Minggu, 07 November 2010

SUARA MAHASISWA, Tanggap Bencana dan Antisipasi Risiko

Sunday, 07 November 2010
POSISI geografis Indonesia menyebabkan berbagai bencana membayangi kehidupan kita setiap waktu. Mulai dari gempa bumi, banjir, tsunami, tanah longsor hingga letusan gunung berapi.
Dalam beberapa hari terakhir ini,Gunung Merapi terus meradang. Kita melihat upaya pemerintah dalam mengantisipasi dampak letusan Merapi sudah cukup baik.Mulai dari pemantauan aktivitas Merapi sebagai bentuk peringatan dini sampai persiapan lokasi pengungsian serta jalur evakuasi. Kita tentu saja tidak berharap Merapi bakal meletus hebat. Namun, kalaupun letusan itu terjadi, segala persiapan tersebut sebagai bentuk tanggap bencana dan bisa diharapkan mampu meminimalkan korban jiwa ataupun harta benda.Tanggap bencana layaknya juga mencakup koordinasi pemerintah pusat dan daerah.

Kini saatnya pemerintah pusat dan daerah berkoordinasi terkait kemungkinan letusan susulan Merapi beserta dampaknya. Jika upaya antisipasi, pencegahan, dan kesiapsiagaan sudah dilakukan, berikutnya yang perlu disiapkan ialah penyelamatan pada saat terjadi bencana. Hal ini tidak hanya bicara upaya pencarian korban, kesiapan rumah sakit atau penampungan lain untuk merawat korban.Namun hal ini juga terkait kesiapan distribusi logistik baik berupa obat-obatan maupun bahan pangan. Jangan sampai distribusi logistik tersendat sehingga menyulitkan para korban di daerah terkena bencana. Persiapan lain yang tidak kalah penting ialah rehabilitasi dan rekonstruksi setelah bencana. Hal ini jelas bukan sekadar bicara dana untuk merehabilitasi, tetapi juga mencakup program- program terkait rehabilitasi dan rekonstruksi.

Kemudian,yang perlu direhabilitasi dan direkonstruksi bukan cuma bangunan fisik, jalan, infrastruktur atau rumah yang rusak, tapi juga kehidupan di daerah bersangkutan, baik kehidupan sosial maupun perekonomian. Terkait dengan itu, hanya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerahlah yang mampu mengatasi soal dana. Mereka sepatutnya menghindari saling lempar tanggung jawab mengenai dana. Meletusnya gunung Merapi kali ini jelas memberikan pelajaran berharga kepada kita tentang pentingnya early warning system (sistem peringatan dini).Alat pemantau itu terus memperlihatkan peningkatan aktivitas Merapi yang untuk selanjutnya badan pemantau memberikan tanda peringatan melalui status,mulai dari waspada, siaga hingga awas. Berdasarkan status itulah, persiapan dan antisipasi dilakukan.

Bencana memang bisa terjadi kapan saja.Namun, kehadiran sistem peringatan dini dengan bantuan teknologi akan sangat membantu meminimalkan korban. Teknologi memang membutuhkan biaya (investasi) yang cukup mahal. Namun, mengingat posisi geografis negara kita yang seakan tak lepas dari bencana alam, ada baiknya investasi teknologi peringatan dini bencana ditingkatkan dan secepatnya direalisasikan. Karena itu, pemerintah sudah seharusnya memahami bahwa dengan menginvestasikan dana untuk pencegahan dan pembelian teknologi modern sebagai sistem peringatan dini, pada akhirnya hal itu akan menekan risiko (korban jiwa,harta benda,serta dana bantuan) yang harus ditanggung bila bencana terjadi.

Pelajaran penting yang semestinya bisa dipetik dari semua itu ialah tanggap bencana, bukan tanggap darurat setelah bencana terjadi.(*)

Steven Gunawan
Mahasiswa Manajemen Keuangan Universitas Kristen Petra Surabaya
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/362522/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar