Rabu, 10 November 2010

Pulang Kampung Nih

Pulang Kampung Nih PDF Print

Wednesday, 10 November 2010
Assalamualaikum,salamsejahtera. Terima kasih kepada Universitas Indonesia beserta staf, mahasiswa, dan Bapak Gumilar Rusliwa Somantri atas keramahan kalian.
Terima kasih atas sambutan luar biasa ini. Terima kasih warga Jakarta dan terima kasih warga Indonesia. Pulang kampung nih. Saya sangat senang bisa ke Indonesiabersama Michelle.Sayangnya, kunjungan ini sangat singkat.Tapi saya sedang berencana untuk kembali setahun mendatang saat Indonesia menjadi tuan rumah East Asia Summit (Forum Pertemuan Asia Timur). Sebelum melangkah lebih jauh, saya ingin mengatakan bahwa saya bersimpati dengan warga Indonesia yang mengalami bencana tsunami dan letusan gunung berapi,terutama bagi mereka yang harus kehilangan orang yang dicintainya ataupun mereka yang telantar.

Saya ingin Anda tahu bahwa Amerika Serikat (AS) selalu berdiri bersama Indonesia dalam menangani bencana alam seperti ini dan kami senang karena bisa memberikan bantuan yang dibutuhkan. Sebagai tetangga, kita harus saling membantu, terutama kepada keluarga-keluarga yang telantar. Saya tahu kekuatan yang bangsa Indonesia miliki akan membuat bangsa ini mampu melewati semuanya seperti yang pernah mereka tunjukkan dahulu.

Masa Kecil

Saya akan memulai dengan sebuah pernyataan sederhana: Indonesia adalah bagian dari saya.Pertama kali saya datang ke negeri ini adalah saat ibu saya menikah dengan pria Indonesia bernama Lolo Soetoro. Sebagai anak kecil, saya datang ke sebuah dunia yang berbeda, tapi orang-orang Indonesia dengan cepat membuat saya merasa tinggal di rumah sendiri. Jakarta sekarang jelas sangat berbeda dengan saat saya kecil dulu. Saat itu,Jakarta hanya memiliki sedikit gedung-gedung tinggi.Kembali ke 1967–1971, saat itu Hotel Indonesia adalah salah satu dari sedikit gedung tinggi yang ada di Jakarta dan hanya ada satu department store,yaitu Sarinah.

Becak dan bemo adalah kendaraan automotif yang ada saat itu.Jumlah jalan raya kalah jalan kampung. Kami tinggal di Menteng Dalam, di sebuahrumahkecilyangdidepannya ada pohon mangga.Saya belajar bagaimana mencintai Indonesia dengan cara bermain layang-layang sambil menyusuri sawah, menangkap capung,serta membeli sate dan bakso dari penjual keliling. Saya masih ingat bagaimana memanggil penjualnya: bakso,sate! Enak,ya. Indonesia memiliki ribuan pulau, ratusan bahasa serta suku dari berbagai wilayah dan kelompok etnis.Pengalaman di Indonesia banyak membantu saya untuk menghargai nilai-nilai kemanusiaan seluruh bangsa.

Seperti kebanyakan warga Indonesia,ayah saya dibesarkan sebagai seorang muslim. Dia sangat percaya bahwa semua agama harus dihargai. Dalam hal ini, dia merefleksikan semangat toleransi beragama yang terabadikan dalam UU di Indonesia. Nilai itu pulalah yang masih tetap tinggal dan menjadi karakter Indonesia. Saya tinggal di Indonesia selama empat tahun. Masa-masa itu telah membentuk masa kecil saya.Suatu masa di mana saya bisa melihat adik perempuan saya, Maya, lahir dan masa yang memberi kesan sangat kuatkepadaibusaya sehinggamembuat dia tetap kembali ke Indonesia selama 21 tahun untuk bekerja dan melakukan perjalanan di Indonesia.

Wilayah-wilayah yang dikunjunginya dan orang-orang yang berada di sana selalu berada di hati ibu saya selama hidupnya.Saya begitu terhormat saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan penghargaan untuknya semalam. Saya pun yakin ibu saya bangga dengan apa yang beliau dedikasikan selama ini. Begitu banyak hal yang berubah dalam empat dekade sejak saya kembali ke Hawaii. Jika saya bertanya kepada teman, terutama teman sekolah saya yang tahu bahwa suatu saat nanti saya akan kembali,saya yakin di antara kami tidak ada yang menyangka bahwa saya akan kembali ke Jakarta sebagai Presiden Amerika Serikat.

Saat ayah tiri saya masih anakanak, dia melihat ayahnya sendiri dankakaknya meninggalkanrumah untuk berjuang dan kemudian gugur saat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Saya senang berada di sini saat Indonesia memperingati Hari Pahlawan untuk menghormati pahlawan yang mengorbankan dirinya demi negara besar ini. Dalam tahun-tahun terakhir,dunia melihat harapan ketika Indonesia sanggup menjalani transformasi kekuatan secara damai dan Indonesia sanggup memilih pemimpinnya sendiri melalui pemilu.Demokrasi Anda disimbolkan dengan terpilihnya presiden dan anggota legislatif secara langsung.

Demokrasi Indonesia juga dipertahankan dan dikembangkan melalui mekanisme check and balance, masyarakat sipil yang dinamis, partai- partai, media yang mencerminkan kebebasan pers, serta warga negara yang memastikan bahwa Indonesia akan tetap mempertahankan demokrasi.Tidak ada kata mundur untuk demokrasi. Meski negara masa kecil saya telah banyak berubah,beberapa hal yang saya pelajari tentang Indonesia ialah semangat toleransi yang tertanam dalam konstitusi. Ini terlihat pada keberadaan masjid, gereja, dan kuil yang berdiri bersebelahan satu dengan yang lain. Bhinneka Tunggal Ika, perbedaan dalam kesatuan. Ini adalah dasar negara Indonesia yang dapat dijadikan contoh untuk dunia dan inilah kenapa Indonesia memegang peranan penting di abad ke-21.

Pembangunan

Hari ini saya kembali ke Indonesia tidak hanya sebagai kawan, tapi juga sebagai presiden yang mencari kemitraan mendalam dan kokoh antardua negara.Karena sebagai negara besar dan memiliki keragaman,sebagai tetangga di kedua sisi lautan Pasifik,dan sebagai negara berdemokrasi,Amerika Serikat dan Indonesia terikat bersama oleh kepentingan-kepentingan dan nilai-nilai bersama.

Kemarin, Presiden Yudhoyono dan saya mengumumkan sebuah kemitraan komprehensif baru antara Amerika Serikat dan Indonesia. Kita meningkatkan ikatan antarpemerintahan di berbagai area.Dan,yang terpenting,kita meningkatkan ikatan antarmasyarakat kami. Ini adalah kemitraan setara, didasari oleh kepentingan bersama dan saling menghormati. Pertemanan antara Amerika Serikat dan Indonesia dapat memajukan kepentingan bersama kita di dalam pembangunan.Saat saya pindah ke Indonesia,sangat sulit membayangkan masa depan di mana kesejahteraan keluarga di Chicago dan Jakarta akan dihubungkan. Akan tetapi ekonomi kita saat ini telah mengglobal dan Indonesia telah mengalami globalisasi sejak terjadinya krisis moneter di tahun 1990-an.

Amerika mengambil bagian dalam pertumbuhan Indonesia.Kemakmuran yang merata di antara masyarakat Indonesia akan menimbulkan peningkatan kelas menengah,yang berarti pasar baru untuk barang-barang kami.Seperti halnya Amerika adalah pasar bagi barang-barang asal Indonesia. Oleh karena itu, kami berinvestasi lebih di Indonesia.Ekspor kami telah tumbuh hampir 50% dan kami membuka pintu bagi masyarakat Amerika dan Indonesia untuk melakukan bisnis satu sama lain. Amerika bersama Indonesia juga memainkan peran dalam ekonomi global.

Itulah mengapa G-20 saat ini menjadi pusat kerja sama ekonomi internasional sehingga negara-negara berkembang seperti Indonesia memiliki suara dan tanggung jawab yang besar. Indonesia harus memimpin di panggung dunia dan menjadi contoh dalam hal transparansi dan akuntabilitas antikorupsi. Amerika bersama Indonesia menargetkan pembangunan yang berkelanjutan karena hal itu menentukan kualitas hidup dan kesehatan planet kita. Itulah sebabnya kami mengembangkan teknologi energi bersih yang dapat memperkuat industri dan melestarikan sumber daya alam Indonesia yang berharga.Amerika juga menyambut kepemimpinan kuat negara anda dalam upaya global untuk memerangi perubahan iklim.

Inilah isu-isu yang benar-benar penting dalam kehidupan kita sehari- hari.Pembangunan bukan hanya tentang tingkat pertumbuhan dan angka-angka pada neraca keseimbangan. Ini adalah soal apakah seorang anak bisa mendapatkan keterampilan yang mereka butuhkan dan berhasil dalam dunia yang terus berubah? Ini adalah tentang apakah ide yang bagus diperbolehkan untuk tumbuh menjadi bisnis dan tidak dicekik oleh korupsi?

Demokrasi dan HAM

Pembangunan semacam itu tidak terlepas dari peran demokrasi. Hari ini, kita sering mendengar bahwa demokrasi berdiri seiring dengan pertumbuhan ekonomi.Ini bukanlah sebuah argumen baru. Seperti halnya demokrasi di negara mana pun,Anda telah melihat berbagai hambatan selama di perjalanan. Amerika tidaklah berbeda. Konstitusi kita sendiri berbicara tentang upaya untuk menempa sebuah ”persatuan lebih sempurna” dan itu adalah sebuah perjalanan yang kita tempuh sejak perang sipil dan perjuangan untuk memperluas hak semua warga negara kita.Namun, hal itu adalah proses yang memungkinkan kami menjadi lebih kuat dan lebih sejahtera, lebih adil dan bebas.

Seperti negara-negara lain yang muncul dari penjajahan pada abad lalu, Indonesia berjuang dan berkorban untuk hak Anda. Itulah makna dari Hari Pahlawan. Tapi Anda juga akhirnya memutuskan bahwa kebebasan bukan berarti mengganti tangan penjajah yang kuat dengan kekuatan anda sendiri. Tentu saja,demokrasi akan tak beraturan.Tidak semua orang menyukai hasil tiap pemilu.Anda akan melalui masa pasang surut. Namun,semua itu menjadi perjalanan berharga.Dibutuhkan lembaga- lembaga yang kuat untuk mengontrol kekuasaan. Dibutuhkan pasar terbuka yang memungkinkan individu untuk berkembang.Dibutuhkan pers bebas dan sistem peradilan yang independen untuk membasmi penyalahgunaan dan korupsi.

Dibutuhkan masyarakat yang terbuka dan warga yang aktif untuk menolak ketidaksetaraan dan ketidakadilan. Ini adalah kekuatan yang akan mendorong Indonesia. Indonesia telah menunjukkan peran di pentas luar negeri.Indonesia mengambil inisiatif untuk mendirikan Forum Demokrasi Bali, sebuah forum terbuka bagi negaranegara untuk berbagi pengalaman dan pelatihan yang baik dalam pengembangan demokrasi.Indonesia juga berada di garis depan dalam mendorong ASEAN untuk lebih memperhatikan hak asasi manusia.

Negara-negara Asia Tenggara harus memiliki hak untuk menentukan nasib mereka sendiri dan Amerika Serikat akan sangat mendukung hak itu.Karena tidak ada alasan batasan negara dalam hal menghormati hak asasi manusia. Itulah makna pembangunan dan demokrasi. Gagasan bahwa nilainilai tertentu adalah universal.Kemakmuran tanpa kebebasan hanya bentuk lain dari kemiskinan.Karena ada aspirasi bahwa manusia adalah makhluk yang berbagi.Kebebasan mengandaikan bahwa pemimpin Anda bertanggung jawab kepada Anda dan bahwa Anda tidak akan dipenjara karena tidak setuju dengan mereka; kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan bekerjadengankebanggaan; kebebasanuntukmeyakiniiman Andatanpa rasa takut atau pembatasan.

Agama

Agama adalah topik terakhir yang ingin saya sampaikan hari ini. Dan, seperti halnya demokrasi dan pembangunan,itu adalah kisah fundamental bagi Indonesia.Seperti negara-negara Asia lain yang saya kunjungi dalam perjalanan ini, Indonesia kental dengan spiritualitas, suatu tindakan di mana orang menyembah Tuhan dengan berbagai cara. Berjalan berdampingan dengan keberagaman tersebut, Indonesia juga menjadi rumah bagi penduduk muslim terbesar di dunia. Suatu kenyataan yang saya ketahui ketika saya sewaktu kecil mendengar panggilan azan.

Individu tidak didefinisikan semata- mata oleh iman mereka.Tapi kita juga mengetahui bahwa hubungan antara Amerika Serikat dan komunitas muslim telah membara selama bertahun-tahun. Sebagai presiden, saya telah membuat prioritas untuk mulai memperbaiki hubungan ini. Sebagai bagian dari upaya itu, saya pergi ke Kairo Juni lalu dan menyerukan sebuah babak baru antara Amerika Serikat dan dunia Islam di seluruh dunia. Saat itu saya berkata dan akan saya ulangi sekarang,bahwa tidak ada satu pun pidato yang bisa membasmi ketidakpercayaan selama bertahun-tahun.Tapi saya percaya saat itu dan saya percaya hari ini bahwa kita mempunyai pilihan.

Pertama kita memilih untuk didefinisikan oleh perbedaan dan menyerah pada masa depan yang berisi kecurigaan dan ketidakpercayaan. Atau,kita dapat memilih untuk melakukan kerja keras membentuk tanah milik bersama dan berkomitmen untuk terus mengejar kemajuan. Itulah yang telah kita lakukan. Itulah yang akan kita lakukan. Penduduk sipil tak bersalah di Amerika,Indonesia,dan di seluruh dunia masih menjadi target oleh kekerasan kaum ekstremis. Saya tegaskan bahwa Amerika tidak dan tidak akan pernah berperang dengan Islam. Sebaliknya, kita semua harus bekerja sama mengalahkan Al Qaeda dan jaringanjaringannya yang tidak berhak mengklaim sebagai pemimpin agama apa pun. Ini bukan tugas Amerika saja.

Di Indonesia,Anda telah membuat kemajuan dalam membasmi teroris dan memerangi kekerasan tersebut. Di Afghanistan, kami terus bekerja dengan koalisi negara-negara untuk membangun Pemerintah Afghanistan demi mengamankan masa depan mereka.Sementara itu, kami telah membuat kemajuan pada salah satu komitmen utama kami, yaitu mengakhiri perang di Irak.Hampir 100.000 pasukan Amerika telah meninggalkan Irak dalam masa pemerintahan saya.Dan kami akan terus mendukung pemerintahan inklusif di Irak.

Di Timur Tengah, kita telah dihadapkan pada sebuah kemunduran, tapi kami terusmenerus mengejar perdamaian. Israel dan Palestina memulai kembali pembicaraan langsung, tetapi tetap terkendala hambatan besar. Tidak ada yang bisa berpandangan bahwa perdamaian dan keamanan akan datang dengan mudah.Tapi tidak ada keraguan. Dua negara, Israel dan Palestina, dapat hidup berdampingan dalam damai dan keamanan.Itu adalah tujuan kami. Saya percaya, sejarah Amerika dan Indonesia memberi kita sebuah harapan. Sebelum saya datang ke sini, saya mengunjungi Masjid Istiqlal, tempat ibadah yang masih dalam pembangunan ketika saya tinggal di Jakarta.

Saya mengagumi kubah Istiqlal yang menjulang tinggi, megah,dan suasana yang ramah. Istiqlal berarti kemerdekaan dan konstruksinya menjadi bagian bukti perjuangan bangsa untuk kebebasan. Selainitu,Istiqlal merupakan rumah ibadah bagi ribuan muslim yangdirancangoleharsitekKristen. Layaknya semangat bangsa Indonesia.Layaknya pesan filsafat inklusif Indonesia,Pancasila.Negara ini berada di atas samudera perdamaian, tempat di mana orang memilih untukmenyembah Tuhanyang diyakini mereka masing-masing. Islam berkembang,tetapi begitu juga agama lain.

Di Indonesia kita bisa menemukan keberhasilan dijembataninya berbagai ras dan agama. Sebagai seorang Kristen yang mengunjungi sebuah masjid pada kunjungan kali ini, saya menemukan itu dalam kata-kata seorang pemimpin (ulama) yang bertanya perihal kunjungan saya dan berkata,“ Muslim juga diperbolehkan dalam gereja. Kita semua adalah pengikut Tuhan.” Sebagai penutup, saya mengucapkan kepada seluruh rakyat Indonesia,terima kasih. Assalamualaikum.(*)

Disarikan dari pidato Presiden AS Barack Obama di Kampus Universitas Indonesia,Depok, 10 November 2010

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/363320/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar