Rabu, 25 November 2009

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU

Disusun Oleh :


1. M. Hailan G 0000 800 62
2. Anwar Rifa’i G 0000 800 73
3. Wildan Azizi G 0000 800 50
4. Slamet Rahayu G 0000 800 53
5. Tri Widya Tanti G 0000 800 46

FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2008

BAB I
PENDAHULUAN

Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman dan kemasyarakatan untuk mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberi penjelasan ataupun melakukan penerapan.

Pendidikan adalah suatu proses mentransfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik. Ilmu pengetahuan erat kaitannya dengan obyek pendidikan. Ilmu yang ditransfer umumnya ilmu pengetahuan yang bersifat memberi pengetahuan peserta didik dengan harapan peserta didik mampu mengetahui segala macam keadaan alam, sosial dan kebudayaan yang ada di dunia. Misalnya pada pendidikan formal atau sekolah, obyek utama dalam proses pendidikan adalah ilmu pengetahuan.

Kenapa pendidikan itu disebut ilmu? Karena ilmu merupakan obyek utama dari pendidikan. Tanpa ilmu, segala sesuatu tidak dapat berjalan dengan.misalnya, anak sejak kecil dididik oleh orang tuanya kalau makan supaya menggunakan tangan kanan, itulah yang dinamakan pendidikan dan makan menggunakan tangan kanan itulah yang disebut ilmu karena kalau menggunakan tangan kiri tidak sopan. Contoh lain misalnya orang melamar pekerjaan, sebelum orang tersebut diterima menjadi karyawan tetap ia harus ditraining. Training inilah yang dinamakan pendidikan dan materi-materi yang dilakukan selama training itulah yang disebut ilmu.





BAB II
PERMASALAHAN

Dalam makalah ini kami mengambil beberapa permasalahan, antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu itu?
2. Mengapa pendidikan sebagai ilmu?
3. Apa tugas pokok dari pendidikan?
4. Apa-apa saja teori-teori yang mendukung proses pendidikan?























BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu
Istilah ilmu merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Science dan berasal dari bahasa Latin Scientia yang diturunkan dari kata Scire yang berarti mengetahui dan belajar, maka ilmu dapat berarti usaha untuk mengetahui atau mempelajari sesuatu yang bersifat empiris dan melalui suatu cara tertentu. Maka ilmu dapat didefinisikan sebagai suatu eksplorasi kealam materi berdasarkan observasi dan mencari hubungan-hubungan alamiah yang teratur mengenai gejala-gejala yang diamati serta bersifat mampu mengujin diri sendiri.
Menurut James Conant, ilmu adalah suatu deretan konsep dan skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil eksperimen serta observasi dan berguna untuk diamati serta dieksperimenkan secara lanjut. Sedangkan menurut The Liang Gie, ilmu mengandung tiga hal yaitu pengetahuan, aktivitas dan metode. Ilmu menurut Henry W. Hophnstone Jr. dalam bukunya yang berjudul “What is Philosophy?” adalah suatu kumpulan yang sistematis dari pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), ilmu adalah suatu pengetahuan atau kepandaian baik tentang segala yang masuk dalam jenis kebatinan maupun yang berkenaan dengan keadaan alam, sosial, dan sebagainya. Sedangkan ilmu yang berarti proses, dimaksudkan bahwa ilmu bersifat relatif.




Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah rangkaian ektivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman dan kemasyarakatan untuk mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberi penjelasan ataupun melakukan penerapan.

