Nasuh Al-Matraki: Cendekiawan Besar dari Turki Usmani
Senin, 14 September 2009 pukul 08:27:00
Beragam ilmu pengetahuan yang dikuasainya telah membuat Nasuh Al-Matraki menjadi terpandang di era Kekhalifahan Usmani Turki. Ia pun menjadi salah seorang cendekiawan besar pada abad XVI. Sejarah peradaban Islam mencatat sumbangan penting yang diberikannya bagi pengembangan matematika, sejarah, geografi, kartografi, teknik serta kaligrafi.
Dia bukanlah ilmuwan biasa. Matraki juga dikenal sebagai seorang ksatria yang jago mengatur taktik perang. Tak heran jika, Sultan Sulaiman Al-Qanuni Khalifah Turki Usmani yang sangat disegani di seantero dunia pada abad XVI begitu terkesan dengan kehebatan ilmuwan yang satu ini.
Berkat kehebatannya, Sultan Sulaiman menganugerahi Matraki gelar ustad dan rais. Ilmuwan dan ksatria yang dikenal lihai memainkan beragam senjata itu, pamornya kian berkibar, setelah berhasil menciptakan sebuah permainan strategi perang yang diberi nama Matrak. Atas keberhasilannya itu, Matraki juga dikenal sebagai Master of Knight.
Sejatinya, ilmuwan Muslim masyhur pada abad XVI itu bernama lengkap Nasuh bin Karagozz Al-Bosnawi. Berkat permainan yang diciptakannya itu, dia lebih dikenal dengan sebuatan Nasuh Matraki Bey. Sejatinya, Matraki berasal dari keluarga Bosnia. Ayah dan kakeknya mengabdi sebagai pegawai pemerintahan KekhalifahanTurki Usmani.
Matraki menimba ilmu di sekolah istana pada era kekuasaan Sultan Bayezid II (1481-1521). Dia banyak berguru kepada Sai Celebi salah satu guru Sultan Bayezid II. Dia memulai karirnya sebagai seorang ksatria di masa kepemimpinan Sultan Selim I (1512-1520 M). Pada tahun 1520 M, Matraki memutuskan untuk hijrah ke Mesir. Di negeri piramida itu, ia meningkatkan kemampuannya dalam bidang permainan kemiliteran.
Kemampuan Matraki dalam permainan kemiliteran tak ada yang mampu menandingi. Dia diakui sebagai seorang ksatria yang sangat berbakat dalam bidang ini. Matraki juga dikenal sebagai seorang ksatria yang gemar menggunakan topeng dan ahli bermain pedang. Itulah mengapa dia dijuluki Al-Silahi. Matraki pun mengajarkan kemampuannya dalam memainkan senjata di Sekolah Enderun.
Kemampuannya dalam memainkan senjata telah membuat Sultan Sulaiman Al-Qanuni terpikat. Dalam sebuah acara perayaan khitanan putera sang Sultan, Matraki dan para muridnya mendemonstrasikan kemampuannya dalam seni menggunakan dan membuat persenjataan. Sultan Sulaiman berdecak kagum dengan kehebatan Matraki. Ia lalu menganugerahinya gelar kehormatan.
Menyusul keberhasilannya dalam acara perayaan khitanan putera Sultan Sulaeman Al-Qanuni itu, pada tahun 1529 Matraki juga mampu merampungkan sebuah buku bertajuk Tuhfat Al-Ghuzat. Kitab yang berisi lima bab itu mengupas dan membahas tentang seni menggunakan dan membuat persenjataan.
Dalam buku yang dilengkapi dengan ilustrasi itu, Matraki memaparkan cara-cara membuat dan menggunakan panah, pedang serta tongkat. Matraki pun memberi informasi seputar taktik-taktik militer dan ksatria. Dia juga memaparkan permainan-permainan perang, pendidikan militer, hingga cara menunggang kuda bagi pasukan kavaleri. Ia juga mengupas tentang taktik berperang bagi pasukan infanteri. Dalam buku yang ditulisnya itu, Matraki juga membuat ilustrasi tentang cara membuat benteng pertahanan bergerak.
Pamor Matraki sebagai seorang ilomuwan sekaligus ksatria makin kinclong setelah berhasil menciptakan permainan bernama Matrak. Dalam bahasa Turki, Matrak berarti mengagumkan. Hingga kini Matrak dikenal sebagai permainan orang Turki. Permainan ini dimainkan dengan menggunakan tongkat yang biasa disebut cudgel atau rapier. Tongkat yang digunakan untuk permainan ini ditutup dengan ledder sepintas mirip tiang pancang bowling.
Bagian atas tongkat yang digunakan berbentuk bulat dan sedikit lebih lebar dibanding badan tongkat. Permainan yang diciptakan Matraki itu menyerupai pertempuran animasi. Permainan itu dimainkan di atas rumput. Matraki menciptakan permainan itu sebagai sarana untuk latihan perang. Kemampuannya dalam membuat permainan peperangan itu diperolehnya saat belajar di Mesir pada era kepemimpinan Gubernur Hayr Bey.
Tak hanya termasyhur sebagai seorang ksatria, Matraki pun dikenal sebagai seorang miniaturis, kaligrafer dan seorang pelukis yang ulung. Dia memiliki keahlian yang luar biasa dalam melukis. Setiap kali ikut dalam ekspedisi penaklukan yang dilakukan Kerajaan Usmani Turki, Matraki tak pernah lupa untuk menggambar dan melukiskan tempat-tempat yang disinggahi pasukan istana.
Selain itu, dia juga selalu menjelaskan setiap tempat yang dikunjunginya, mulai dari Istanbul hingga ke Baghdad melalui Tabriz. Kota-kota yang berhasil ditaklukan Kekhalifahan Usmani Turki dari genggaman Kerjaan Safavid semua dicatat dan digambarkan secara detail oleh Matraki. Jalur yang dilalui Matraki berbeda dengan yang dilalui pasukan militer Usmani Turki mereka menempuh perjalanan dari Istanbul ke Baghdad melalui Sivas-Erzurum dan kembali melalui jalan Diyarbakir-Allepo.
Bahkan, secara khusus dia mengambar peta daratan dengan jenis relief dalam kitab yang ditulisnya Bayân-i Manâzil-i Safar-i Iraqayn-i Sultan Süleyman Khan. Buku itu berisi informasi yang detil mengenai ekspedisi pertama Sultan Sulaiman Al-Qanuni saat melawan Kerajaan Sapavid Iran antara tahun 1533 hingga 1536.
Sejarah mencatat Matraki yang juga berhasil menciptakan gaya tulisan kaligrafi khas Usmani Turki. Gaya tulisan kaligrafi yang ditemukan itu bernama "kalem-i divani". Sebelum gaya tulisan kaligrafi khas Turki diciptakan Matraki, Kekhalifahan Usmani Turki masih menggunakan tulisan kaligrafi khas Iran ta'lik.
Matraki tutup usia pada 28 April 1564. Jabatan terakhir yang diembannya adalah memimpin kantor yang mengurusi masalah kuda-kuda istana. Masyarakat Turki mengagumi keberhasilan yang pernah dicapainya. Tak heran, bila karya-karyanya disejajarkan dengan Leonardo da Vinci. Untuk mengenangnya, Radio dan Televisi Turki pada tahun 1979 membuat film dokumenter tentang perjalanan hidup sang ilmuwan dan ksatria fenomenal di abad ke XVI itu.
Sumbangan Sang Ksatria
Sejarah
Matraki dikenal sebagai seorang sejarawan terkemuka di era Kekhalifahan Usmani Turki. Pada tahun 1520 M, dia berhasil menerjemahkan buku sejarah karya Al-Tabari yang berjudul Tarih Al_rasul wa Al-Muluk kedalam bahasa Turki. Karya alihbahasa itu diberi judul Madjma' Al-Tawarikh. Dalam kitab itu dia juga membuat semacam suplemen yang berisi tentang sejarah Ottoman.
Selain itu, Matraki juga menulis sejarah kepemimpinan Sultan Bâyezid II, Sultan Selim I dan Sultan Sulaiman Al-Qanuni. Beberapa buku sejarah yang ditulis Matraki itu antara lain; Ta'rikh-i Sultan Bâyezid wa-Sultan Selim ; Bayân-i Manâzil-i Safar-i Iraqayn-i Sultan Süleyman Khan yang dikenal dengan Majmua'-i Manâzil (1537). Pada 1538, Matraki juga berhasil menuliskan kitab Fath-nâme-i Karabughdan.
Kitab sejarah lainnya yang ditulis Matraki berjudul Ta'rikh-i Feth-i Shiklos wa Estergon wa Istolnibelgrad . Dia juga menulis dua volume sejarah hidup Sultan Sulaiman dalam kitab Suleyman-name. Pada 1550, sejarawan Kerajaan Usmani Turki itu mendapat dukungan dari seorang menteri utama Sultan Sulaiman, Rustem Pasha untuk menerjemahkan karya Sejarawan Al-Tabari yang lainnya berjudul Djami' Al-Tawarikh. Dalam satu volume khusus pada bagian kitab yang diterjemahkannya itu, Matraki mengupas peristiwa-peristiwa penting di era kepemimpinan Sultan Sulaiman hingga tahun 1561.
Matematika
Matraki memang layak dijuluki ilmuwan serbabisa. Dia ternyata juga sangat populer sebagai seorang matematikus. Secara khusus, dia menulis dua buku matematika dalam bahasa Turki untuk meringankan tugas para ulama, dewan kerajaan (divan katipleri) dan para akuntan negara. Kedua buku matematika yang ditulis Matraki memegang peranan penting dalam kemajuan Kerajaan Usmani Turki.
Pasalnya, buku matematika yang disusun Matraki itu sangat mudah dipahami setiap kalangan. Tak heran, jika buku matematika yang ditulis sang ilmuwan ksatria itu sangat cocok untuk digunakan sebagai matematika bahasa. Buku ini juga dijadikan panduan para akuntan di era Usmani Turki dalam mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan matematika.
Buku matematika pertama yang ditulis Matraki berjudul Jamal al-Kuttab wa Kamal al-Hussab . Kitab yang disusun pada tahun 1517 itu secara khusus didedikasikan Matraki untuk Sultan Selim I (1512-1520). Sedangkan, buku kedua yang bertajuk Umdat al-Hussab fi'l-furuz al-mukaddar bi'l-kulliyat diselesaikan Matraki pada tahun 1533 merupakan pengembangan dari kitab versi pertama.
Geografi Deskriptif
Di Era kekhalifahan Utsmani Turki, Matraki merupakan seorang yang sangat penting dalam bidang geografi deskriptif. Buku pertamanya yang paling bernilai dalam bidang itu berjudul Bayân-i Manâzil-i Safar Iraqayn berisi penjelasan tenpat-tempat yang disinggahi dalam dua ekspedisi ke Irak.
Dia juga membuat miniatur yang menggambarkan jalan yang menghubungkan Istanbul Tabriz Baghdad. Miniatur yang diciptakannya itu mirip sebuah peta. Karya-karya Matraki selalu menjadi rujukan bagi siapaun yang ingin mempelajariUsmani Turki terutama Istanbul pada abad ke-16 M. Selama berabad-abad lukisan hasil goresan tangan Matraki tentang ibukota Usmani Turki itu tetap dijadikan acuan.
Matraki pun sukses membuat peta. Uniknya peta yang diciptakan Matraki disertai dengan miniatur-miniatur sehingga sangat bernilai dari perspektif geografi. Dalam Ta'rikh-i Feth-i Shiklos wa Estergon wa Istolnibelgrad Matraki menggambarkan tempat penginapan yang ada di antara Istanbul dan Budapest. Dalam kitab itu juga dia menjelaskan kota-kota yang dilaluinya seperti Nice, Toulon dan Marseilles. hri/taq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar