Minggu, 21 November 2010

Kemisikinan Adalah Kekuatan, Kemiskinan Adalah Kejahatan


Kemisikinan Adalah Kekuatan, Kemiskinan Adalah Kejahatan
Katedra Rajawen
| 09 November 2010 | 04:59

“Orang bijak kokoh dalam kemiskinan, orang picik hancur dalam kemiskinan!”
_Konfucius_


Pada kenyataannya kehidupan saat ini, kemiskinan seringkali menjadi sumber pembenaran untuk melakukan kesalahan dan kejahatan! Sulit untuk berdiri kokoh pada prinsip dalam kemiskinan oleh berbagai kompromi dan pembenaran….
Didalam hidup yang susah dan dalam kemiskinan, maka akan tampaklah karakter seseorang.
Apakah ia bersyukur atau mengeluh dalam kesulitan dan kemiskinannya?
Dalam rasa syukur walaupun sedang dalam kesulitan, maka hati akan lega lepas dari beban. Dalam rasa keluh-kesah, yang ada adalah kesesakan yang menghimpit, sehingga sulit merasakan kelegaan.
Orang yang bijak, akan menjadikan segala keadaan yang dialaminya untuk mendewasakan dan melatih hatinya dalam kebenaran. Kemiskinan baginya bukan masalah dan hal yang menakutkan. Semua akan dihadapi dengan tenang dan pikiran jernih.
Tetapi orang picik akan menjadikan kesulitan dan kemiskinannya sebagai alasan untuk berbuat kejahatan tanpa harus merasa bersalah. Kemiskinan baginya adalah bencana dan beban, sehingga pikirannya tidak terbuka. Merasa benar dalam kesalahan.
Terjebak dalam pembenaran yang menghancurkan hidupnya sendiri. Masih dengan bangga mengatakan,”Daripada saya mati kelaparan!”
Oleh sebab itu orang picik lebih memilih mematikan nuraninya daripada kematian fisiknya. Berbeda dengan orang bijak yang akan kokoh menghidupkan nuraninya dibandingkan jasmaninya sekuat kemampuannya.
Orang bijak lebih memilih memperkaya hatinya walaupun harus memiskinkan tubuhnya. Sedangkan orang picik lebih memilih memperkaya tubuhnya walaupun harus dengan memiskinkan hatinya. Oleh sebab itu orang bijak akan menjadi mulia, sedangkan orang picik akan terhina oleh dirinya sendiri.
Orang bijak lebih memilih mengurus dirinya yang yang sejati daripada yang palsu. Karena itu adalah sumber keabadian.
Tetapi orang picik lebih memilih mengurusi dirinya yang palsu daripada yang asli. Padahal itu adalah sumber kehancuran.
Orang bijak dapat hidup dalam keluasan pemikirannya, sehingga ia tidak akan pernah merasa menderita walaupun kemiskinan menghimpitnya. Tidak ada kompromi baginya untuk mempergunakan kemiskinan sebagai alasan untuk jatuh dalam kesalahan.
Berbeda dengan orang picik yang selalu sempit dalam pemikiran, sehingga kemiskinan adalah penderitaan baginya. Selalu bisa berkompromi untuk berbuat kesalahan dengan alasan kemiskinan.
Dunia pada saat ini banyak terjadi kejahatan. Salah satu penyebabnya adalah kemiskinan. Kemiskinan menjadikan manusia mengijinkan dirinya untuk hidup dalam kejahatan. Padahal ia tahu, Tuhan dan agamanya tidak mengijinkan.
Tetapi sesungguhnya semua ini terjadi adalah bersumber dari kebodohan batin yang dimiliki manusia. Oleh sebab manusia tidak bisa mempergunakan Hati Nuraninya sebagai sumber kebenaran untuk menuntun jalan hidupnya.
Semoga selalu ada kesadaran yang menaungi…..
 http://filsafat.kompasiana.com/2010/11/09/kemisikinan-adalah-kekuatan-kemiskinan-adalah-kejahatan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar