Kisah Penerbangan Celebi Bersaudara
Peristiea penerbangn lagari itu dicatat sebagai peristiwa terbang berawak vertikal pertama yang menggunakan sistem pendorong cerupa tujuh roket dengan bubuk mesiu sebanyak 300 pound.
Peradaban Barat mengklaim Wright bersaudara (Wright brothers), Orville dan Wilbur sebagai penemu pesawat terbang pertama. Pada 17 Desember 1903, keduanya berhasil menerbangkan pesawat yang dibuatnya. Padahal, tiga abad sebelum Wright bersaudara mencoba melakukan penerbangan, dari Kekhalifahan Turki Usmani, Celebi bersaudara telah melakukan hal yang sama.
Pada abad ke-17 M, dua ilmuwan Muslim bersaudara itu berhasil melakukan uji coba penerbangan. Celebi bersaudara dikenal sangat tertarik dan cinta terhadap ilmu pengetahuan khususnya fisika, yang terkait dengan dunia penerbangan. Setiap hari, mereka berdua belajar dan mempraktikkan ilmu penerbangan.
Hingga akhirnya, Celebi bersaudara berhasil menerbangkan pesawat ciptaan mereka sendiri meskipun dengan teknologi yang cukup sederhana. Tetapi pesawat hasil ciptaan mereka merupakan model dari pesawat-pesawat di dunia penerbangan modern saat ini. Kedua bersaudara itu adalah:
* Hezarfen Ahmet Celebi
Herzafen Ahmet Celebi merupakan saudara laki-laki Lagari Hasan Celebi. Pada suatu ketika terjadi pertempuran sengit di laut antara tentara Turki Usmani dengan pasukan asal Genoa, Italia. Dalam pertempuran yang dahsyat itu, akhirnya tentara Turki, termasuk di dalamnya Herzafen menjadi pemenangnya.
Sedangkan Fransesca, putri sang kapten kapal dari Genoa juga selamat dari pertempuran dan menjadi tawanan tentara Turki Usmani. Tak berapa lama kemudian, Hezarfen yang masih muda jatuh cinta kepada Fransesca hingga akhirnya mereka menikah. Rupanya Fransesca merupakan perempuan yang cerdas.
Dia juga banyak memiliki ilmu pengetahuan dari riset-riset penerbangan yang pernah dilakukan oleh para ilmuwan di negaranya, Italia. Akhirnya dibantu oleh Fransesca dan saudaranya Lagari, Hezarfen melakukan riset untuk menciptakan pesawat terbang.
Hezarfen sendiri sangat terobsesi untuk menciptakan pesawat terbang karena terinspirasi oleh seorang ilmuwan Muslim sebelumnya yang juga sangat tertarik dengan dunia penerbangan yakni Ismail Cevheri. Tetapi pada masa percobaannya, Ismail mengalami kegagalan.
Ismail melakukan uji coba pesawatnya dengan terbang dari sebuah menara pada abad ke-10. Tetapi karena dia kurang memiliki pengetahuan tentang aerodinamika sayap, Ismail terjatuh saat melakukan penerbangan dan menghembuskan nafas terakhirnya seketika itu juga. Oleh karena itu, Herzafen berupaya keras untuk menyempurnakan riset penerbangan Ismail Cevheri bersama saudaranya.
Herzafen terus melakukan riset penerbangan. Setelah melakukan riset studi terhadap burung dan melakukan percobaan penerbangan sebanyak sembilan kali, maka Herzafen memberanikan diri untuk memperagakan penerbangan pesawatnya di depan Sultan Murad ke-IV dan penduduk Istanbul pada 1630.
Herzafen akhirnya melakukan penerbangan dari menara Galata yang tingginya 183 kaki dengan pesawat terbangnya yang sederhana terbuat dari kulit binatang yang disangga oleh rangka-rangka kayu. Herzafen berhasil terbang dengan tinggi di atas 150 meter dari permukaan air laut menuju Oskudar.
Selama penerbangan, Herzafen terus berusaha menyeimbangkan arah angin dan arah terbangnya hingga akhirnya mendarat dengan selamat di sebuah padang rumput Doganciar di Oskudar. Jarak terbang yang telah dia tempuh mencapai 3.200 meter.
Hezarfen merupakan orang pertama yang melakukan penerbangan lintas benua dari Eropa menuju Asia. Berkat kehebatannya, Sultan Murad ke-IV yang menyaksikan sendiri peristiwa tersebut memberikan hadiah kepada Herzafen berupa 1.000 keping emas.
* Lagari Hasan Celebi
Kehebatan Lagari tak jauh berbeda dengan saudaranya, Herzafen. Lagari merupakan orang yang sangat giat dalam melakukan penelitian tentang pesawat terbang bertenaga dorong ledakan yang sekarang disebut dengan nama roket.
Lagari pertama kali menerbangkan roketnya pada saat kelahiran putri Sultan Murad ke-IV dari Istana Topkapi, Istanbul pada 1633. Saat akan meluncurkan roketnya, Lagari masuk ke dalam sebuah kerangkeng yang terhubung dengan roket. Kemudian dengan berhati-hati dia menyulut bubuk mesiu yang berada di dalam roket.
Lalu percikan bunga api yang disertai asap pun mulai terlihat dan tak berapa lama kemudian roket yang membawa kerangkeng Lahari pun terbang menuju ke angkasa. Setelah mencapai ketinggian tertentu, bubuk mesiu pada roket pun habis terbakar.
Dengan sigap Lahari lalu keluar dari kerangkeng dengan menggunakan bajunya yang semacam parasut untuk mendarat ke muka bumi lagi. Akhirnya dia mendarat dengan selamat di tempat peristirahatan Sultan Murad ke-IV di Sinan Pasha.
Peristiwa penerbangan Lagari itu dicatat sebagai peristiwa terbang berawak vertikal pertama yang menggunakan sistem pendorong berupa tujuh buah roket dengan bubuk mesiu sebanyak 300 pound. Menurut catatan sejarah, Lagari berhasil mencapai ketinggian kira-kira 300 meter dalam jangka waktu selama 20 detik.
Karena prestasinya yang gemilang, Sultan Murad ke-IV memberikan penghargaan kepada Lagari dengan mengangkatnya menjadi salah satu pejabat militer terpenting di Angkatan Darat Turki. Berita kehebatan dua ilmuwan penerbangan yang bersaudara ini begitu menghebohkan negara-negara di Eropa. Bahkan berita kesuksesan penerbangan Celebi bersaudara itu menjadi buah bibir publik di Inggris pada 1638, dan dicatat oleh seorang penulis terkenal John Winkins dalam bukunya yang berjudul Discovery of New World.
Namun akibat terjadinya berbagai macam intrik politik di Istana Topkapi yang berusaha menjatuhkan kejayaan Celebi bersaudara, hubungan yang telah terjalin dengan baik antara Celebi bersaudara dengan Sultan Murad IV pun merenggang, bahkan kian memburuk dari waktu ke waktu.
Akhirnya Celebi bersaudara yang sangat berjasa terhadap dunia penerbangan modern saat ini dibuang ke negara Afrika, tepatnya di Aljazair dengan status tahanan politik. Setelah itu, mereka berdua dipindahkan dari pengasingan di Aljazair ke pengsingan di Crimea.
Celebi bersaudara yang kepandaiannya mencengangkan dunia, berakhir dengan tragis dengan menghembuskan nafas terakhirnya di pengasingan di Crimea pada sekitar 1640. Crimea pada kemudian hari, menjadi tempat percobaan roket Rusia. dyah ratna meta novia.
Sejarah Penerbangan Legendaris
Kisah penerbangan Celebi bersaudara menjadi sebuah kisah yang melegenda. Upaya Celebi bersaudara itu dicatatat oleh seorang petualang yang juga penulis abad ke-17 M yakni Evliya Celebi dalam bukunya yang berjudul Seyahatname.
Evliya menuliskan kisah penerbangan Herzafen sebagai berikut:
Pertama-tama Herzafen berusaha melakukan penerbangan dengan meluncur dari atas Menara Okmeydani antara delapan hingga sembilan kali dengan kekuatan sayap yang diterpa angin.
Lalu, Sultan Murad Khan yang juga disebut sebagai Sultan Murad IV melihatnya dari rumah peristirahatan Sinan Pasha yang terletak di Sarayburnu. Herzafen terbang dari puncak menara Galata menuju Dogancilar di Uskudar dengan bantuan angin yang berhembus dari barat daya.
Sultan Murad IV kagum dengan pencapaian Herzafen. Sebenarnya, nama Herzafen sendiri bukan nama lahir pemberian kedua orangtuanya. Nama Herzafen merupakan pemberian dari Evliya Celebi sebagai penghargaan atas kehebatan Ahmed Celebi yang bisa menerbangkan pesawat untuk pertama kalinya. Herzafen sendiri memiliki arti yaitu seribu pengetahuan.
Selain menuliskan kisah penerbangan Herzafen, Evliya juga menuliskan kisah penerbangan saudaranya, Lagari yang menjadi penerbang roket untuk pertama kalinya dengan menggunakan bubuk mesiu. Kehebatan Celebi bersaudara membuat Evliya terkagum-kagum dan mengabadikan kisah mereka di dalam karya besarnya.
Dalam catatan perjalanan bersejarah Evliya, Seyahatname, Sultan Murad ke-IV juga mengatakan, “Herzafen Ahmed Celebi telah membuka era baru dalam sejarah penerbangan.'' Keberanian dan kehebatan Celebi bersaudara benar-benar terukir dalam sejarah penerbangan dunia. Mereka berdua memang pantas mendapat tempat khusus dalam sejarah penerbangan.
Akhirnya untuk mengenang jasa-jasa Celebi bersaudara terhadap dunia penerbangan, Pemerintah Turki modern mengabadikan nama Hezarfen Ahmet Celebi dengan memberikan nama tersebut pada sebuah bandara udara di Istanbul, Turki. dya
http://www.republika.co.id/koran/36/71251/Kisah_Penerbangan_Celebi_Bersaudara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar