Selasa, 09 November 2010

Makna Kepahlawanan di Zaman yang Berubah

Makna Kepahlawanan di Zaman yang Berubah PDF Print
Tuesday, 09 November 2010
Hari Pahlawan yang kita peringati setiap 10 November menjadi momen reflektif untuk merenungkan betapa orang bisa mengorbankan segalanya demi sesuatu yang ia percayai.
Perlawanan rakyat Surabaya 65 tahun silam mampu mengalahkan serangan dari Inggris yang mengerahkan kekuatan berpuluh kali lipat. Barisan tentara, milisi sipil, para santri, dan rakyat biasa bergabung dalam pertempuran yang terjadi selama tiga minggu. Pada pertempuran ini, ribuan orang gugur dan ratusan ribu rakyat harus mengungsi, namun kita menang. Merekalah para pahlawan, yang mungkin tak tercatat oleh buku sejarah, yang telah mengorbankan dirinya bagi sebuah impian besar bernama Indonesia yang merdeka. Kita akan terus mengenang jasa-jasa mereka.

Sebagai rasa hormat, kita perlu memikirkan kembali konteks dan makna kepahlawanan bagi kita saat ini. Kondisi Indonesia tentu berbeda jauh dengan tahun 1945.Kita tidak lagi menghadapi ancaman kolonialisasi dari penjajah bersenjata. Tantangan yang kita hadapi saat ini lebih berkaitan erat dengan bagaimana kita dapat mengelola bangsa ini agar dapat tumbuh, sejahtera, dan kuat di kancah internasional. Apa yang ingin kita sum-bangkan bagi anak-cucu kita di masa mendatang? Saya percaya, tidak ada satu pun di antara kita yang ingin dikenang dengan buruk.Kita semua tentu berharap agar mampu memberikan sebuah warisan yang indah bagi generasi penerus. Sebuah karya besar yang akan terus hidup, bahkan setelah kita tiada.

Semangat Kepahlawanan Modern

Menjadi seorang pahlawan di masa ini tentunya tidak sama dengan masa lalu. Indonesia sudah merdeka dan tidak lagi berada di bawah ancaman penjajahan bersenjata oleh bangsa asing.Namun, ini tidak berarti kita tidak membutuhkan sebuah semangat kepahlawanan untuk mengisi kehidupan kita.Kepahlawanan dibutuhkan di setiap masa kehidupan.Setiap kali ada ketakutan, kesewenangwenanganan dan ketidakadilan,di situlah jiwa kepahlawanan dibutuhkan untuk mengatasi keadaan tersebut.

Tidak ada satu pun bangsa atau individu yang ingin hidup di bawah bayang-bayang ketakutan, kesewenang-wenangan dan ketidakadilan. Kepahlawanan dinilai dari makna suatu tindakan, bahkan sampai tingkat yang terkecil. Seorang ayah yang bekerja keras dan tidak korupsi demi menghidupi keluarganya adalah pahlawan. Para relawan yang sekarang berjuang di Wasior,Mentawai,dan Merapi, serta seluruh relawan yang pernah bekerja memulihkan kondisi pascabencana adalah pahlawan kita. Agama Islam mengajarkan bahwa menyingkirkan duri di jalan adalah sebagian dari iman. Di situlah kita bisa belajar betapa tindakan kita sekecil apapun dapat bermakna bagi orang lain.Tidak ada pahlawan yang berencana menjadi pahlawan.

Tidak ada seorang pun pemuda Surabaya yang waktu itu risau apakah namanya akan tercatat di buku sejarah atau menjadi nama jalan protokol. Kepahlawanan adalah puncak altruisme, yaitu perhatian terhadap kebaikan orang lain dan orang banyak tanpa menghitung untung rugi bagi diri sendiri.Namun,yang dilakukan bukanlah pengorbanan buta, melainkan tindakan yang dipandu oleh nilai-nilai kebajikan moral. Pahlawan kita percaya, bahwa Indonesia merdeka adalah tujuan bangsa dan karenanya ia rela bekerja keras, bahkan hingga mengorbankan diri.

Sebagai generasi yang mewarisi kepahlawanan dan impian dari para pejuang dan pendiri bangsa ini, kita memiliki kewajiban untuk terus menjaga semangat mereka agar tetap hidup. Para Bapak Bangsa telah memberikan impian untuk kita wujudkan. Kita membutuhkan semangat kepahlawanan yang terwujud melalui hal-hal yang produktif dan berkelanjutan untuk para penerus kita. Bangsa ini membutuhkan generasi muda yang cerdas dan penuh inisiatif, serta mau bekerja keras,para guru yang mampu mencerdaskan bangsa, para politisi yang mampu mewujudkan aspirasi rakyat, dan kerelaan dari kita semua untuk terus berkarya tanpa kenal lelah demi kemajuan bersama. Kita juga perlu terus membina persatuan seperti yang dicontohkan oleh para pendahulu kita pada masa pergerakan nasional.

Tanpa persatuan,tak mungkin kita dapat mengatasi ancaman dan hambatan yang ada. Dulu para penjajah memahami betul hal ini, dan karena itulah mereka memecah belah kita agar bangsa ini terus bertikai satu sama lain.Namun, ketika kita bersatu, seperti pada 10 November 1945 di Surabaya, kita dapat mengalahkan musuh, bahkan dengan persenjataan yang jauh lebih sederhana. Indonesia mampu bersatu, meminggirkan kepentingan-kepentingan sesaat demi ikhtiar besar membangun negeri.

Kita akan menyatukan segala daya dan upaya untuk mewujudkan impian para Bapak Bangsa dan mewariskan sebuah bangsa yang besar dan sejahtera bagi anak cucu kita. Kiranya inilah makna kepahlawanan bagi kita di zaman yang penuh perubahan ini.(*)

Anas Urbaningrum
Ketua Umum DPP Partai Demokrat 
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/363083/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar