Rabu, 10 November 2010

Diplomasi Obama di Indonesia

Thursday, 11 November 2010
Diplomasi Obama di Indonesia 
AKHIRNYA Presiden Negara Adikuasa AS Obama datang ke Indonesia, setelah sebelumnya pada bulan Mei batal datang ke Indonesia karena masalah dalam negerinya. Semula, Obama dijadwalkan berkunjung ke Jakarta, tempat dia pernah menghabiskan empat tahun masa kanakkanaknya itu pada Maret 2010.
Rencana itu batal lantaran Presiden Obama tengah membahas masalah undang-undang tentang perawatan dan asuransi kesehatan bagi warga AS. Penundaan terulang kembali pada Juni, karena masalah tumpahnya minyak BP yang parah di perairan AS. Kedatangannya kali ini disambut dengan luar biasa oleh pemerintah Indonesia. Pengamanan yang super ketat dari mulai persiapan sampai pada saat penyambutan.
Tidak bisa dipungkiri, penyambutan yang luar biasa tersebut wajar karena tamunya juga istimewa dan kedatangan Obama sebagai Presiden AS, akan mendatangkan opini positif dari masyarakat internasional bahwa setidaknya Indonesia terlihat sejajar dengan negara adikuasa tersebut.
Kunjungan Presiden Obama memiliki arti yang penting, di mana momen ini dimanfaatkan untuk penandatanganan Comprehensive Partnerships Agreement (kerja sama dalam segala bidang secara konprehensif).
Tentu saja, kerja sama Indonesia dengan AS harus berpegang pada prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan. Dari segi politik, kedua negara tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri masing-masing.
Diplomasi Obama
Kunjungan Obama kali ini sarat makna, di tengah posisi yang kurang menguntungkan bagi Obama di dalam negeri AS. Banyak warga AS yang kemudian mulai tidak suka dengan gaya kepemimpinan yang ditampilkan oleh Obama.
Bahkan para pendukung Obama pada saat pilpres dua tahun lalu di Amerika Serikat, kini sudah mulai berubah haluan. Partai Demokrat pun yang mengusung Obama menuju kursi Presiden AS merasakan akibatnya. Dalam pemilu sela awal bulan ini, Partai Republik memenangi mayoritas kursi di DPR.
Nancy Pelosi, politisi senior Partai Demokrat yang sebelumnya memimpin parlemen, harus menyerahkan kursinya kepada John Boehner dari Partai Republik yang popularitasnya terus menanjak. Turunnya Pamor Obama di AS karena kondisi ekonomi yang belum juga pulih dan juga semakin meningkatnya pengangguran.
Kunjungan ke Indonesia dan beberapa negara dikawasan Asia, dimanfaatkan oleh Obama untuk menjajaki kemungkinan kerjasama diberbagai bidang, setelah kunjungannya ke India, diharapkan kunjungannya ke Indonesia juga membuahkan hasil positif. Diplomasi tidak akan terlepas dari kepentingan.
Bahkan KM Panikkar (SL Roy, 1989) menyatakan bahwa diplomasi adalah seni mengedepankan kepentingan suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain. Sosok Obama yang sudah akrab dengan warga Menteng, bisa dimanfaatkan oleh Obama tanpa harus susah-susah menarik simpati.
Bagi negara mana pun tanpa terkecuali AS, mempunyai beberapa tujuan dari upaya diplomasi yang dilakukan antara lain pertama, tujuan politik. Untuk mencapai tujuan ini bisa dicapai dengan memperkuat hubungan dengan negara sahabat, memelihara hubungan yang erat dengan negara-negara yang sehaluan dan menetralisir negara yang memusuhi.
AS bisa dikatakan memiliki segalanya , untuk mencapai tujuan ini tidaklah terlalu sulit, karena hanya mengandalkan kekuatan. Apalagi negara yang dituju adalah Indonesia yang notabene sudah familiar dengan diri Obama. Bahkan Obama percaya bahwa dukungan Indonesia terhadap dirinya masih sangat kuat.
Setelah beberapa tahun yang lalu sempat menjalani diplomasi yang tidak nyaman dengan Indonesia karena masalah terorisme, sekarang saat yang tepat untuk membangun hubungan yang labih baik dengan Indonesia.
Ben Rhodes, Wakil Penasihat Keamanan Nasional Obama Urusan Komunikasi Strategis menyatakan bahwa Indonesia dilihat sebagai persimpangan yang sangat banyak manfaatnya bagi kepentingan utama Amerika dan sebagai mitra yang sangat penting bagi masa depan kepentingan Amerika di Asia dan dunia.
Kedua, tujuan ekonomi. Menurut Kamar Dagang AS, Amerika Serikat hanya mengekspor barang senilai 6 miliar dolar AS ke Indonesia setiap tahun, sehingga menjadikannya pasar terbesar ke-37 bagi AS. Sebagai Negara kapitalis, Indonesia sangat tepat dijadikan sebagai tempat berpijak bagi pasar AS.
Beberapa industri makanan cepat saji dan industri tekstil juga sudah merasuk dihati masyarakat Indonesia dan menjadi favorit. Sebut saja Dunkin Donut, KFC, Mc Donald, dan restoran cepat saji lainnya yang tersebar di hampir seluruh kota besar di Indonesia.
Ketiga, tujuan kultural. Dalam kunjungannya, Obama juga memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia. Tema yang diangkat adalah tentang toleransi hidup beragama dan kebebasan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa Obama secara psikologis sangat tertarik dengan keberagaman yang ada di Indonesia tetapi tetap bisa hidup rukun.
Saya rasa kesan yang ingin dibangun oleh Obama adalah hidup dalam damai, tanpa perang dan perselisihan, yang secara kultural selalu ditunjukkan oleh AS sebagai negara yang arogan dengan kekuatannya yang mampu menghancurkan negara lain yang tidak sehaluan seperti kebijakan AS di masa Bush dengan melumpuhkan Afghanistan dan Irak.
Keempat, tujuan ideologi. Tujuan ini bisa dengan mudah dilihat pada masa perang dingin. Dengan adanya dua kekuatan besar yaitu AS dan Uni Soviet, yang memiliki ideologi yang berbeda saling membentuk kekuatan dengan menarik negara lain untuk ikut kekubunya. Pasca perang dingin, konstelasi politik internasional berubah.
Seperti yang diramalkan oleh Huntington, bahwa adanya Clash of civilization, bisa menjadi salah satu acuan bagi Obama untuk membangun hubungan yang baik dengan negara-negara muslim. Dalam skala internasional, Obama ingin melihat kondisi hubungan Barat-Islam, sebagai sesuatu yang normal.
Tak heran kalau ia mengambil momentum ini, untuk menunjukkan sikap positifnya itu. Ucapan selamat berpuasa dan Idulfitri serta mengunjungi masjid, merupakan bentuk pernyataannya secara fisik dan terbuka. Untuk perdamaian dunia, hubungan antaragama dan antarbangsa.
Tidak bisa dipungkiri setiap negara mempunyai tujuan diplomatik yang ingin ditonjolkan untuk mencapai keinginannya. Obama bisa mencapai keinginannya, dengan kunjungan selama 2 hari di Jakarta. Pro dan Kontra tentang kedatanganya di Indonesia menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan itu merupakan suatu kewajaran, ditengah kontroversi yang melanda negara adidaya tersebut.  f Anna Yulia Hartati SIP MA Peneliti Lab. Diplomasi, dan Dosen FISIP/Hubungan Internasional Universitas Wahid Hasyim Semarang
http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=42805&Itemid=62

Tidak ada komentar:

Posting Komentar