Rabu, 10 November 2010

TAJUK,Indonesia di Antara China dan Amerika

TAJUK,Indonesia di Antara China dan Amerika PDF Print

Wednesday, 10 November 2010
DALAM waktu yang bersamaan dua pemimpin negara raksasa ekonomi dunia mengunjungi negeri ini.
Kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan Ketua Parlemen China Wu Bangguo telah memberi iklim optimisme yang luar biasa terhadap pemerintah.Kedua pemimpin tersebut membawa pesan yang pada intinya sama, yaitu penguatan kerja sama dengan pihak Indonesia.Kita boleh berbangga karena kedua raksasa ekonomi tersebut tidak lagi melihat Indonesia dengan sebelah mata. Momentum tersebut jangan sampai berlalu begitu saja.

Tak perlu diperdebatkan, apakah Indonesia akan memilih lebih dekat dengan China sebagai sesama negara Asia yang menunjukkan kekuatan ekonomi yang terus bertumbuh spektakuler atau dengan AS yang selama ini sudah dipahami sebagai pengendali ekonomi global meski belakangan sempat terpuruk karena tersapu krisis finansial. Kita harus melihat dengan jernih bahwa kedua negara tersebut adalah pasar yang begitu besar buat Indonesia,yang sama-sama memiliki jumlah penduduk lebih besar dari negeri ini.

Secara terbuka,Obama menyatakan bahwa AS memiliki kepentingan besar terhadap Indonesia,khususnya di bidang ekonomi.“AS memiliki kepentingan dengan Indonesia,sebab Indonesia dapat mengubah perekonomian global,” kata orang nomor satu AS itu di depan publik Indonesia. Masalahnya, bagaimana kita bisa meraih keuntungan dari ketertarikan Negeri Tirai Bambu dan Negeri Paman Sam yang kini bersaing, bahkan berseteru,untuk menjadi pemegang supremasi kemajuan ekonomi dunia? Meski kunjungan Obama ke Indonesia teramat singkat karena tidak sampai 24 jam, hal itu sangat bermakna tidak hanya dari sisi ekonomi di mana Obama menyatakan komitmen untuk meningkatkan investasi dan perdagangan di Indonesia,tapi juga memberi inspirasi dan semangat yang luar biasa bagi bangsa ini.

Menyimak kuliah umum Obama di kampus Universitas Indonesia (UI) sepertinya membangunkan kita dari tidur bahwa potensi Indonesia untuk menjadi negara besar bukanlah sekadar impian. Kriteria untuk menjadi negara besar yang kuat semua sudah dalam genggaman. Berkali-kali Obama mengungkapkan bahwa dalam berbagai hal Indonesia tidak berbeda dengan AS. Obama sendiri dalam kunjungan yang sangat dinanti-nantikan itu mengusung tiga agenda utama yang tertuang dalam perjanjian kemitraan komprehensif.Di antaranya fokus pada peningkatan investasi dan perdagangan. Obama mengakui,AS sangat berkepentingan agar perekonomian Indonesia dapat bertumbuh dengan cepat dan lebih kuat.

Bila ekonomi Indonesia berkembang lebih baik, artinya peluang pasar bagi AS di Indonesia semakin terbuka luas.Karena itu,“Kita perkuat hubungan investasi dan hubungan dagang karena dapat menciptakan hubungan yang lebih baik di antara kedua negara,” tegas Obama yang sudah mengklaim Indonesia sebagai kampung halamannya. Bila kita menilik data statistik dalam tiga tahun terakhir ini, nilai investasi AS ke Indonesia terus menunjukkan peningkatan yang pesat.Tahun 2008, nilai investasi AS tercatat USD157 juta, kemudian meningkat menjadi USD171 juta pada 2009, dan melambung tinggi menembus USD871 juta di luar minyak dan gas pada kuartal ketiga tahun ini.

Peningkatan investasi AS yang begitu besar menunjukkan para investor asal negara adidaya itu semakin mengenal potensi yang ada di negeri ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang makin kondusif. Dilihat dari peringkat negara yang menanamkan modal di Indonesia, AS berada di urutan ketiga. Dalam bidang perdagangan,peran AS juga sangat menonjol belakangan ini.Negeri Obama menjadi tujuan ekspor kedua terbesar Indonesia.Pemerintah mengakui, sepanjang tahun ini perdagangan AS-Indonesia menunjukkan tren meningkat yang diperkirakan akan mencetak nilai tak kurang dari USD21 miliar setelah sempat terkoreksi pada tahun lalu.

Langkah AS menjadikan Indonesia sebagai mitra strategis di bidang investasi dan perdagangan diyakini bakal diikuti negara lain. Meski kedatangan Obama dan Bangguo telah membawa angin segar bagi Indonesia, hal itu tidak akan membawa dampak apa-apa kalau kita sendiri tidak melakukan terobosan yang berarti.Kunjungan kedua pemimpin raksasa ekonomi dunia itu secara tidak langsung sudah mendongkrak kepercayaan Indonesia di tingkat internasional, baik yang berkaitan di bidang investasi maupun perdagangan.(*)

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/363322/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar