha dalam dunia politik secara nyata dapat dilihat dalam aktivitasnya. Ia pernah menjadi Presiden Kongres Suriah pada 1920, menjadi delegasi Palestina-Suriah di Jenewa tahun 1921. Ia juga pernah menjadi anggota Komite Politik di Kairo tahun 1925, dan menghadiri Konferensi Islam di Mekah tahun 1926 dan di Yerusalem tahun 1931.

Pengaruh pemikiran Rasyid Ridha dan juga para pemikir lainnya berkembang ke berbagai penjuru dunia Islam, termasuk Indonesia. Ide-ide pembaharu yang dikumandangkan banyak mengilhami semangat pembaharuan di berbagai wilayah dunia Islam. Banyak kalangan ulama yang tertarik untuk membaca majalah Al-Manar dan mengembangkan ide yang diusungnya. Nama besarnya terus dikenang hingga beliau wafat pada Agustus 1935. dia/berbagai sumber

http://www.republika.co.id/koran/153/71112/Muhammad_Rasyid_Ridha_Tokoh_Reformis_Dunia_Islam

Syair Religi Hamzah Fansuri

Minggu, 23 Agustus 2009 pukul 01:15:00

Syair Religi Hamzah Fansuri


SASTRA

Hamzah Fansuri dikenal sebagai tokoh sastra yang religius. Ia kerap menggunakan bahasa simbolis untuk menjelaskan perasaan cintanya kepada Tuhan.


Barus, sebuah kota kecil di pantai barat Sumatra, me -rupakan kota dagang yang ramai dikunjungi para saudagar dan musafir dari negerinegeri jauh. Pada pertengahan abad 16 sampai awal abad 17, seorang cendekiawan, ulama tasawuf, sastrawan, dan budaya -wan terkemuka pernah hidup di sana. Hamzah Fansuri namanya.

Barus sudah dikenal oleh bang -sa-bangsa besar di dunia sejak lama. Sumber-sumber sejarah Yunani menyatakan bahwa kapalkapal Athena telah singgah di Barus sebelum datangnya tarikh Masehi. Pun demikian dengan kapal-kapal dinasti Firaun dari Mesir. Berkali-kali mereka sing -gah di Barus untuk membeli kapur barus sebagai bahan utama pembuatan mumi.

Sumber sejarah dari Nusantara yang ditulis Empu Prapanca, yaitu Nagara Kartagama, juga menyinggung pentingnya Kota Barus. Dikatakan oleh Prapanca bahwa Kota Barus merupakan salah satu negeri Melayu di Sumatra yang sangat penting. Bukti-bukti arkeologis tentang pesatnya kemajuan Barus ketika itu telah ditemukan oleh ahli sejarah. Tersingkap bukti bahwa sebelum kerajaan-kerajaan Islam berdiri di Sumatra, kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan politik di Barus sudah mapan.

Baru pada abad ke-8, umat Islam menapakkan kakinya di Barus. Dan, satu abad setelahnya, yaitu abad ke-9, berdiri kerajaan Samudra Pasai. Dengan demikian, Barus merupakan salah satu kota utama persinggahan para penyebar Islam dari Arab maupun Persia.

Pada abad ke-16, seorang pe -ngembara Portugis mengunjungi Barus dan menulis bahwa Barus merupakan sebuah kerajaan kecil yang merdeka dan makmur. Pada abad yang sama, seorang penulis Arab, Sulaiman Al-Muhri, juga mencatat, Barus menjadi tujuan utama pelayaran orang-orang Arab, Persia, dan India.

Dapat dipastikan telah terjadi komunikasi intensif antara penduduk setempat dengan para pendatang di berbagai bidang. Penduduk setempat dapat mempelajari bahasa-bahasa asing. Terbukti Hamzah Fansuri me -nguasai bahasa Arab dan Persia. Bahasa ini mengantarkannya memahami ilmu-ilmu agama Islam dan kesusastraan.

Syair religius
Di bidang sastra, Hamzah Fansuri memelopori penulisan puisi-puisi filosofis dan mistis bercorak Islam di Nusantara. Abdul Hadi WM dalam bukunya, Hamzah Fansuri: Risalah Tasa -wwuf dan Puisi-puisinya, me -nyatakan, kedalaman kandungan puisi Hamzah Fansuri sukar ditandingi oleh penyair lain yang sezaman atau setelahnya.

Ia kerap menggunakan bahasa simbolis untuk menjelaskan perasaan cintanya kepada Tuhan. Pemakaian simbol-simbol serupa sering ditemukan dalam karyakarya mistikus besar dari Arab dan Persia, seperti Ibnu eArabi, Sadruddin Qunawi, Fakhruddin Iraqi, serta Jalaluddin ar-Rumi.

Dalam contoh syair di bawah ini, Hamzah Fansuri mengguna -kan simbol esurbatf sebagai ganti eanggurf yang biasanya diekspresikan oleh seorang sufi Persia karena nikmatnya rasa cinta kepada Tuhan. Hamzah Fansuri memilih kata surbat karena memang lebih akrab bagi masyarakat Melayu kala itu.

Zikir Allah kiri kanannya Fikir Allah rupa badannya Surbat tauhid akan minumannya Diam bertemu dengan Tuhannya Ia membawa tradisi syair sufistik dari Timur Tengah ke Nusantara dengan berbagai penyesuaian. Bahkan, jika diperhatikan, syair tersebut di atas secara kreatif ditulis layaknya pantun. Sebelumnya, pantun telah berkembang pesat secara lisan di negeri Melayu.

Syair yang ditulisnya terdiri atas empat baris dengan akhiran huruf yang sama. Sampai pada abad ke-20, syair yang disajikan layaknya pantun masih populer dan banyak digemari masyarakat Melayu. Akan tetapi, terdapat ciri-ciri tertentu dalam syair Hamzah Fansuri yang membedakannya dengan karya sastra Melayu sebelumnya, Arab dan Persia.

Oleh karena itu, Profesor A Teeuw, seorang ahli sastra Nusantara, menganggap Hamzah Fansuri sebagai pencetus mo der -nisasi kesusastraan Melayu. Kandungan syair yang disajikan terdiri atas banyak unsur baru. Yang paling mencolok, menurut Teeuw, ia memperkenalkan model penulisan syair dengan mencantumkan nama penulisnya.

Hamzah Fansuri di dalam Makkah Mencari Tuhan di Bait-Kafbah Di Barus ke Qudus terlalu payah Akhirnya dijumpa di dalam rumah Dilihat dari segi strukturnya, syair tersebut di atas merupakan perpaduan antara rubafi Persia dan pantun Melayu. Ia berjumlah empat baris dan terdiri atas dua pasangan. Bedanya dengan pantun adalah pantun terdiri dari empat baris berupa sampiran dan isi. Sedangkan bedanya dengan rubafi terletak pada skema rimanya. Rima rubafi adalah a-ab-a, dan syair Hamzah Fansuri aa-a-a.

Perbedaan lainnya, menurut A Teeuw, terletak pada pencantuman nama penulis syair yang tidak pernah dilakukan oleh sastrawan Melayu sebelumnya. Hamzah Fansuri menulis namanya dalam teks syair.

efDengan demikian, Hamzah Fansuri melambangkan era baru dalam sastra sebagai ungkapan seorang individu yang memanifestasikan kepribadiannya secara sadar dalam bentuk puisi,fe kata A Teeuw dalam Indonesia Antara Kelisanan dan Keberaksaraan. Ditambahkan oleh Abdul Hadi, muatan keagamaan dalam syairsyair Hamzah Fansuri berperan besar dalam proses Islamisasi bahasa Melayu. efIslamisasi bahasa sama dengan Islamisasi pemikiran dan kebudayaan,fe jelas Abdul Hadi.

Menurutnya, Islamisasi yang dilakukan Hamzah Fansuri tampak pada kata-kata serapan bahasa Arab ke dalam bahasa Melayu. Di satu sisi, kata-kata serapan tersebut memperkaya perbendaharaan bahasa Melayu.

Dan, di sisi lain, memasukkan konsep-konsep Islam di berbagai bidang kehidupan ke dalam sistem bahasa dan budaya Melayu. Dengan demikian, kata Abdul Hadi, Hamzah Fansuri menaikkan martabat bahasa Melayu hingga menjadi bahasa ilmu pengetahuan di Nusantara.

Sayang, banyak karya Hamzah Fansuri yang tidak sampai ke tangan kita. Pada 1637, ketika Sultan Iskandar Tsani (1637-1641 M) naik tahta, keluar fatwa yang dicetuskan oleh Syekh Nuruddin ar-Raniri. Dalam fatwa itu di -nyatakan Hamzah Fansuri adalah penganut ajaran wujudiah Ibnu eArabi. Dengan demikian, ia zin diq atau fasik. Karya-karyanya pun habis dibakar di depan Mas jid Ra -ya Kutaraja Aceh hingga hampir tidak tersisa. rid/berbagai sumber


Misteri Kehidupan Hamzah Fansuri

Tidak diragukan oleh semua pegiat sastra Nusantara bahwa Hamzah Fansuri adalah penyair agung di rantau Sumatra. Disebutkan oleh A Teeuw, ketika Valentijn (seorang sarjana Belanda) mengunjungi Barus pada 1706, ia membuat catatan yang menunjukkan kekagumannya pada sang penyair.

‘’Seorang penyair Melayu, Hamzah Pansur, adalah sosok terkemuka di ling kungan orang-orang Melayu karena syair dan puisinya yang menakjubkan. Kita terbuat karib kembali dengan kota kelahiran sang penyair jika ia mengangkat naik timbunan debu kebesaran dan kemegahan masa lampau,’‘ tulis Valentijn seperti dikutip A Teeuw dalam The Malay Shai’r: Problems of Origin and Tradition.

Punya nama besar dan karya-karya agung, rupanya tidak serta-merta nama Hamzah Fansuri termaktub dalam kitabkitab sejarah. Tidak ada data sejarah yang mengungkap kapan dan di mana ia lahir, serta bagaimana perjalanan kehidupannya. Bahkan, di mana ia dimakamkan, tidak diketahui sampai sekarang. A Teeuw hanya mereka-reka bahwa Hamzah Fansuri hidup pada abad ke-16 M. Memang ada beberapa syair Hamzah Fansuri yang secara jelas menyebutkan di mana ia berasal dan pernah tinggal. Berikut salah satu contohnya:

Hamzah Fansuri di dalam Makkah Mencari Tuhan di Bait-Ka’bah Di Barus ke Qudus terlalu payah Akhirnya dijumpa di dalam rumah Ada kata Fansuri dan Barus di syair itu. Valentijn dalam catatannya juga menyebut kata ‘Pansur’. Menurut A Teeuw, Pansur yang dalam bahasa Arab disebut Fansur adalah nama lain dari Barus. Kata fansur yang kemudian menjadi Fansuri menandakan sang penyair berasal dari kota itu.

Lantas, apa yang menyebabkan minimnya data sejarah hidup Hamzah Fansuri? Dari penelusuran Abdul Hadi terungkap bahwa sikap kritis sang penyair terhadap perilaku politik sultan Aceh membuatnya tidak disenangi oleh penguasa.

‘’Kritik-kritiknya yang tajam terhadap perilaku politik dan moral raja-raja, para bangsawan, dan orang-orang kaya Aceh menjadikannya dikenal sebagai orang yang paling berani. Tidak mengherankan, jika kalangan istana Aceh tidak menyukai kegiatan Syekh dan para pengikutnya,’‘ jelas Abdul Hadi dalam Hamzah Fansuri: Risalah Tasawuf dan Puisi-puisinya.

Hal itu, lanjut Abdul Hadi, mengakibatkan nama Hamzah Fansuri tidak tercatat dalam sumber-sumber sejarah yang ditulis oleh pihak istana. Namanya sama sekali tidak disebutkan dalam Hikayat Aceh maupun Bustan Al-Salatin, dua sumber sejarah Aceh yang paling penting. Padahal, siapa pun tak menyangkal ketokohannya dalam bidang spiritual maupun sastra.

Nuruddin ar-Raniri, seorang ulama terkemu ka Aceh dalam beberapa karyanya menye butkan nama Syamsuddin al-Sumatrani, murid Hamzah Fansuri, namun ia tidak menyebut nama sang guru. Harun Mat Piah da lam Traditional Malay Literaturememperkirakan sikap Nuruddin itu dipicu oleh perbedaan pandangan keagamaan antara kedua nya.

Jamak diketahui oleh ahli sejarah bahwa Nuruddin menolak konsep Wahdat al-Wujud yang dianut Hamzah Fansuri. Nuruddin-lah yang konon menyarankan sultan untuk membakar karya-karya Hamzah Fansuri. Meski demikian, masih ada beberapa karya sang penyair yang dapat diselamatkan. Di antaranya Syair Dagang, Syair Perahu, Syair Sidang Fakir, dan Syair Burung Pingai. Sedangkan, karya prosanya yang selamat, antara lain Syarab al-eAsyikin, Asrar al-Arifin,dan al-Muntahl. rid/berbagai sumber

http://www.republika.co.id/koran/153/71128/Syair_Religi_Hamzah_Fansuri

Ekologi dan Kesehatan dalam Pandangan Ilmuwan Muslim

Jumat, 21 Agustus 2009 pukul 01:30:00

Ekologi dan Kesehatan dalam Pandangan Ilmuwan Muslim


Para ilmuwan Muslim di era Kekhalifahan sudah menaruh perhatian yang begitu mendalam terhadap ekologi dan kesehatan. Cendekiawan Islam pada zaman itu berpikir bahwa perubahan ekologi bisa berdampak terhadap kesehatan manusia. Para dokter Muslim di masa kejayaan peradaban Islam telah melakukan kajian mengenai polusi lingkungan yang menyebabkan berbagai penyakit.

Beberapa ilmuwan Muslim di zaman keemasan Islam yang telah mengkaji hubungan antara ekologi dan kesehatan itu antara lain:

Al- Kindi
Pada abad ke-9 M, ilmuwan Muslim bernama Ya'qub ibnu Ishaq al-Kindi telah berhasil menulis risalah tentang cara-cara mengatasi polusi udara agar tak berbahaya bagi kesehatan manusia. Al-Kindi menulis risalah tentang bahaya polusi udara terhadap kesehatan itu bersumber dari buku Sabian atau pengetahuan sekte Mandaean yang merupakan keturunan dari para pemuja bintang di Babilonia. Selain itu, sumber risalah Al-Kindi juga berasal dari buku-buku India.

Qusta ibnu Luqa
Qusta ibnu Luqa dikenal sebagai salah seorang penerjemah dan penulis buku terkemuka di abad ke-10 M. Salah satu karyanya yang terkait dengan isu lingkungan adalah risalah tentang penyakit menular. Ibnu Luqa mengungkapkan, penyakit menular berpindah dari tubuh yang sakit ke tubuh yang sehat. Sedangkan penularannya melalui berbagai macam cara antara lain, melalui udara di sekitar penderita dan melalui infeksi.

Dalam risalahnya, dia juga menerangkan hubungan antara penyakit menular dengan polusi lingkungan. Polusi yang berasal dari bumi antara lain; uap dari hutan dan rawa-rawa, asap dari gunung berapi, dan asap dari jenazah yang dibakar. Lingkungan yang banyak polusinya membuat penyakit menular bisa menular dengan lebih cepat.

Ia juga mengungkapkan, faktor ekstrem dari langit juga bisa membuat orang-orang menjadi mudah sakit, antara lain; panas yang sangat ekstriem pada musim panas dan dingin yang sangat ekstrim pada musim dingin. Dalam cuaca yang sangat ekstrem, papar Ibnu Luqa, kekebalan tubuh manusia cenderung menurun.

Salah satu karya besar yang ditulis Ibnu Luqa adalah buku pedoman kesehatan bagi para jamaah haji yang berjudul Medical Regime for the Pilgrims to Mecca. Buku tersebut berisi petunjuk kesehatan bagi para jamaah haji yang akan menghadapi lingkungan ekstrem di kota Makkah.

Beberapa bab dalam buku tersebut juga berisi tentang kaitan antara lingkungan dengan penyakit diantaranya: Pada bab empat, Ibnu Luqa membahas tentang berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh hembusan angin yang berbeda-beda. Selain itu, pada bab enam, ia juga memaparkan tentang batuk dan pilek yang disebabkan oleh perubahan cuaca dan bagaimana cara menyembuhkannya.

Pada bab ketujuh, Ibnu Luqa juga mengkaji tentang penyakit mata yang disebabkan oleh debu dan angin serta cara menanganinya. Dalam bab kedelapan, sang ilmuwan membahas tentang pengujian tentang berbagai macam air untuk mencari tahu jenis air yang terbaik. Pada bab selanjutnya, Ibnu Luqa memaparkan cara memperbaiki air yang telah terkontaminasi.

Al-Razi
Ilmuwan Muslim lainnya yang mengkaji hubungan antara ekologi dengan kesehatan adalah al-Razi. Sang ilmuwan dikenal sangat peduli dengan berbagai macam kejadian alam. Dalam karyanya yang berjudul Types of Water, al-Kindi mengkaji masalah air dari berbagai macam sudut pandang baik secara medis maupun geologis. Dalam karya itu, dia mengutip beberapa tulisan dari Ibnu Masawaih, Ali ibnu Raban at-Tabari dan Hunain ibnu Ishaq.

Sedangkan dalam risalahnya yang berjudul Epistle on Chronic Coryza at the Bloom of the Roses, al-Razi enggambarkan bagaimana efek debu serbuk sari pada bunga dapat menyebabkan gangguan terhadap saluran pernafasan manusia. Al-Razi juga dikenal sebagai seorang ilmuwan Muslim yang berpikir bebas dan terbebas dari segala macam dogmatisme.

Al-Tamimi

Buku al-Tamimi mengenai hubungan antara ekologi dengan lingkungan bisa dibilang cukup lengkap pada abad ke-10 M. Al-Tamimi membuat buku secara berseri, buku tersebut diklasifikasikan sebagai berikut: Pertama, berbagai macam tipe polusi udara di negara-negara Islam dan hubungannya dengan kondisi geografi.

Kedua, tentang berbagai macam penyakit akibat polusi udara dan berbagai macam infeksi alami. Ketiga, tentang prosedur hieginisasi lingkungan ketika epidemi penyakit terjadi. Keempat tentang cara mengatasi polusi air. Kelima, cara merawat air di kolam dan berbagai macam polusinya.

Keenam, obat untuk menguatkan ketahanan tubuh. Ketujuh, tentang penggunaan wewangian, musik dan terapi psikologi guna meningkatkan kekebalan tubuh dari infeksi. Kedelapan, al-Tamimi juga membahas ciri-ciri cacar dan campak serta cara mengobatinya. Kesembilan, sang dokter juga membahas tentang obat-obatan bagi penderita masuk angin.

Selain buku tersebut, dia juga menulis buku tentang jus asam dan acar untuk mencegah penyakit , buku berisi metode untuk memperbaiki tingkat kualitas udara, dan meningkatkan ketahan tubuh dari penyakit.

Abu Sahl al-Masihi
Al-Masihi merupakan seorang ilmuwan yang terkenal karena keteraturan dan kejelasannya dalam menyusun sebuah karya. Dia mengklasifikasikan penyakit berdasarkan penyebabnya dan menentukan cara penyembuhannya berdasarkan tipe penyakitnya termasuk, jadwal pemberiaan obatnya dan alasannya.

Risalah al-Masihi dibagi menjadi empat seksi antara lain: Pentingnya udara untuk kehidupan, perubahan komposisi isi udara dan dampaknya terhadap kesehatan tubuh, cara epidemi menjangkiti tubuh dan pencegahan dan penyembuhan menurut tipe-tipe epidemi penyakit.

Dalam seksi kedua risalah tersebut, al-Masihi menjelaskan perbedaan antara penyakit endemik (al-amrad al-biladiyyah), penyakit epidemik (al-waba‘), juga penyakit akibat bencana (al-muwatan). Beberapa sebab epidemik antara lain tingkat kelembaban dan kepanasan suhu di udara yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi normal selama setahun, udara kering yang berlebihan, udara tidak normal, juga bencana alam.

Ibnu Sina
Beberapa karya Ibnu Sina yang terkait antara ekologi dan kesehatan antara lain, proses pelapukan, tipe udara termasuk kualitasnya dan cara perawatannya, penyakit-penyakit yang disebabkan udara yang tidak murni, serta cara mendesain rumah dan pemilihan lokasi rumah berdasarkan kesehatan.

Selain itu, sang dokter agung itu juga membahas tentang kualitas makanan dan dampaknya terhadap kesehatan, binatang-binatang yang menimbulkan polusi dan penyakit.Ia juga menyebutkan tanda-tanda alam yang menunjukkan bakal munculnya wabah atau bencana antara lain, tikus dan binatang-binatang di dalam tanah keluar ke permukaanan. Ini merupakan fenomena alam yang disebutkan oleh Ibn sina untuk pertama kalinya. Dyah Ratna Meta Novia



Konservasi Lingkungan dalam Pandangan Islam


Seorang Enviromentalis modern bernama Mawil Y Izzi Deen menegaskan, melestarikan lingkungan sebagai bagian dari ekologi hukumnya wajib menurut ajaran Islam.

Asisten profesor Universitas King Abdul Aziz University, Jeddah, Saudi Arabia dalam esainya yang berjudul Islamic Environmental Ethics, Law, and Society, menuturkan, konservasi terhadap lingkungan harus dilakukan, sebab lingkungan merupakan ciptaan Allah SWT dan semua makhluk yang hidup di dalam lingkungan juga merupakan ciptaan-Nya.

Ajaran Islam mengajarkan bahwa alam semesta setiap waktu beribadah dan mengagungkan Allah SWT, termasuk dedaunan yang berdzikir. Bahkan di dalam Alquran sendiri tidak ada firman tertentu yang menyebutkan bahwa alam harus mengabdi kepada manusia. Karena alam sebenarnya mengabdi kepada Allah SWT, maka alam tidak boleh dirusak demi kepentingan manusia yang serakah.

Salah seorang limuwan Muslim pada abad pertengahan Ibn Taymiyah pernah menyatakan, "Dalam ayat-ayat Al Qur'an mengingatkan bahwa Allah SWT menciptakan alam untuk alasan yang lebih baik dari pada hanya melayani manusia. Ayat-ayat Al Qur'an juga hanya menerangkan keuntungan yang bisa diperoleh dari alam untuk kepentingan manusia.”

Dalam ekologi Islam, semua ciptaan di semesta alam ini milik Allah SWT dan bukan milik manusia. Sehingga jika ada yang berpikiran bahwa binatang dan tumbuhan diciptakan untuk dimiliki manusia itu tidak benar. Pemikiran bahwa binatang dan tumbuhan itu diciptakan hanya untuk keuntungan manusia semata mendorong terjadinya perusakan alam dan penggunaan hasil-hasil alam tidak sebagai mana mestinya.

Bahkan Islam juga mengajarkan umatnya untuk berbuat baik kepada alam baik kepada lingkungan, binatang, dan tumbuhan. Nabi Muhammad saw pernah bersabda siapapun yang berbuat baik kepada alam dengan hati yang tulus akan mendapatkan imbalan berupa pahala.

Sejak zaman Nabi Muhammad, Islam telah mengenalkan konsep hima yaitu sebuah zona tertentu untuk konservasi alam. Di dalam zona proteksi tersebut tidak boleh didirikan bangunan atau untuk membuat ladang. Hima digunakan untuk melindungi tumbuh-tumbuhan dan satwa liar. Konsep hima hingga saat ini masih digunakan di negara-negara Islam.

Jika lingkungan tidak dijaga bahkan dirusak, maka akan menimbulkan berbagai macam bencana dan penyakit. Saat ini terjadi banjir di mana-mana akibat penebangan liar yang dilakukan para manusia serakah demi kepentingannya sendiri. dya

http://www.republika.co.id/koran/36/70762/Ekologi_dan_Kesehatan_dalam_Pandangan_Ilmuwan_Muslim

Proposl Kegiatan

A. MUQODDIMAH

Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah islam yang bertumpu pada khitah al-amr bi al-ma’kruf wa an-nahy an al-mungkar. Berdiri diatas garis ini, muhammadiyah menaruh komitmen yang tinggi pada berbagai usaha pencerahan dan pemberdayaan umat islam dan masyarakat-bangsa guna mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya, yakni masyarakat yang berkeutamaan dibawah naungan ridha Allah SWT. Dalam keyakinan, hal tersebut tidak mungkin tercapai kecuali hanya dengan meyakini dan mengamalkan agama islam secara benar dan tepat, yakni dengan meyakini dan mengamalkan Islam sebagaimana yang dituntunkan Al Qur’an dan As Sunah.

Masyarakat, tempat Muhammadiyah hidup dan bergerak, terus mengalami perkembangan sebagai konsekuensi dari modernitas dan pengaruh global. Sulit dihindari bila muhammadiyah pun harus berhadapan langsung dengan berbagai arus besar perubahan disekitarnya. Sebagai mana yang kita ketahui bahwa perubahan dan perkembangan masyarakat merupakan bagian dari proses-proses sosial yang tak terelakkan, dan membawa berbagai muatan yang mengancam sendi-sendi kehidupan masyarakat, baik pada aspek ekonomi politik budaya, bahkan pada keagamaan hal ini menempatkan muhammadiyah pada posisi yang secara langsung berhadapan dengan berbagai perubahan dan perkembangan baru teresebut yang menantang bahkan mengancam visi, misi dan eksistensi dirinya dan umat islam secara keseluruhan.

Perguruan tinggi muhammadiyah (PTM) yang tersebar diseluruh pelosok tanah air, merupakan salah satu amal usaha persyarikatan yang sesungguhnya menyimpan berbagai potensi bagi pengembangan kualitatif muhammadiyah di masa depan dari sekian potensi yang dikandung PTM, eksistensi muhammadiyah dapat muncul sebagai kekuatan besar yang pada giliranya nanti berperan sebagai lokomotif pembaruan, yang terus menerus mendorong dan menarik muhammadiyah memasuki masa depan secara lebih kompetitif.

Atas dasar pemikiran inilah Korps Muballigh Mahasiswa Muhammadiyah, Majelis Tabligh dan dakwah khusus (MTDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah terdorong untuk menyelenggarakan Pelatihan Muballigh Mahasiswa Muhammadiyah yang secara khusus difokuskan kepada pemberdayaan potensi mahasiswa muhammadiyah guna menciptakan semangat, ghirah dan kultur tabligh di kalangan generasi muda muhammadiyah.

B. DASAR PEMIKIRAN

  1. Firman Allah SWT, Surat Ali Imran ayat 104:

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.

C. NAMA KEGIATAN

Pelatihan Muballigh Mahasiswa Muhammadiyah Se-Jawa

D. TEMA KEGIATAN

“Diaspora Gerakan Purifikasi dalam BerAmar Ma’ruf Nahi Munkar”

E. TUJUAN

  1. Memberi bekal pemahaman yang mendalam secara teori dan praktek tentang gerakan dakwah
  2. Menyiapkan Kader untuk terjun berdakwah di masyarakat

F. Kompetensi

Kompetensi merupakan kemampuan dasar sebagai akumulasi dari penguasaan ilmu pengetahuan, nilai, attitude, sikap, perspektif dan ketrampilan yang diperoleh sebagai hasil setelah peserta mengikuti pelatihan, secara lebih rinci, kompetensi lulusan pelatihan ditandai dengan indikator yang spesifik dalam proses pembelajaran pelatihan muballigh indikator-indikator tersebut menentukan materi-materi apa yang akan disaksikan dan metode serta pendekatan apa yang akan digunakan.

KOMPETENSI

INDIKATOR

Memiliki kemampuan dasar melaksanakan tabligh di lingkungan kampus dan masyarakat
  1. Memiliki ghirah tinggi memenuhi panggilan dakwah islam
  2. Memiliki integritas yang tinggi sebagai kader muballigh muda muhammadiyah
  3. Memiliki kemampuan yang keras dan keterampilan yang baik untuk melaksanakan tabligh pada forum-forum keagamaan baik didalam kampus dan masyarakat
Memiliki kemampuan dasar mengelola dan menggerakan gerakan tabligh di lingkungan kampus
  1. Mampu membentuk, membangun dan menjalankan organisasi tabligh dengan baik
  2. Terampil menyelenggarakan forum-forum tabligh, seperti majelis taklim mahasiswa, ibadah jumat, halaqah-halaqah dsb.
  3. Mampu membentuk dan membangun jaringan tabligh internal dan eksternal kampus (masjid-masjid dan majelis taklim di masyarakat

  1. G. PESERTA

Perwakilan di setiap Universitas Se-Jawa

Daerah Istimewa Yogyakarta:

  1. Universitas Ahmad Dahlan
  2. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  3. Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta
  4. Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta
  5. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah
  6. Universitas Islam Indonesia
  7. Universitas Gadjah Mada
  8. Universitas Negeri Yogyakarta
  9. UIN Sunan Kalijaga

Jawa Tengah:

  1. Universitas Muhammadiyah Surakarta
  2. Universitas Muhammadiyah Magelang
  3. Universitas Muhammadiyah Purworejo
  4. Universitas Muhammadiyah Purwokerto
  5. Universitas Negeri Sebelas Maret
  6. Universitas Muhammadiyah Semarang
  7. Universitas Muhammadiyah Gombong
  8. STAI Muhammadiyah Blora
  9. STAI Muhammadiyah Klaten
  10. AKPER Muhammadiyah Klaten

Jawa Timur:

  1. Universitas Muhammadiyah Malang
  2. Universitas Muhammadiyah Ponorogo
  3. Universitas Muhammadiyah Gresik
  4. IMM Brawijaya
  5. Universitas Muhammadiyah Jember
  6. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
  7. Universitas Muhammadiyah Surabaya
  8. STAI Muhammadiyah Karangasem

Jawa Barat:

  1. Universitas Muhammadiyah Sukabumi
  2. IMM Cabang Bogor
  3. STAI Muhammadiyah Bandung
  4. STIKES Muhammadiyah Indramayu
  5. Universitas Muhammadiyah Cirebon
  6. STAI Muhammadiyah Tanggerang

DKI Jakarta:

  1. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
  2. Universitas Muhammadiyah Jakarta
  3. STIE Ahmad Dahlan
  4. STIE Muhammadiyah Jakarta
  5. STMIK Muhammadiyah Jakarta

H. WAKTU DAN TEMPAT

Gedung PUSBANG Perguruan Tinggi Muhammadiyah, Jl. Kaliurang Km 23, Ngipiksari, Sleman, DIY., Kamis-Senin, 15-19 Agustus 2009

  1. I. MATERI
    1. Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah
    2. Ibadah Muhammadiyah
    3. Fiqh Dakwah
    4. Kepribadian Muballigh Muhammadiyah
    5. Sistem Pengambilan Rujukan
    6. Ghozwul Fikri
    7. Kristologi
    8. Retorika Dakwah
    9. Psikologi Dakwah
    10. IMM dan Tantangan Dakwah
    11. Pembentukan Dakwah Jama’ah
    1. NARA SUMBER
      1. Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag
      2. Dr. Khoiruddin Bashori
      3. Drs. Anhar Anshori, M.SI
      4. Drs. Sukriyanto AR, M.Hum
      5. Drs. Zaini Munir Fadholi, M.SI
      6. Ust. Syakir Jamaluddin, MA
      7. Ust. Fathurahman Kamal, Lc., M.SI
      8. Ust. Yusuf Ahmad Hasan
      9. Ust. Lasiman
      10. Ust. Yusron Asrofi, MA
      11. Bidang Dakwah DPP IMM

K. PENYELENGGARA

Pelatihan ini diselenggarakan oleh Korp Muballigh Mahasiswa Muhammadiyah (KM3) Yogyakarta

L. PERSYARATAN PESERTA

  1. Aktivis IMM yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pimpinan perguruan tinggi dan pengurus IMM setempat (sudah mengikuti DAD)
  2. Mampu membaca Al-Qur’an dengan tartil dan hafal surat-surat pendek
  3. Setiap perwakilan IMM PTM atau IMM non PTM membuat dan menyerahkan laporan kegiatan dan perencanaan dakwah kampusnya masing-masing yang dilengkapi dengan analisis SWOT (Kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan)
  4. Sanggup mengikuti kegiatan-kegiatan tindak lanjut (follow up)
  5. Membayar sumbangan wajib peserta (SWP) sebesar Rp. 200.000,- per orang (khusus perwakilan PTM)
  6. Membawa perlengkapan sehari-hari, Al-qur’an terjemahan, pakaian olahraga, dan obat-obatan pribadi.
  7. INFORMASI DAN KONFIRMASI

Untuk memperoleh informasi dan konfirmasi lebih lanjut, hubungi Ananto Isworo d.a Kantor Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP. Muhammadiyah jl. KHA. Dahlan No. 103 Yogyakarta, tlp 0274. 375.025 atau 081.904.211.195 pada setiap jam kerja. Lembar kesediaan peserta mohon dikirim kembali ke MTDK PP. Muhammadiyah melalui faks. 0274.381.031

SUSUNAN KEPANITIAAN

Pelindung : Ketua MTDK PP. Muh. (Drs. H. M. Sukriyanto AR, M.Hum)

Penasehat : Syakir Djamaluddin, MA., Drs. Anhar Anshori,M.SI.,

Fathurrahman Kamal, Lc., M.SI., Ananto Isworo, S.Ag

Penanggungjawab : Ketua Umum KM3 Jogja (IMMawan Robison)

Steering Committee (SC) : Ketua I (Chanif Ichsan)

Ketua II (Saiful Azhar Aziz)

Master of Training (MOT) : Ahmad Syaifuddin

Sekretaris MOT : Benny Farida Fauziarti

Imam Training : 1. Bidang Dakwah DPD IMM DIY

2. KM3 Jogja

3. KM3 IMM KORKOM UMS

Tim Pemandu : 1. Bidang Dakwah DPD IMM DIY

2. KM3 Jogja

3. KM3 IMM Korkom UMS

Operational Committee (OC)

Ketua Panitia : Sigit Wibowo

Sekretaris : Saiful Azhar Aziz

Bendahara : Fitrianas Hidayatullah

Sie. Acara : Chanif Ichsan

Anggina Oktapia

Sie. Humas : Nooria Sukmaningtyas

Sie. Perlengkapan : Sigit Putra Purnama

Sie. Konsumsi : Kamal

Azzimatunnisa’

Sie. Pubdekdok : Muhammad Effendy

Laeli Wahidatul

Sie. Dana Usaha : Leni Susanti

Fajriyah Mubarokah

Riska Wijayanti

Farah Faulin Nur


MANUAL ACARA

Sabtu, 15 Agustus 2009

No.

WAKTU

KEGIATAN

Keterangan

1 07.30-08.30 Berangkat Menuju Lokasi Pelatihan
2 08.30-10.00 Registrasi Peserta
3 10.00-11.40 Opening Ceremony
  1. Pembacaan Kalam Ilahi
  2. Sambutan Ketua Panitia
  3. Sambutan Ketua KM3 Jogja

(Penyerahan Nama-nama Peserta Ke MOT)

  1. Ceramah Iftitah

Oleh: Dr. Muhammad Muqoddas, Lc


4 11.40-13.00 Istirahat, Sholat, Makan
5 13.00-14.00 Learning Contract

Oleh: Master of Training


6 14.00-15.00 Keakraban
7 15.00-16.30 Istirahat, Sholat, Mandi
8 16.30-17.30 Tahsin
9. 17.30-20.00 Sholat, Kultum, Hafalan surat dan Makan
10. 20.00-20.30 Diskusi Pra Materi
11. 20.30-22.00 Materi I

“Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah”

Oleh: Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag

Moderator: KM3 Jogja


12. 22.00-23.00 Focus Group Discussion
13. 23.00-23.30 Hafalan Do’a Sehari-hari
14. 23.30-03.30 Istirahat Malam

Ahad, 16 Agustus 2009

No.

WAKTU

KEGIATAN

Keterangan

1. 03.00-04.30 Qiyaamul Lail Imam Training
2. 04.30-05.00 Sholat Shubuh
3. 05.00-06.30 Fiqh Ibadah 1

Oleh: Drs. Zaini Munir Fadholi, M.SI


4. 06.30-07.00 Olah Raga
5. 07.00-08.30 Istirahat, Makan, Mandi
6. 08.30-09.00 Diskusi Pra Materi
7. 09.00-11.00 Materi II “Ghozwul Fikri

Oleh: Ust. Fathurrahman Kamal, Lc., M.SI

Moderator: DPD IMM DIY


8. 11.00-11.30 Focus Group Discussion
9. 11.30-13.00 Istirahat, Sholat, Makan
10. 13.00-13.30 Diskusi Pra Materi
11. 13.30-15.00 Materi III

“Kepribadian Muballigh Muhammadiyah”

Oleh: Ust. Yusron Asrofi, MA

Moderator: KM3 IMM UMS


12. 15.00-16.00 Istirahat, Sholat, Mandi
13. 16.00-17.00 Tahsin
14. 17.00-17.30 Kultum
15. 17.30-20.00 Istirahat. Sholat, Kultum, Makan
16. 20.00-20.30 Diskusi Pra Materi
17. 20.30-22.00 Materi IV “Fiqh Dakwah”

Oleh: Drs. Anhar Anshori, M.SI

Moderator: KM3 Jogja


18. 22.00-22.30 Ice Breaking
19. 22.30-23.00 Hafalan Do’a Sehari-hari Imam Training
20. 23.00-03.30 Istirahat Malam

Senin, 17 Agustus 2009

No.

WAKTU

KEGIATAN

Keterangan

1 03.00-04.30 Qiyaamul Lail Imam Training
2 04.30-05.00 Sholat Shubuh
3 05.00-06.30 Fiqh Ibadah 2

Oleh: Drs. Zaini Munir Fadholi, M.SI


4 06.30-07.00 Olah Raga
5 07.00-08.30 Istirahat, Makan, Mandi
6 08.30-09.00 Diskusi Pra Materi
7 09.00-11.00 Materi V “Sistem Pengambilan Rujukan”

Oleh: Ust. Syakir Djamaluddin, MA

Moderator: KM3 Jogja


8 11.00-11.30 Focus Group Discussion
9 11.30-13.00 Istirahat, Sholat, Makan
10 13.00-13.30 Diskusi Pra Materi
11 13.30-15.00 Materi VI Kristologi”

Oleh: Ust. Lasiman

Moderator: KM3 IMM UMS


12 15.00-16.00 Istirahat, Sholat, Mandi
13 16.00-17.00 Tahsin
14 17.00-17.30 Kultum
15 17.30-20.00 Istirahat. Sholat, Kultum, Makan
16 20.00-20.30 Diskusi Pra Materi
17 20.30-22.00 Materi VII “Retorika Dakwah”

Oleh: Ust. Yusuf Ahmad Hasan

Moderator: DPD IMM DIY


18 22.00-22.30 Ice Breaking
19 22.30-23.00 Hafalan Do’a Sehari-hari Imam Training
20 23.00-03.30 Istirahat Malam

Selasa, 18 Agustus 2009

No.

WAKTU

KEGIATAN

Keterangan

1 03.00-04.30 Qiyaamul Lail Imam Training
2 04.30-05.00 Sholat Shubuh
3 05.00-06.30 Fiqh Ibadah 3

Oleh: Drs. Zaini Munir Fadholi, M.SI


4 06.30-07.00 Olah Raga
5 07.00-08.30 Istirahat, Makan, Mandi
6 08.30-09.00 Diskusi Pra Materi
7 09.00-11.00 Materi VIII“Psikologi Dakwah”

Oleh: Dr. Khoiruddin Bashori

Moderator: KM3 IMM UMS


8 11.00-11.30 Focus Group Discussion
9 11.30-13.00 Istirahat, Sholat, Makan
10 13.00-13.30 Diskusi Pra Materi
11 13.30-15.00 Materi IX

“IMM dan Tantangan Dakwah

Oleh: Kabid. Dakwah DPP IMM

Moderator: Kabid. Dakwah DPD IMM DIY


12 15.00-16.00 Istirahat, Sholat, Mandi
13 16.00-17.30 Workshop IMM dan Tantangan Dakwah

Bidang Dakwah DPD DIY

14 17.30-20.00 Istirahat. Sholat, Kultum, Makan
15 20.00-20.30 Diskusi Pra Materi
16 20.30-22.00 Materi X

“Pembentukan Gerakan Dakwah Jama’ah”

Oleh: Drs. Sukriyanto AR, M.Hum

Moderator: KM3 Jogja


17 22.00-22.30 Ice Breaking
18 22.30-23.00 Hafalan Do’a Sehari-hari Imam Training
19 23.00-03.30 Istirahat Malam

Rabu, 19 Agustus 2009

No.

WAKTU

KEGIATAN

Keterangan

1 03.30-04.30 Qiyamul Lail
2 04.30-05.00 Sholat Shubuh
3 05.00-07.00 Out Bond
4 07.00-09.00 Istirahat, Mandi, Makan
5 09.00-10.00 Rencana Tindak Lanjut
  1. a. Muballigh Hijrah di Bulan Ramadhan

6. 11.00-11.30 Penutupan
  1. Pembukaan
  2. Pembacaan Kalam Ilahi
  3. Laporan dari Master of Training

(Penyerahan kembali nama-nama Peserta ke Ketua Umum KM3 Jogja)

  1. Sambutan dari Kabid. Dakwah DPP IMM

(Sekaligus menutup pelatihan)


7. 11.30-12.30 Sholat Dzuhur + Packing
8 12.30-13.00 Dokumentasi
9 13.00- ……….. Ilaa Liqo………

*manual acara masih dapat berubah

* Bagi Mahasiswa luar Jogja, Bila hadir sebelum hari H, disediakan Penginapan di PP. Muh. jln KHA. Dahlan dan berangkat dari Gedung PP. Muh. jln KHA. Dahlan. Disediakan kendaraan.

Lampiran 4

LEMBAR KESEDIAAN

Kepada Yth:

Korp Muballigh Mahasiswa Muhammadiyah

Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

d.a. Jl. KHA. Dahlan No. 103 Yogyakarta

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh

Menindaklanjuti surat Korp Muballigh Mahasiswa Muhammadiyah Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah perihal permohonan pengiriman peserta Pelatihan Muballigh Mahasiswa Muhammadiyah se-Jawa, maka dengan ini saya:

Nama :

Alamat :

Telp./HP. :

Email :

Institusi :

Selanjutnya, mohon dicatat sebagai peserta Pelatihan Muballigh Mahasiswa Muhammadiyah se-Jawa.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh

PAham Agama Muhammadiyah

FAHAM AGAMA
MENURUT MUHAMMADIYAH


Mengenai faham agama menurut Muhammadiyah tercantum ddalam MKCH beserta penjelasannya yang uraiannya sebagai berikut:

MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH
1.Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah amar makruf nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al Quran dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridloi Allah SWT, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2.Muhammadiyah berkeyakinan, bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, duniawi dan ukhrawi.
3.Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a.Al Quran: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
b.Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al Quran yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW.; dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4.Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang:
a.Aqidah
b.Akhlaq
c.Ibadah
d.Muamalah duniawiyat
4.1.Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
4.2.Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman ajaran-ajaran Al Quran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
4.3.Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
4.4.Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya muamalat duniawiyat (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
5.Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa Tanah Air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT:

”BALDATUN THAYYIBATUN WA ROBBUN GHOFUR”
Keputusan Tanwir tahun 1969
di Ponorogo

Catatan: Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah
a.Atas kuasa Tanwir Tahun 1970 di Yogyakarta;
b.Disesuaikan dengan keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta.

TAFSIR KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH

Sistematika
1.Rumusan Matan ”Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah” terdiri dari 5 angka.
2.Lima angka tersebut dapat dibagi menjadi 3 kelompok.
KELOMPOK SATU:
mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis ialah angka 1 dan 2, yang berbunyi:
1.Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah amar makruf nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al Quran dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka Bumi.
2.Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi Muhammad SAW sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, duniawi dan ukhrawi.
KELOMPOK KEDUA: mengandung persoalan mengenai faham Agama menurut Muhammadiyah, ialah: angka 3 dan 4 yang berbunyi:
3.Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a.Al Quran: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
b.Sunnah Rasul: penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al Quran yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW; dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan ajaran Islam.
4.Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang:
a.Aqidah
b.Akhlaq
c.Ibadah
d.Muamalah duniwiyat
4.1.Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
4.2.Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-akhlaq mulia dengan berpedoman keada ajaran-ajaran Al Quran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
4.3.Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah saw tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
4.4.Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyat (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat ) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.

KELOMPOK KETIGA: mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam masyarakat Negara Republik Indonesia, ialah angka 5 berbunyi:

5.Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil makmur dan diridloi Allah SWT:
BALDATUN THAYYIBATUN WA ROBBUN GHAFUR.


Uraian singkat mengenai Matan ”Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah” adalah sebagai berikut:
1.Pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, yang terkandung dalam angka 1 dan 2 dari Matan ”Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah”, ialah:
a.Aqidah: Muhammadiyah adalah gerakan beraqidah Islam
b.Cita-cita/tujuan: Bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridloi Allah SWT.
c.Ajaran yang digunakan untuk melaksanakan aqidah dalam mencapai cita-cita/tujuan tersebut: Agama Islam adalah agama Allah sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, duniawi dan ukhrawi.
2.Fungsi aqidah dalam persoalan Keyakinan dan Cita-cita Hidup adalah sebagai sumber yang menemukan bentuk keyakinan dan cita-cita hidup itu sendiri.
Berdasarkan Islam, artinya ialah: Islam sebagai sumber ajaran yang menentukan keyakinan dan cita-cita hidupnya.
Ajaran Islam, yang inti ajarannya berupa kepercayaan: tauhid membentuk keyakinan dan cita-cita hidup; bahwa hidup manusia di dunia ini semata-mata hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT, demi untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
Hidup beribadah menurut Islam, ialah hidup bertaqarrub kepada Allah SWT dengan menunaikan amanahNya serta mematuhi ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan-Nya guna mendapatkan keridloan-Nya.

3.Fungsi cita-cita/tujuan dalam persoalan Keyakinan dan cita-cita hidup ialah sebagai kelanjutan/konsekwensi dari Aqidah. Hidup yang beraqidah Islam seperti yang disimpulkan pada angka 4 di atas, tidak bisa lain kecuali menimbulkan kesadaran pendirian, bahwa cita-cita/tujuan yang akan dicapai dalam hidupnya di dunia, ialah terwujudnya tata kehidupan masyarakat yang baik, guna mewujudkan kemakmuran dunia dalam rangka ibadahnya kepada Allah SWT. Dalam hubungan ini, Muhammadiyah telah menegaskan cita-cita/tujuan perjuangannya dengan: ”...... sebagai terwujudnya masyarakat utama, adil makmur, yang diridloi Allah SWT”. (AD Ps.3).
Bagaimana bentuk/wujud masyarakat utama adil dan makmur, yang diridloi Allah SWT yang dimaksud itu, harus dirumuskan dalam satu konsepsi yang jelas, gamblang dan menyeluruh.

4.Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hisup yang beraqidah Islam dan dikuatkan oleh hasil penyelidikan secara ilmiah, historis dan sosiologis, Muhammadiyah berkeyakinan, bahwa ajaran yang dapat untuk melaksanakan hidup yang sesuai dengan ”aqidah”nya dalam mencapai ”cita-cita/tujuan” hidup dan perjuangannya sebagaimana dimaksud, hanyalah ajaran Islam. Untuk itu sangat diperlukan adanya rumusan secara kongkrit, sistematis dan menyeluruh tentang konsepsi ajaran Islam yang meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia/masyarakat, sebagai isi daripada masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

5.Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah yang persoalan-persoalan pokoknya telah diuraikan dengan singkat di atas, adalah dibentuk/ditentukan oleh pengertian dan fahamnya mengenai agama Islam. Agama Islam adalah sumber keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah. Maka dari itu, faham agama bagi Muhammadiyah adalah merupakan persoalan yang esensiil bagi adanya keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah.

6.Faham Agama
a.Agama Islam adalah Agama Allah yang diturunkan kepada para Rasul-Nya, sejak Nabi Adam sampai nabi terakhir, ialah Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir, diutus dengan membawa syariat agama yang ssempurna, untuk seluruh umat manusia sepanjang masa. Maka dari itu agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW itulah yang tetap berlaku sampai sekarang dan untuk masa-masa yang akan selanjutnya.
b.Dasar Agama Islam
1). Al Quran: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
2). Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaran Al Quran yang diberikan jiwa Nabi Muhammad SAW. dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam. (nukilan dari Matan).
c.Al Quran dan Sunnah Rasul sebagai penjelasannya adalah pokok dasar hukum/ajaran Islam yang mengandung ajaran yang benar.
Akal fikiran/ Ar Ra’yu adalah untuk:
1). Mengungkap dan mengetahui kebenaran yang terkandung dalam Al Quran dan Sunnah Rasul;
2). Mengetahui maksud-maksud yang tercakup dalam pengertian Al Quran dan Sunnah Rasul.
Sedang untuk mencari cara dan jalan melaksanakan ajaran Al Quran dan Sunnah Rasul dalam mengatur dunia guna memakmurkannya, akal fikiran yang dinamis dan progresif mempunyai peranan yang penting dan lapangan yang luas. Begitu pula akal pikiran bisa untuk mempertimbangkan seberapa jauh pengaruh keadaan dan waktu terhadap penerapan suatu ketentuan hukum dalam batas maksud-maksud pokok ajaran agama.
d.Muhammadiyah berpendirian bahwa pintu jihad senantiasa terbuka.
e.Muhammadiyah berpendirian bahwa orang dalam beragama hendaklah berdasarkan pengertian yang benar, dengan ijtihad atau ittiba’.
f.Muhammadiyah dalam menetapkan tuntunan yang berhubungan dengan masalah agama, baik bagi kehidupan perseorangan ataupun gerakan, adalah dengan dasar-dasar seperti tersebut di atas; dilakukan dalam musyawarah oleh para ahlinya, dengan cara yang sudah lazim disebut ”tarjih”, ialah membanding-banding pendapat-pendapat dalam musyawarah dan kemudian mengambil mana yang mempunyai alasan yang lebih kuat.
g.Dengan dasar dan cara memahami agama seperti tersebut di atas, Muhammadiyah berpendirian bahwa ajaran Islam merupakan ”kesatuan ajaran” yang tidak boleh dipisah-pisah dan meliputi:
1). Aqidah: ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan
2). Akhlaq: ajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikap mental
3). Ibadah (mahdloh): ajaran yang berhubungan dengan peraturan dan tata cara hubungan manusia dengan Tuhan.
4). Muamalat duniawiyat: ajaran yang berhubungan dengan pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat.
Dimana semuanya bertumpu dan untuk mencerminkan kepercayaan ”Tauhid” dalam dan kehidupan manusia, dalam wujud dan bentuk hidup dan kehidupan yang semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT dalam arti yang luas dan penuh, seperti arti ibadah yang dirumuskan oleh Majelis Tarjih:
”Ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dengan mentaati segala perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya, dan mengamalkan segala yang diizinkan Allah. Ibadah itu ada yang umum dan ada yang khusus.
1). Yang umum, ialah segala amalan yang diizinkan Allah
2). Yang Khusus, ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya, tingkah dan cara-caranya yang tertentu”.

7.Fungsi dan Misi Muhammadiyah
a.Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang bersumberkan ajaran Islam yang murni seperti tersebut di atas, Muhammadiyah menyadari kewajibannya: berjuang dan mengajak segenap golongan dan lapisan bangsa Indonesia, untuk mengatur dan membangun tanah air dan Negara Republik Indonesia, sehingga merupakan masyarakat dan negara yang adil dan makmur, sejahtera bahagia, materiil dan spirituil yang diridloi Allah SWT.
b.Mengingat perkembangan sejarah dan kenyataan bangsa Indonesia sampai dewasa ini, semua yang ingin dilaksanakan dan dicapai oleh Muhammadiyah daripada keyakinan dan cita-cita hidupnya, bukanlah hal yang baru, dan hakekatnya adalah sesuatu yang wajar.
c.Sedang pola perjuangan Muhammadiyah dalam melaksanakan dan mencapai keyakinan dan cita-cita hidupnya dalam masyarakat Negara Republik Indonesia, Muhammadiyah menggunakan dakwah Islam amar makruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, sebagai jalan satu-satunya. Lebih lanjut mengenai soal ini dapat diketahui dan dipahami dalam ”Khittah Perjuangan Muhammadiyah”.