Rabu, 25 November 2009

METODE OBSERVASI DALAM PENELITIAN SOSIAL BUDAYA KEAGAMAAN

METODE OBSERVASI
DALAM PENELITIAN SOSIAL BUDAYA KEAGAMAAN


Tulisan ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah:
Penelitian Sosial Budaya Keagamaan
Dosen Pengampu: Dr. Abdullah Aly













Disusun oleh:
Muhammad Hailan: G.000.080.062





FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
METODE OBSERVASI
DALAM PENELITIAN SOSIAL BUDAYA KEAGAMAAN
Observasi merupakan salah satu metode utama dalam penelitian sosial budaya keagamaan. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang paling alamiah dan paling banyak digunakan tidak hanya dalam dunia keilmuan, tetapi juga dalam berbagai aktivitas kehidupan.
Berikut akan kami paparkan sedikit tentang metode observasi dalam penelitian sosial budaya keagamaan, yang meliputi pengertian, macam-macamnya, bagaimana cara-caranya dan apa-apa yang harus di observasi atau sasaran dari observasi.
I. PENGERTIAN
Secara umum, observasi berarti pengamatan, penglihatan. Sedangkan secara khusus dalam dunia penelitian, observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena sosial-keagamaan (perilaku, kejadian-kejadian, keadaan, benda, dan simbol-simbol tertentu) selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam, memotret fenomena tersebut guna penemuan data analisis .
Adapun pengertian yang lain tentang observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian .

II. MACAM-MACAM OBSERVASI
a. Observasi Partisipasi
Dalam Observasi ini seorang observer memerankan peranan yang ganda, sebagai pengamat dan sekaligus menjadi menjadi bagian dari yang diamati. Dalam penelitian sosial-keagamaan, observasi lebih memungkinkan bagi peneliti untuk menggali dalam dalam perspektif subjek yang diteliti (inner perspctive). Dengan begitu dunia makna, struktur kognitif subjek yang diteliti seperti pikiran, perasaan, emosi, cita-cita, pengalaman spiritual, penghayatan, penilaian, kebahagiaan dan suasana hatinya dapat diungkap lebih dalam dan lebih utuh. Pengamatan ini memungkinkan peneliti dapat berkomunikasi secara akrab dan leluasa (enjoy) dengan subjek yang diteliti dan memungkinkan untuk bertanya secara lebih rinci dan detail serta terhadap hal-hal yang tidak dikemukakan kepada peneliti lain. Observasi ini dapat dibedakan dalam tiga jenis:
(1) Berpartisipasi secara lengkap, dalam arti peneliti menjhadi anggota penuh dari kelompok yang diamati sehingga peneliti mengetahui dan menghayati secara utuh dan mendalam sebagaimana yang dialami subjek yang diteliti lainnya. (2) Berpartisipasi secara fungsional, maksudnya peneliti sebenarnya bukan anggota asli kelompok yang diteliti, melainkan dalam event-event tertentu bergabung dan berpartisipasi dengan subjek yang diteliti dalam kapasitas sebagai pengamat. (3) Berpartisipasi sebagai pengamat, maksudnya peneliti ikut berpartisipasi dengan kelompok subjek yang diteliti, tetapi hubungan antara peneliti dan subjek yang diteliti bersifat terbuka, tahu sama tahu, akrab, bahkan subjek yang diteliti sebagai sponsor penelitian itu sendiri, yang kepentingan penelitian tidak hanya bagi peneliti, melainkan juga bagi subjek yang diteliti.
b. Observasi Biasa
Observasi biasa adalah suatu prosedur dalam mana peneliti mengamati perilaku orang lain atau keadaan lingkungannya dalam keadaan alamiah, tetapi peneliti tidak melakukan partisipasi terhadap kegiatan dilingkungan yang diamati. Berbeda dengan observasi partisipan, observasi biasa ini tidak banyak menuntut peranan tingkah laku atau keterlibatan peneliti terhadap kegiatan atau fenomena dari subjek yang diteliti. Pehatian peneliti terfokus kepada bagaimana mengamati, menghayati, merekam, memotret, mempelajari, dan mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti. Observasi ini dapat bersifat tertutup, dalam artian tidak diketahui oleh subjek yang diteliti, ataupun bersifat terbuka yakni diketahui oleh subjek yang diteliti.

III. CARA OBSERVASI
a. Observasi Secara Langsung. Adalah observasi yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang diselidikinya.
b. Observasi tidak langsung. Adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki. Misalnya peristiwa tersebut di amati melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian foto.

IV. SASARAN OBSERVASI
Spradely, mengemukakan ada tiga sasaran observasi, yaitu pelaku (aktor), tempat dan kegiatan. Sementara itu Suparlan (1989), merincinya sebagai berikut:
1. Ruang atau waktu, setiap gejala (benda, peristiwa, orang, dan hewan) selalu berada dalam ruang atau tempat tertentu. Bahkan keseluruhan dari benda atau gejala yang ada dalam ruang yang menciptakan suatu suasana tertentu patut diperhatikan oleh si peneliti. Sepanjang hal itu mempunyai pengaruh terhadap gejala-gejala yang diamatinya.
2. Pelaku, pengamatan terhadap pelaku mencakup ciri-ciri tertentu yang dengan ciri-ciri tersebut sistem kategorisasi yang berpengaruh terhadap struktur interaksi dapat terungkapkan.
3. Kegiatan. Dalam ruang atau tempat tersebut para pelaku tidak hanya berdiam diri saja tetapi melakukan kegiatan-kegiatan, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan yang dapat ,mewujudkan adanya serangkaian interaksi diantara mereka.
4. Benda-benda atau alat. Semua benda atau alat-alat yang berada dalam ruang tempat yang digunakan oleh para pelaku dalam melakukan kegiatan-kegiatannya atau ada kaitannya dengan kegiatan-kegiatannya haruslah diperhatikan dan dicatat oleh si peneliti.
5. Waktu. Setiap kegiatan pelaku berada dalam suatu tahap-tahap waktu yang berkesinambungan.
6. Peristiwa. Dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku, bisa terjadi peristiwa diluar kegiatan-kegiatan yang nampaknya rutin dan teratur itu terjadi peristiwa-peristiwa yang sebenarnya penting tetapi dianggap biasa harus tajam pengamatannya dan tidak lupa untuk mencatatnya.
7. Tujuan. Dalam kegiatan-kegiatan yang diamati bisa juga terlihat tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh para pelakunya sebagaimana terwujud dalam bentuk tindakan-tindakan dan ekspresi muka dan gerak tubuh atau juga dalam bentuk ucapan-ucapan dan ungkapan-ungkapan bahasa.
8. Perasaan. Pelaku-pelaku juga dalam kegiatan dan interaksi dengan sesama, para pelaku dapat terlihat dalam mengungkapkan perasaan-perasaan dan emosi-emosi mereka dalam bentuk tindakan, ucapan ekspresi muka dan gerak tubuh. Ha-hal semacam ini juga harus diperhatikan oleh si peneliti.

1 komentar:

  1. Apa perbedaan antara observasi secara langsung dan tidak langsung, dan bagaimana keduanya dapat digunakan dalam konteks penelitian sosial budaya keagamaan?
    Visit us Telkom University

    BalasHapus