B. Pendidikan Sebagai Ilmu
Pendidikan adalah suatu usaha untuk membekali peserta didik berupa ilmu, pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat dan lingkungan sekitar. Pendidikan merupakan suatu proses mentransfer ilmu yang pada umumnya dilakukan melalui tiga cara yaitu lisan, tulisan dan perbuatan. Pada dasarnya, pendidikan erat hubunganya dengan ilmu karena obyek utama dari pendidikan adalah ilmu.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan mentransfer ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik. Ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan dengan meletakkan ilmu pengetahuan sebagai obyeknya. Ilmu pengetahuan menurut sistematikanya dibagi menjadi dua yaitu:
1. Ilmu-ilmu murni, yaitu ilmu yang mendahului pengalaman atau bebas dari pengalaman ilmu murni
2. ilmu-ilmu Empiris, yaitu ilmu berdiri sendiri tidak terikat oleh ilmu empiris, misalnya matematika.yang terikat oleh obyek tertentu yang terdapat didalam pengalaman seperti ilmu alam. Ilmu Epmiris dibagi dua yaitu:
a) Ilmu pengetahuan alam, yaitu ilmu yang obyeknya terdapat di alam
b) ilmu pengetahuan rohani, yaitu ilmu yang obyeknya di dalam keaktifan rohani manusia. Ilmu pengetahuan rohani dibagi menjadi dua yaitu:
• ilmu normatif, yaitu ilmu pengetahuan yang tergantung dari pertimbangan nilai.
• Ilmu deskriptif, yaitu ilmu pengetahuan yang hanya memaparkan atau melukiskan obyeknya.
Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan empiris, rohani, normatif yang diangkat dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara praktis. Ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan praktis karena yang diuraikan didalam ilmu itu dilaksanakan dalam proses pendidikan.
Pendidikan dapat dirumuskan dari sudut normatif dan proses teknik. Dari sudut normatif, pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu peristiwa yang mempuyai aspek normatif. Dalam peristiwa pendidikan, pendidik dan peserta didik berpegang teguh pada ukuran, norma atau nilai yang diyakini sebagai suatu yang baik. Sedangkan dari segi proses teknik, pendidikan dilihat dari peristiwa kejadiannya. Sebagai sebuah kegiatan praktis yang berlangsung dalam satu masa dan terikat dalam satu situasi, serta terarah pada satu tujuan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses mentransfer ilmu. Sedangkan ilmu itu sendiri dapat diartikan rangkaian ektivitas manusia yang merupakan proses menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman dan kemasyarakatan untuk mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberi penjelasan ataupun melakukan penerapan yang tercangkup dalam materi pendidikan.






Ilmu pendidikan merupakan ilmu yang berdiri dengan memenuhi sifat-sifat ilmiah, sedangkan ilmu pendidikan dikatakan ilmu yang ilmiah apabila mencangkup kriteria/ syarat-syarat ilmu pengatahuan yaitu:
a. Ilmu pengetahuan atau ilmu pendidikan yang bersitaf empiris
b. Ilmu itu bersifat sistematis
c. Ilmu itu mempunyai obyek atau lapangan tertentu yang jelas, dapat dipisahkan dari obyek pengetahuan yang lain
d. Ilmu tersebut mempunyai metode dan tujuan tertentu

C. Tugas Pokok Pendidikan
1. Keluarga Tugas Pokok Pendidikan
Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak, didalam lingkungan keluargalah pertama-tama anak mendapatkan pengaruh dasar. Tugas pokok pendidikan keluarga adalah sebagai berikut:
a. Memberikan dasar pendidikan agama
Keluarga merupakan lembaga yang berperan dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan agama. Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting bagi anak, terutama pendidikan agama. Anak sejak lahir akan mengikuti agama yang dianut oleh orang tuanya dan mereka juga akan menganut apa yang dilakukan orang tuanya dalam beribadah. Namun saat mereka sudah besar kadang ada yang pindah agama, mungkin dengan mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitar mereka dapat mengetahui agama yangbenar dan sesuai dengan hati nuraninya.



b. Menanamkan dasar pendidikan moral pada anak.
Dalam keluarga anak dididik oleh orang tua melalui nasehat, ataupun melalui contoh-contoh perbuatan hidup sehari-hari. Dengan begitu, dengan sendirinya anak akan mengikuti apa yang telah diajarkan oleh orang tuanya. Kalau orang tua memberikan contoh yang tidak baik, anak juga akan mengikuti apa yang telah dicontohkan kepadanya. Jadi anak itu baik atau tidak itu tergantung didikan orang tuanya. Jadi didalam keluarga tertanam dasar-dasar pendidikan moral dimana pendidikan ini tidak diberikan dengan penerangan atau ceramah tetapi melalui contoh-contoh kongkrit dalam perbuatan hidup sehari-hari.
c. Membentuk dasar pendidikan sosial
Dalam kehidupan keluarga ditanamkan rasa tolong-menolong secara kekeluargaan yang dapat menciptakan ketertiban, kedamaian dan memupuk berkembangnya benih-benih sosial pada anak.. disini anak diajarkan agar saling tolong menolong. Misalnya anak dibagi tugas untuk membantu orang tua misalnya membantu menyapu dan memasak. Anak juga diajarkan bersikap tertib, misalnya kalau setelah pulang sekolah anak melepas sepatu dan seragam kemudian menaruhnya pada tempatnya. Dengan begitu kebiasaan yang sudah ditanamkan sejak kecil akan selalu dilakukan dimanapun dia berada Anak juga diajarkan apabila melihat orang yang membutuhkan bantuan supaya mereka mau membantu meskipun tanpa diminta untuk membantu.





2. Tugas Pokok Pendidikan Masyarakat.
Masyarakat sebagai lembaga yang ketiga setelah lembaga pendidikan formal (sekolah), akan memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam proses pembentukan kepribadian anak. Pendidikan dalam lingkungan masyarakat bersifat lebih terbuka. Bahan yang dipelajari dapat mencakup seluruh aspek kehidupan, dengan semua sumber belajar yang ada dalam lingkungannya.
Dalam lingkungan masyarakat, metode pembelajarannya mencangkup semua bentuk interaksi dan komunikasi antar warga masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, menggunakan media cetak maupun elektronik.
Para pendidik dalam lingkungan ini adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang mempuyai kelebihan dibandingkan peserta didik, yaitu tokoh masyarakat dan para pimpinan informal. Tugas pokok dari pendidikan masyarakat adalah memberikan pembekalan keterampilan praktis dan sikap mental yang fungsional serta relevan agar peserta didik mampu meningkatkan mutu dan taraf hidup serta mampu berpartisipasi aktif dalam proses pembaruan dan pembangunan, mengenal hal-hal yang terdapat dalam masyarakat serta bagaimana cara hidup didalam masyarakat dan memberikan wawasan masyarakat yang mengarah pada diperolehnya lapangan pekerjaan. Selain itu, masyarakat juga berperan penting bagi pendidikan moral anak. Dengan demikian, masyarakat harus memberikan contoh moral yang baik bagi anak. Misalnya tidak berbicara kasar didepan umum. Tidak membuang sampah disembarang tempat, tidak mabuk-mabukan dan lain sebagainya. Sebab pada hakekatnya sifat anak akan mencontoh dari apa yang dilihatnya.


3. Tugas Pokok Pendidikan Negara/Pemerintah.
Pemerintah mempunyai hak dan kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagi warga negaranya, sesuai dengan dasar-dasar dan tujuan negara yaitu mengatur kehidupan umum menurut ukuran-ukuran yang sehat menjadi bantuan bagi pendidikan keluarga dan dapat mencegah kerugian perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya.
Tugas pokok pendidikan pemerintah adalah mengembangkan warga Negara Indonesia sesuai dengan falsafah pacasila; menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME; berakhlak mulia; menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; memiliki kesehatan jasmani dan rohani; memiliki keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat; memiliki jiwa yang mantap dan mandiri serta memilki tanggung jawab kemasyarakatan dan rasa kebangsaan agar mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas.
Dalam upaya mewujudkan tugasnya, pemerintah mencananakan strategi pembangunan pendidikan dalam langkah kongkrit dan komprehensif. Strategi pembangunan pendidikan nasional yang dicanangkan pemerintah meliputi:
a. Pelaksanaan manajemen otonomi pendidikan
b. Pelaksanaan wajib belajar
c. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi
d. Penyelenggaraan sistem pendidikan yang terbuka
e. Peningkatan profesionalisme tenaga pendidikan
f. Penyediaan sarana dan prasarana belajar yang mendidik
g. Pembagian pendidikan berkeadilan
h. Pemberdayaan peran serta masyarakat
i. Evaluasi dan akreditasi pendidikan secara independent

Jadi pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Tugas pokok pendidikan adalah:
a. Mengarahkan peningkatan dan penguasaan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap, dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan diri seorang peserta didik.
b. Mendidik peserta didik agar tumbuh dan berkembang serta dapat menjalankan fungsinya sebagai makhluk Tuhan YME, anggota keluarga, masyarakat dan negaranya.
c. Memberikan pengetahuan yang perlu dan berguna bagi peserta didik di dalam masyarakat.
D. Teori-teori Pendidikan
Teori-teori pendukung dalam proses pendidikan yaitu:
1. Teori Sumber Daya Manusia
Teori ini dikemukakan oleh T. W. Schultz. Teori ini berpendapat bahwa perkembangan masyarakat pada hakekatnya berlandaskan pada investasi manusiawi.
2. Teori Struktural dan Fungsional
Teori ini dicetuskan oleh Talcot Parsons. Dalam teori ini, dikatakan bahwa masyarakat terdiri atas kelompok-kelompok yang mempunyai tempat dalam struktur dengan fungsinya masing-masing dan saling berhubungan secara harmonis. Dengan demikian diharapkan pendidikan akan mampu mengembangkan potensi pada masyarakat.
3. Teori Linier Progresif oleh Gunnar Myrdal
Teori ini mengemukakan bahwa pendidikan diharapkan selalu membawa pengaruh positif terhadap perkembangan seorang individu.


4. Teori Modernisasi
Menurut teori ini dikemukakan bahwa pendidikan diharapkan akan mampu membawa masyarakat dari tradisional menjadi modern.
5. Teori Mobilitas Isi
Teori ini mengandaikan bahwa bila semua anak mendapatkan pendidikan yang teratur dan mempunyai sejumlah pengetahuan dan kecakapan lewat pendidikan akan terangkatlah status seorang individu.
6. Teori Alokasi oleh John W. Meyer
Teori ini mengisyaratkan adanya pengamatan antara struktur masyarakat dengan program pendidikan. Dengan harapan peserta didik akan mampu meningkatkan statusnya dalam lingkungan masyarakat.
7. Teori Legimitasi
Teori ini mengemukakan bahwa dalam menjalankan programnya pendidikan bukan hanya lembaga sosialisasi, tetapi mampu mempengaruhi hingga terjadi perubahan dan peningkatan kehidupan seorang individu dalam masyarakat.















BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan merupakan suatu proses mentransfer ilmu yang pada umumnya dilakukan melalui tiga cara yaitu lisan, tulisan dan perbuatan. Pada dasarnya, pendidikan erat hubunganya dengan ilmu karena obyek utama dari pendidikan adalah ilmu.
Pendidikan yang berlangsung beberapa puluh tahun menunjukkan perkembangannya sebagai ilmu yang semakin mantap, baik dalam artian isi maupun metode. Maka, perkembangan isi cabang ilmu pendidikan ini selain mengenai perbangdingan sistem pendidikan, tetapi juga meliputi kaitan atau peranan pendidikan terhadap perkembangan aspek- aspek kehidupan lai yang meliputi ekonomi, sosial dan politik.
Ilmu pendidikan di Indonesia saat ini, praktis hanya memperhatikan dan menganalisis persoalan- persoalan pendidikan formal di sekolah. Perhatian ilmu pendidikan terhadap masalah- masalah non-formal relatif kecil. Pertumbuhan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh pengalaman- pengalaman pendidikan formal, tetapi juga dipengaruhi oleh pendidikan non-formal dan informal.
Ilmu pengetahuan menurut sistematikanya dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Ilmu-ilmu murni adalah ilmu yang mendahului pengalaman atau bebas dari pengalaman. Contohnya matematika.
2) Ilmu terapan adalah ilmu yang dikaji berdasarkan pengalaman (empiris), penelitian, pengkajian dan penyimpulan yang disusun secara teoritis dan dilaksanakan secara praktis.
ilmu pendidikan adalah ilmu yang berdasarkan pengalaman(empiris), pendidikan, rohani, normatif, memiliki obyek yang jelas, dapat diuji kebenarannya dan disusun secara teoritis dan dilaksanakan secara praktis.




Sehingga ilmu pendidikan memenuhi kriteria atau syarat-syarat ilmu pengatahuan yaitu:
a. Ilmu pengetahuan atau ilmu pendidikan yang bersitaf empiris.
b. Ilmu itu bersifat sistematis
c. Ilmu itu mempunyai obyek atau lapangan tertentu yang jelas, dapat dipisahkan dari obyek pengetahuan yang lain
d. Ilmu tersebut mempunyai metode dan tujuan tertentu

B. SARAN
Agar pemerintah lebih memperhatikan pendidikan di Indonesia. Tidak hanya pendidikan formal di sekolah, tetapi juga pendidikan non-formal dan informal. Karena pendidikan tidak hanya ditentukan oleh pengalaman-pengalaman pendidikan formal, tetapi juga pengalaman-pengalaman pendidikan non-formal seperti pendidikan mayarakat baik lembaga-lembaga bimbingan (kursus) maupun pendidikan lingkungan sekitar dan informal seperti lingkungan keluarga yang merupakan pendidikan primer pada anak. Juga pemerintah lebih memperhatikan anak-anak dari keluarga kurang mampu yang membuat anak tersebut harus putus sekolah. Dengan cara lebih mengawasi pelaksanaan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di lapangan. Dan dengan merealisasikan dana anggaran 20% APBN dan APBD untuk penyelenggaraan pendidikan.










DAFTAR PUSTAKA

Alfianto,M. Dody, S.Ag dan Suwiarno , S.Ag. 2008. Berislam Menuju Kesalehan Individulis dan Sosia., Surakarta: LPID UMS

Barnadib, Prof. Imam,M.A.,Ph. 1990. Pendidikan Perbangdingan Buku Dua. Yogyakarta: Andi Offset.

Barnadip, prof.. Dra. Sutari Imam. 1976. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: fakultas Ilmu Pendidikan( FIP)- IKIP Yogyakarta

Jumali,Drs. Muhammad; Dra. Surtikanti, SH.; Dra. SA. Tuarat Aly; Dra. Sundari, SH.. 2004. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyan University Press UMS

Sukmadinata,Prof. Dr. Nana Syaodih. 2003. Landasan Pendidikan Teoritus dan Prakti., Bandung: PT Remaja Rosdakarya

TIM Dosen FIP- IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

W.J.S Poerwadarminta. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

WWW. Google.com. “Tentang Pendidikan Pemerintah”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar