Minggu, 07 November 2010

Bulan Madu Indonesia-AS

Sunday, 07 November 2010
Jika tidak ada aral melintang, Presiden Amerika Serikat Barrack Hussein Obama akan melakukan kunjungan semalam ke Indonesia.Kunjungan singkat ini bermakna penting bagi Obama pribadi, bangsa Indonesia dan peningkatan hubungan bilateral Indonesia- Amerika Serikat (AS).
Sebagai pribadi,Obama berkesempatan bernostalgia, napak tilas perjalanan hidup di salah satu kampung halamannya. Sebagaimana diakui Obama sendiri, pengalaman beberapa tahun tinggal di bersama anak-anak Betawi di Menteng turut membentuk karakter kepribadian dan kepemimpinannya. Bagi bangsa Indonesia, kunjungan Obama merupakan sebuah kehormatan. Obama adalah presiden AS terpopuler dan memiliki tempat khusus di hati masyarakat Indonesia.

“Duta Besar” Indonesia

Obama adalah Presiden AS dan sekaligus “duta besar” Indonesia. Melalui bukunya, Dreams from My Father,Obama berjasa besar memopulerkan Indonesia di kalangan masyarakat AS dan dunia. Pertama, Obama membuka peta dunia warga Negeri Paman Sam mengenai sebuah negeri bernama Indonesia. Sebagian besar masyarakat AS tidak mengenal Indonesia. Ironisnya, mayoritas mereka sangat mengerti Bali. Padahal, wilayah Nusantara yang membentang sepanjang khatulistiwa dengan penduduk terbesar ke empat di jagat raya terlihat kasatmata di atlas dunia. Mengapa demikian? Wallahu a’lam. Superioritas mungkin telah membuat bangsa AS abai terhadap bangsa yang lainnya.Atau, sangat mungkin juga karena Indonesia tidak memiliki posisi penting, sehingga masyarakat AS tidak menghiraukannya.

Kedua,Obama telah mengubah persepsi publik AS mengenai Indonesia. Selama ini, masyarakat AS mengenal Indonesia sebagai negara miskin, primitif dan penuh ketidakpastian. Mengutip Ann Dunham, ibunda Obama, Stephen Mansfield dalam bukunya The Faith of Barack Obama (2009) menyebut Indonesia pada tahun 1960- an sebagai tempat paling bermasalah di muka bumi.Pengeboman di beberapa kawasan, terutama Jakarta dan Bali, serta bencana alam yang terjadi silih berganti membuat semakin membenarkan imej masyarakat AS tentang Indonesia yang jauh dari rasa aman dan nyaman.

Warga AS takut bepergian ke Indonesia terutama sejak pemerintah George Bush mengumandangkan War on Terrordan memberlakukan travel warningke Indonesia. Dalam perspektif politik dan kebudayaan, Pemerintah Indonesia patut berterima kasih kepada Presiden Obama. Kunjungan Obama ke Indonesia akan membuka mata dan mengubah persepsi masyarakat AS tentang Indonesia yang berubah. Dengan mengunjungi Indonesia,Obama telah menyadarkan warganya bahwa Indonesia adalah wilayah yang stabil dan aman. Dalam sepekan, berita tentang Indonesia akan menjadi headline dan halaman muka media massa AS.

Bulan Madu Kedua

Sekarang ini, boleh dikatakan Indonesia-AS sedang menikmati masa bulan madu kedua.Bulan madu pertama terjadi pada awal tahun 1970an ketika Presiden Soeharto memegang tampuk pemerintahan menggantikan Presiden Soekarno. Orientasi “pembangunan” ekonomi yang ditopang oleh stabilitas politik dan keamanan pemerintahan Orde Baru mendapat dukungan sepenuhnya dari pemerintah AS. Selama sekitar dua dasawarsa,Pemerintahan Soeharto adalah sahabat karib AS dalam memenangi “peperangan” melawan komunisme di kawasan Asia Tenggara. Pemerintah dan lembaga-lembaga dunia tidak hanya memanjakan Indonesia dengan bantuan ekonomi dan pendidikan, tetapi juga militer.

Bulan madu pertama ini berakhir ketika pemerintahan Soeharto memperlihatkan gejala “tidak setia”, otoriter, militeristik,korup,dan melanggar HAM. Pasca-Reformasi, hubungan bilateralIndonesia- ASperlahanmembaik. Kabar burung yang santer terdengar menyebutkan adanya dukungan politik AS terhadap reformasi menumbangkan Soeharto. Meski demikian,AS terkesan masih wait and see melihat jalannya reformasi. Pemerintahan Habibie terkesan berkiblat ke Jerman,Gus Dur dan Megawati lebih memilih menggandeng dua raksasa Asia: China dan India.Kemesraan bilateral Indonesia-AS mulai teramati ketika Presiden SBY memimpin Indonesia.

Selama lima tahun pemerintahannya, SBY berhasil mengembangkan sistem demokrasi, melindungi HAM, dan sukses memberantas terorisme.Walaupun angka korupsi masih tetap tinggi dan pertumbuhan ekonomi masih seret,Pemerintah AS sangat bahagia dengan kerja keras pemerintahan SBY. Bulan madu kedua terjalin ketika “dua sejoli” Demokrat memimpin kedua negara.Obama yang memiliki “kedekatan” dengan Indonesia memimpin AS. SBY yang pernah beberapa tahun menimba ilmu di AS terpilih kembali sebagai Presiden Indonesia.Chemistrypolitik kedua pemimpin membuat hubungan kedua negara begitu kuatnya. AS tidak hanya berkomitmen membantu Indonesia dalam bidang ekonomi,pendidikan,politik, dan kebudayaan, tetapi juga militer.

Setelah mencabut embargo militer, Pemerintah AS juga membuka kesempatan luas bagi Indonesia untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanan. Perubahan haluan politik AS terhadap dunia Islam juga sangat klop dengan kondisi Indonesia. Mengembangkan demokrasi, memperkuat peran perempuan, pelestarian lingkungan hidup, dan kerja sama antariman adalah empat dari tujuh program Obama yang berakar kuat di Indonesia. Jika Obama serius melaksanakan isi pidatonya di Mesir, secara sistematis Obama telah mengubah kiblat dunia Islam dari Timur Tengah ke Indonesia.

Obama tentu sudah memperhitungkan dengan saksama sehingga kemesraan Indonesia-AS tidak dicemburui oleh sekutu setianya di Timur Tengah. Sekarang ini, relasi yang sehat juga meningkat di kalangan masyarakat kedua negara. Untuk pertama kali, Pemerintah Indonesia-AS memfasilitasi Indonesia-USA Interfaith Cooperationyang diselenggarakan di Jakarta awal 2010 dan New York akhir November tahun yang sama. Layaknya dua insan yang sedang bulan madu, hubungan bilateral Indonesia-AS sudah seharusnya diikuti dengan kinerja dan kerja sama yang produktif-mutualistis.

Walaupun AS lebih unggul dalam semua bidang, Indonesia harus berdiri tegak di atas kedaulatannya dan melangkah percaya diri dengan prinsip politik bebas-aktif. Kemitraan dengan AS harus tetap diletakkan dalam kerangka kepentingan nasional. Selamat datang Pak Obama.Semoga kemesraan dan bulan madu Indonesia-AS memungkinkan pemerintah dan bangsa kedua negara membangun kehidupan dunia yang sakinah,mawaddah wa rahmah.(*)

Abdul Mu’ti
Sekretaris PP Muhammadiyah
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/362524/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar