Jumat, 19 November 2010

Mana Keadilanmu,Kawan

Mana Keadilanmu,Kawan PDF Print

Friday, 19 November 2010
Kawan,kau tak merasa yang kami rasa/ Ketika ada orang bertutur fakta/ Katanya ada orang menyuap dan diperas oleh hakim MK/ Dan melihat setumpuk uang untuk diberikan kepada hakim MK.
Kawan,kami terasa di guncangan gempa bumi/ seluruh penjuru menghujat kami/ Katanya,gantung hakim MK sampai jadi kuaci/ Jemur di monas dan rajam sampai mati/ Selama ini dipercaya/ Ternyata durjana juga/ Demikian makian mereka/ Di antero bumi persada. Istri-istri kami meradang/ Mengira diberi uang suap untuk makan/ Anak-anak kami menolak diberi uang jajan,kos-kosan,dan uang sekolahan/ Katanya malu dan tak sudi memakan uang haram/ Di kalangan hakim pun muncul saling kecurigaan/ Padahal sebelumnya penuh saling kepercayaan/ Gedung megah kami pun jadi terguncang.

Kami diadili secara nekat/ Oleh masyarakat dan kerabat/ Padahal kami tak berbuat bejat/ Kami dilihat sebagai laknat dan jahat. Kawan,kami pun menantang, mari buktikan/ Tantangan yang bukan emosi personal/ Tapi rembukan kolegial institusional/ Ada notulasi tanggal dan jam/ Bukti kami bersikap profesional/ Kami bentuk tim rasional,bukan internal.

Karena hasil tim internal selalu dianggap cacat/ Dianggap sebagai hasil patgulipat/ Bukankah cara ini lebih tepat dan bermartabat? Kami pun menyatakan siap dihukum/ Dipancung maupun digantung/ Dan ditendang dari panggung agung/ Jika ada fakta di ujung. Kawan,semula kau bilang langkah kami brilian/ Harus diungkap dan dibuktikan/ Semuanya harus dipertanggungjawabkan/ Semua harus siap disanjung atau dinistakan/ Kalau salah,hakim harus dicincang, penuduh harus diganyang.

Saat kami dipojokkan dengan isu jahat dan bejat/ Kami pun bersumpah siap untuk disikat/ Tapi tiba-tiba kau berubah kiblat/ Kau katakan/ Yang mengumumkan fakta tak boleh dipidanakan/ Meski cerita faktanya kelak tak terbuktikan/ Subhanallah,ya Tuhan. Mana keadilanmu,kawan/ Kalau kami salah harus dihukum dan dicincang/ Tapi kalau koncomu salah kau bilang tak usah diapaapakan.

Engkau tahu,aku tahu,orang pun tahu/ Kritik dan fitnah itu tak satu/ Opini dan fakta itu sering beradu/ Katamu hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Sesuai fatwamu,hai,pejuang maslahah/ Kami siap dihukum kalau salah/ Kami siap dan tunggu perintah/ Tapi mengapa kalau temanmu salah/ Kau katakan tak boleh dianggap masalah. Mana keadilanmu,kawan/ Beginikah cara menegakkan hukum dan keadilan yang engkau perjuangkan?/ Kalau begitu cara kerjamu, kawan/ Kodok-kodok pun bisa tertawa cekakakan/ Tuugt taang tiiing, koaar,koaaar.

Gedung MK, medio November 2010

Moh Mahfud MD
Ketua Mahkamah Konstitusi

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/365039/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar